Contoh Ketiga Kultum tentang Akhlak
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ الله، لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِالله وَ بَعْدُ
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini.
Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam.
Dalam ajaran Islam, akhlak merupakan salah satu inti diutusnya Rasulullah. Nabi Muhammad SAW diutus untuk memperbaiki akhlak manusia.
Masyarakat Arab jahiliah waktu itu seolah tidak mengenal akhlak. Mereka memperlakukan budak seenaknya dan merendahkan martabat perempuan.
Dalam Alquran disebutkan uswah atau teladan yang baik pada diri Rasulullah SAW untuk dicontoh semua umatnya.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21)
Ayat yang mulia ini merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan tiap Muslim agar meniru Rasulullah Saw dalam semua ucapan dan perbuatannya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Keluarga adalah pintu gerbang awal anak mendapatkan pendidikan tentang keimanan, akhlak dan kehidupan. Karena itu, perlu diketahui cara mendidik anak dalam Islam yang baik dan benar agar kelak anak tumbuh dengan karakter positif terutama dalam hal agama.
Cara mendidik anak dalam Islam sudah disebutkan dalam Al Qur'an, Surat Luqman. Allah SWT berfirman:
{وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13) وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (15) }
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman, ayat: 13-15).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Allah SWT menyebutkan kisah Luqman dengan sebutan yang baik, bahwa Dia telah menganugerahinya hikmah; dan Luqman menasihati anaknya yang merupakan buah hatinya, maka wajarlah bila ia memberikan kepada orang yang paling dikasihinya sesuatu yang paling utama dari pengetahuannya.
Ada banyak cara mendidik anak dalam Islam sesuai Al Qur'an dan Sunnah Nabi.
Pertama, Menanamkan Ketauhidan
Hal pertama yang Luqman pesankan dalam ayat tersebut di atas kepada anaknya ialah hendaknya ia menyembah Allah semata, jangan mempersekutukannya dengan sesuatu pun.
{إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}
"Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: 13).
Ayat tersebut mengisyaratkan bagaimana seharusnya para orang tua mendidik anaknya untuk mengesakan penciptanya dan memegang prinsip tauhid dengan tidak menyekutukan Tuhannya. Kemudian anak – anak hendaklah diajarkan untuk mengerjakan sholat. Sehingga terbentuk manusia yang senantiasa kontak dengan penciptanya.
Kedua, Penanaman pendidikan pada masa anak-anak itu sangatlah penting agar anak memiliki bekal dalam hidup selanjutnya. Dan pendidikan yang relevan ditanamkan pada masa ini adalah pendidikan akhlak.
Pendidikan akhlak harus dilakukan sejak dini, sebelum kerangka watak dan kepribadian seorang anak yang masih suci itu diwarnai oleh pengaruh lingkungan (millieu) yang belum tentu paralel dengan tuntunan agama.
Al-Qur’an telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pendidikan akhlak pada anak – anak yang tertuang dalam surat Lukman.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Ketiga, ajarkan berbuat baik kepada orang tua. Islam mendidik anak-anak untuk selalu berbuat baik terhadap orang tua sebagai rasa terima kasih atas perhatian, kasih sayang dan semua yang telah mereka lakukan untuk anak-anaknya. Bahkan perintah untuk bersyukur kepada orang tua menempati posisi setelah perintah bersyukur kepada Allah.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (لقمان : 14)
Artinya : “Dan kamu perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap dua orang ibu bapaknya : ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Akulah kamu kembali ”. (Q.S. Luqman : 14). [5].
Kemudian anak-anak hendaklah diajarkan untuk mengerjakan sholat. Sehingga terbentuk manusia yang senantiasa kontak dengan penciptanya.
يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ (لقمان: 17)
Artinya : “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang munkar…”. (Q.S. Luqman : 17).
Untuk mendidik anak agar rajin melaksanakan sholat, orang tua harus mencontohkannya.
Marilah kita teladani akhlak Nabi SAW dan menghindari apa yang dikhawatirkan Rasulullah SAW sehingga kita menjadi muslim yang kaffah dan pada akhirnya kita akan mendapatkan syafaat beliau dan mendapatkan ridlo dari Allah. SWT. Amin ya robbal alamin.
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News