Hikmah

Mengenal Hajar Aswad, Batu dari Surga yang Kelak Jadi Saksi Bagi Penciumnya

Kastolani Marzuki ยท Rabu, 05 Mei 2021 - 14:32 WIB
Mengenal Hajar Aswad, Batu dari Surga yang Kelak Jadi Saksi Bagi Penciumnya
Hajar Aswad atau batu hitam yang terletak di sudut Kakbah memiliki keistimewaan bagi yang bisa mencium atau mengusapnya. (Foto: istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah Arab Saudi merilis foto terbaru yang menampilkan Hajar Aswad dari dekat, Senin (3/5/2021). Gambar tersebut belum pernah dilihat sebelumnya. 

Batu itu difoto selama tujuh jam untuk menghasilkan satu gambar dengan resolusi tertinggi. Gambar itu berukuran hingga 49.000 megapiksel dan membutuhkan waktu 50 jam untuk mengembangkannya.

Umat Islam percaya bahwa Hajar Aswad diturunkan langsung dari surga dan diberikan kepada Nabi Ibrahim oleh Malaikat Jibril. Batu itu dikelilingi bingkai yang terbuat dari perak murni dan terletak di sudut Ka'bah, sekitar satu setengah meter dari permukaan tanah.

Selama umrah atau haji, umat Islam dianjurkan untuk menyentuh batu itu setiap kali selesai tawaf (mengelilingi) di sekitar Ka'bah.

Namun, karena banyaknya peziarah yang berkunjung setiap tahun, diperkenankan bagi jamaah untuk melambai ke arah Hajar Aswad dari kejauhan.

Asal Usul Hajar Aswad

Ibnu Jarir mengatakan bahwa Hannad ibnus Sirri me­ngatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Ahwas, dari Sam­mak, dari Khalid ibnu Ur'urah, pernah ada seorang lelaki menghadap kepada Ali r.a., lalu berkata, "Ceritakanlah kepadaku kisah Baitullah, apakah Baitullah merupakan rumah (rumah ibadah) yang pertama kali dibangun di muka bumi ini?" Ali r.a. menjawab, "Tidak, tetapi Baitullah adalah rumah yang mula-mula dibangun dalam keberkatan, padanya terdapat maqam Ibrahim; dan barang siapa memasukinya, menjadi amanlah dia. Jika kamu suka, maka akan kuceritakan kepadamu bagaimana asal mula pembangunannya."

Sahabat Ali r.a. melanjutkan kisahnya, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Ibrahim, "Bangunkanlah se­buah rumah di bumi untuk-Ku!" Tetapi Ibrahim mendapat kesulitan besar untuk merealisasikannya. Lalu Allah mengirimkan sakinah, ya­itu angin yang berputar. Angin ini mempunyai dua kepada (putaran); yang satu mengikuti yang lainnya, hingga sampailah keduanya di Mekah. Ketika sampai di Mekah, angin tersebut membentuk lingkaran di tempat Baitullah seperti lingkaran sebuah perisai. Kemudian Allah memerintahkan kepada Ibrahim untuk membangun Baitullah di tern-pat angin sakinah itu berhenti.


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News