skin ads
skin ads

Surat Al Mulk Ayat 1-10, Latin, Arti, Tafsir tentang Kekuasaan Allah dan Penyesalan Orang Kafir

Kastolani Marzuki ยท Kamis, 03 Maret 2022 - 17:59 WIB
Surat Al Mulk Ayat 1-10, Latin, Arti, Tafsir tentang Kekuasaan Allah dan Penyesalan Orang Kafir
Surat Al Mulk Ayat 1-10 lengkap dengan arti dan tafsir tentang kekuasaan Allah. (Foto: ist)

Ayat 4 :

Dalam ayat ini, Allah SWT menanyakan kepada manusia dengan mengatakan bahwa sekali pun manusia berulang-ulang memperhatikan, mempelajari, dan merenungkan seluruh ciptaan Allah, pasti ia tidak akan menemukan kekurangan dan cacat, walau sedikit pun. 

Jika mereka terus-menerus melakukan yang demikian itu, bahkan seluruh hidup dan kehidupannya digunakan untuk itu, akhirnya ia hanya akan merasa dan tidak akan menemukan kekurangan, sampai ia mati dan kembali kepada Tuhannya. Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa tidak ada seorang pun di antara manusia yang sanggup mencari kekurangan pada ciptaan Allah. Jika ada di antara manusia yang sanggup, hal ini berarti bahwa dia mengetahui seluruh ilmu Allah.

Ayat 5 :

Setelah menyatakan bahwa tidak terdapat kekurangan sedikit pun dalam ciptaan-Nya, Allah menegaskan bahwa Dialah Tuhan Yang Mahakuasa lagi Mahaagung, dengan mengatakan bahwa Dia telah menghias langit yang terdekat ke bumi dengan matahari yang bercahaya terang pada siang hari, bulan dan bintang-bintang yang bersinar pada malam hari, yang dapat dilihat oleh manusia setiap datangnya siang dan malam. 

Langit yang berhiaskan matahari, bulan, dan bintang-bintang yang bersinar itu terlihat oleh manusia seakan-akan rumah yang berhiaskan lampu-lampu yang gemerlapan di malam hari, sehingga menyenangkan hati orang yang memandangnya. Perumpamaan yang dikemukakan ayat di atas merupakan perumpamaan yang indah dan langsung mengenai sasarannya. Yaitu bahwa alam semesta ini diumpamakan seperti rumah. 

Rumah merupakan tempat tinggal manusia, tempat mereka berlindung dari terik matahari dan tempat berteduh di waktu hujan, tempat mereka bersenang-senang dan beristirahat, tempat mereka membesarkan anak-anak mereka, dan sebagainya.

Ayat 6 :

Telah menjadi ketetapan dan sunatullah bahwa setiap orang yang menyekutukan dan mengingkari Allah, serta mendustakan para rasul yang diutus-Nya, akan dimasukkan ke dalam neraka. Neraka itulah tempat yang paling buruk yang disediakan bagi mereka. Di dalamnya mereka akan merasakan penderitaan dan siksaan yang amat pedih dan menyengsarakan. Kemudian Allah menerangkan sikap neraka pada waktu orang-orang kafir dimasukkan ke dalamnya, yaitu:

1. Ketika orang-orang kafir dilemparkan ke dalamnya, terdengarlah suaranya yang gemuruh lagi dahsyat sebagai tanda kemarahannya.

2. Neraka itu menggelegak, laksana periuk besar merebus orang-orang kafir dengan airnya yang mendidih.

3.Neraka itu seakan-akan hampir pecah waktu orang-orang kafir dilemparkan ke dalamnya.

4. Neraka itu sangat ganas dan marah kepada setiap orang yang berada di dalamnya.

5. Setiap kali rombongan orang kafir dimasukkan ke dalamnya, penjaga-penjaga neraka itu mencerca mereka, "Belum pernahkah seorang rasul datang kepada kamu. Kenapa kamu tidak mengikuti seruan para rasul yang disampaikan kepadamu?"

6. Penduduk neraka mengakui bahwa telah datang rasul-rasul kepada mereka, akan tetapi mereka mendustakannya; bahkan menuduh bahwa para rasul itulah yang berada dalam kesesatan.


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News