skin ads
skin ads

10 Contoh Kultum Singkat Ramadhan yang Menginspirasi Umat Muslim

Wikku D Nugroho · Senin, 17 Maret 2025 - 23:15 WIB
10 Contoh Kultum Singkat Ramadhan yang Menginspirasi Umat Muslim
Contoh Kultum Singkat Ramadhan  (Foto: Cahya Sumirat)

JAKARTA, iNews.id - Contoh kultum singkat yang menginspirasi berikut ini cocok untuk disampaikan pada momen Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang paling dinanti oleh umat Muslim di seluruh dunia.

Untuk menyambutnya, biasanya umat Muslim akan mengadakan kultum atau kuliah tujuh menit. Kultum bisa menjadi salah media dakwah untuk menyebarkan ilmu tentang Islam. Terlebih tema yang diangkat bisa seputar kehidupan sehari-hari, tak terkecuali keistimewaan Ramadhan. 

Melansir berbagai sumber, Senin (17/3/2025), berikut contoh kultum singkat Ramadhan yang bisa jadi inspirasi. 

Contoh Kultum Singkat Ramadhan 

1. Kultum Ramadhan: Keutamaan Membaca dan Belajar Al-Qur’an di Bulan Ramadhan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jamaah yang berbahagia,

Bersyukurlah kita yang telah dipertemukan kembali dengan bulan Ramadhan. Artinya, kita masih memiliki kesempatan untuk meraih fadilah dan keutamaan bulan ini.

Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah diturunkannya kitab suci Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

"Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. Al-Baqarah: 185)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur’an memiliki kaitan erat dengan bulan Ramadhan. Oleh karena itu, membaca dan mengkaji Al-Qur’an di bulan ini memiliki keutamaan yang sangat besar. Apa saja keutamaannya?

Pertama, kita bisa mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur'an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi).

Di bulan Ramadhan, pahala dari setiap amal kebaikan dilipatgandakan. Oleh karena itu, membaca Al-Qur’an di bulan ini menjadi amalan yang sangat utama dan bernilai besar di sisi Allah SWT.

Kedua, Al-Qur’an bisa memberikan syafaat di hari kiamat. Jadi, membaca dan mengamalkan Al-Qur’an akan menjadi penyelamat kita di hari kiamat. Rasulullah SAW bersabda:

"Bacalah Al-Qur’an, maka sesungguhnya ia akan datang di hari kiamat memberi syafaat kepada pembacanya." (HR. Muslim)

Ketiga, membaca dan mempelajari Al-Qur’an bisa membawa kedamaian dan mendatangkan keberkahan. Hal ini sesuai hadis Rasulullah SAW:

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim).

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Bulan Ramadhan menjadi kesempatan terbaik bagi kita untuk lebih dekat dengan Allah melalui Al-Qur’an. Dengan membaca, menghafal, memahami, dan mengamalkannya, kita dapat meraih keberkahan dan keutamaan yang luar biasa.

Semoga kita semua diberikan kekuatan dan keistikamahan dalam mencintai serta mengamalkan Al-Qur’an di bulan yang mulia ini.

2. Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit: Hikmah Iktikaf dalam Kehidupan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan di bulan Ramadhan, khususnya di sepuluh malam terakhir, adalah iktikaf. 

Iktikaf berarti berdiam diri di masjid dengan niat beribadah kepada Allah, menjauhkan diri dari kesibukan dunia, dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Iktikaf pun pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

“Dari Aisyah RA bahwa ia berkata, “Nabi SAW melakukan iktikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga Allah mewafatkan beliau. Kemudian aku melakukan iktikaf setelah beliau.” (HR. Bukhari & Muslim).

Ada banyak hikmah iktikaf yang bisa diperoleh jika dilakukan dengan penuh keikhlasan. Pertama, kita bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan iktikaf, kita dapat lebih fokus dalam beribadah, berzikir, dan memperbanyak doa tanpa terganggu oleh urusan duniawi.

Kedua, iktikaf adalah salah satu sarana untuk berburu malam Lailatul Qadar. Rasulullah SAW pun sangat menganjurkan iktikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan agar bisa mencari malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Ketiga, iktikaf dapat menyucikan hati. Iktikaf membantu kita untuk merenungi dosa-dosa yang telah lalu, memohon ampunan, serta memperbaiki hubungan kita dengan Allah SWT.

Keempat, iktikaf bisa memberikan ketenangan sekaligus meningkatkan kesabaran kita. Dengan menghabiskan waktu di masjid, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan kesabaran, dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat.

Iktikaf dapat memperkuat iman dan takwa sekaligus membentuk kebiasaan baik. Iktikaf adalah upaya kita untuk meningkatkan hubungan spiritual kita dengan Allah SWT. Iktikaf memang bukan kewajiban, tapi barang siapa yang melaksanakannya dengan tulus ikhlas, insya Allah akan berbuah pahala yang berlipat.

Jemaah yang dimuliakan Allah,

Mari kita manfaatkan momen Ramadhan ini dengan memperbanyak ibadah, termasuk iktikaf. Semoga Allah memberikan kita kemudahan untuk melaksanakannya dan menjadikannya sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

3. Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit tentang Sabar dan Syukur

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puasa di bulan Ramadhan adalah ibadah yang mengajarkan kita dua hal penting dalam kehidupan, yaitu sabar dan syukur. Dua sikap ini merupakan kunci bagi seorang mukmin dalam menghadapi segala ujian hidup dan meraih keberkahan dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan." (QS. Az-Zumar: 10)

Puasa dapat melatih kita untuk bersabar dalam berbagai aspek:

Sabar dalam menahan hawa nafsu, baik berupa makan, minum, maupun perbuatan yang tidak bermanfaat.

Sabar dalam menghadapi ujian, seperti rasa lapar, haus, dan kondisi tubuh yang lemah.

Sabar dalam meningkatkan ibadah, termasuk memperbanyak salat, membaca Al-Qur’an, serta menjauhi segala perbuatan yang bisa mengurangi pahala puasa.

Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa adalah perisai. Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan jangan bertengkar. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia berkata: 'Aku sedang berpuasa’.” (HR Bukhari dan Muslim).

Jemaah yang berbahagia,

Tak hanya soal sabar, puasa sejatinya juga akan menumbuhkan rasa syukur dalam hati kita. Allah SWT berfirman:

"Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (dengan berpuasa) dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185).

Lalu, bagaimana kita bersyukur saat berpuasa? Kita bisa mensyukuri segala nikmat dari Allah SWT, misalnya nikmat kesehatan sehingga kita mampu berpuasa atau nikmat makanan dan minuman sehingga kita mampu bersahur dan berbuka.

Umur kita sampai di bulan Ramadhan ini juga menjadi salah satu nikmat luar biasa yang patut disyukuri. Itu artinya kita memiliki kesempatan beribadah, kesempatan memperbaiki diri, dan kesempatan memperbanyak bekal untuk kehidupan di akhirat.

Hadirin sekalian,

Puasa adalah ibadah yang penuh dengan hikmah. Melalui kesabaran, kita belajar menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu. Melalui rasa syukur, kita semakin sadar atas nikmat yang Allah berikan.

Jika kedua sikap ini kita amalkan dengan baik, insyaAllah puasa kita tidak hanya sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjadi jalan menuju ketakwaan.

Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk menjalani ibadah puasa dengan penuh kesabaran dan kesyukuran, serta menerima amal ibadah kita semua di bulan yang penuh berkah ini.

4. Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit: Meneladani Akhlak Rasulullah di Bulan Suci

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jemaah yang dimuliakan Allah,

Di bulan Ramadhan ini, kita berlomba-lomba meningkatkan iman dan takwa dengan cara memperbanyak amal baik. Sebagai umat Islam, kita juga memiliki teladan terbaik dalam menjalankan ibadah di bulan suci ini, yaitu Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang membawa umat manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya Islam. Dialah sosok yang memiliki akhlak mulia sebagaimana Allah SWT firmankan dalam Al-Qur’an:

"Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. Al-Qalam: 4)

Lalu, bagaimana akhlak Rasulullah SAW di bulan Ramadhan yang dapat kita teladani? Pertama adalah kedermawanan beliau. Rasulullah SAW adalah orang paling dermawan. Di bulan Ramadhan, Rasulullah SAW malah semakin meningkatkan kedermawanannya.

Inilah yang harus kita contoh. Jangan sampai kita menjadi orang yang pelit dan kikir. Jangan sampai kita menjadi orang yang menutup mata dan tak mau peduli dengan saudara-saudara kita yang kesulitan.

Kedua, Nabi Muhammad SAW memperbanyak ibadahnya di bulan suci. Saat Ramadhan tiba, Rasulullah memperbanyak salat malam, membaca Al-Qur’an, dan senantiasa berzikir.

Beliau menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan ibadah, terutama di sepuluh hari terakhir untuk mencari malam Lailatul Qadar. Hal ini sesuai dengan hadis Aisyah RA:

“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut." (HR. Muslim).

Ketiga, Nabi Muhammad SAW selalu menjaga lisan dan perbuatannya. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga lisan dan perilaku. Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari)

Dari hadis ini, kita diajarkan untuk menjaga akhlak dengan menghindari kebohongan, gibah, maupun ucapan dan perbuatan yang menyakiti orang lain.

Keempat, Rasulullah SAW selalu bersikap lembut dan sabar. Beliau adalah orang yang penuh kasih sayang, baik kepada keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya. Beliau juga menanamkan nilai-nilai kesabaran dalam menjalankan ibadah puasa maupun menghadapi berbagai ujian.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Meneladani akhlak Rasulullah SAW di bulan Ramadhan adalah bagian dari upaya kita untuk menjadi hamba yang lebih baik. Dengan bersedekah, memperbanyak ibadah, menjaga lisan dan perilaku, serta bersikap lembut dan sabar, kita berharap dapat meraih keberkahan Ramadhan dengan maksimal.

Semoga kita semua dapat mengamalkan akhlak Rasulullah SAW dan meraih keberkahan serta ampunan Allah SWT di bulan yang mulia ini.

5. Kultum Ramadhan: Pentingnya Doa, Zikir, dan Shalawat selama Ramadhan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan, bulan di mana doa-doa akan dikabulkan, dan bulan di mana zikir menjadi salah satu amalan utama yang sangat dianjurkan.

Doa adalah sarana bagi kita untuk berkomunikasi dan meminta sesuatu kepada Allah, sedangkan zikir adalah mengingat Allah dengan puji-pujian, baik dilafalkan dengan suara maupun diucapkan dalam hati.

Rasulullah SAW bersabda:

“Tiga orang yang doanya tidak tertolak: pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi…” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak doa dan zikir selama bulan Ramadhan agar mendapatkan keberkahan dan ampunan dari Allah.

Ada banyak doa yang dianjurkan di bulan Ramadhan, mulai dari doa melihat hilal, doa makan sahur, doa berbuka puasa, doa memohon ampunan, dan masih banyak lagi. Di bulan ini, banyak-banyaklah berdoa dan meminta kepada Allah sebagai bentuk penghambaan kita sebagai manusia kepada Tuhannya.

Begitu juga dengan zikir. Kita bisa rutin mengucapkan:

Tasbih: Subhanallah (Maha Suci Allah)

Tahmid: Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah)

Tahlil: Laa ilaaha illallah (Tiada Tuhan selain Allah)

Takbir: Allahu Akbar (Allah Maha Besar)

Istigfar: Astaghfirullahal ‘azhim (Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung)

Jangan lupa pula untuk sering-sering bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Selain mendapat rahmat dari Allah, shalawat memberi kesempatan bagi kita untuk mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW di hari akhir kelak.

Jemaah yang dirahmati Allah,

Mari kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak doa dan zikir. Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan memasukkan kita ke dalam surga-Nya. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

6. Kultum Ramadhan: Makna Takwa sebagai Tujuan Puasa

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Kita semua mengetahui bahwa puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)

Ayat ini menjelaskan bahwa tujuan utama puasa bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, melainkan untuk mencapai derajat takwa. Lalu, apa sebenarnya makna takwa, dan bagaimana puasa dapat mengantarkan kita kepada ketakwaan?

Takwa berarti kesadaran yang mendalam bahwa Allah selalu mengawasi kita dalam setiap keadaan. Orang yang bertakwa akan selalu menjaga dirinya dari perbuatan dosa, baik dalam kondisi terang-terangan maupun tersembunyi.

Puasa mengajarkan kita untuk senantiasa merasa diawasi oleh Allah, karena meskipun tidak ada yang melihat, kita tetap menahan diri dari makan dan minum demi menjalankan perintah-Nya.

Takwa juga berarti mampu mengendalikan diri dari segala hal yang dilarang oleh Allah. Dengan berpuasa, kita dilatih untuk menahan hawa nafsu, baik dalam bentuk makanan, minuman, maupun emosi yang berlebihan seperti marah dan amarah.

Orang yang bertakwa adalah mereka yang memiliki kepedulian terhadap sesama. Puasa mengajarkan kita bagaimana rasanya menahan lapar dan dahaga sehingga menumbuhkan empati terhadap mereka yang kurang beruntung.

Dari sini, puasa mendorong kita untuk lebih banyak bersedekah dan membantu sesama. Orang yang bertakwa sudah pasti memiliki rasa kepedulian tinggi terhadap sesama, dan itu adalah bentuk kepatuhan dirinya terhadap Sang Pencipta.

Hadirin yang berbahagia,

Jelas sudah bahwa puasa memiliki makna yang sangat mendalam dalam membentuk ketakwaan. Dengan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, kita belajar untuk mengontrol diri dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan merasakan lapar dan haus, kita menjadi lebih peduli terhadap orang lain yang kondisinya tidak seberuntung kita. Dan dengan menjaga ibadah selama Ramadhan, kita semakin dekat dengan Allah SWT.

Semoga kita semua dapat menjalankan puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan sehingga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa.

7. Kultum Ramadhan: Sedekah dan Keutamaannya di Bulan Ramadhan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan ampunan. Bulan ini juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk memperbanyak pahal lewat amal-amal kebaikan.

Salah satu amal ibadah yang sangat dianjurkan di bulan ini adalah sedekah. Rasulullah SAW dikenal sebagai seseorang paling dermawan, dan beliau makin dermawan lagi ketika tiba waktunya bulan Ramadhan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis:

"Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya." (HR. Bukhari)

Sebagai umat Islam, sudah sepatutnya kita mencontoh perilaku Nabi Muhammad, khususnya dalam hal bersedekah. Jika di bulan-bulan lainnya kita bersedekah sebulan sekali, tentu akan lebih baik jika kita meningkatkan intensitas dan jumlah sedekah di bulan ini.

Sedekah pun memiliki banyak keutamaan, terutama di bulan Ramadhan. Sedekah adalah amalan baik yang mendatangkan pahala. Allah SWT berfirman:

"Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 261)

Sedekah juga bisa menghapus dosa dan membersihkan hati sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi)

Jangan pernah takut hartanya berkurang hanya karena sedekah. Sedekah yang dilakukan secara ikhlas karena Allah justru akan mendatangkan lebih banyak keberkahan dan kelapangan rezeki. Tak hanya itu, sedekah juga bisa menjadi penolong bagi kita di hari akhir.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Sesungguhnya naungan seorang mukmin pada hari kiamat adalah sedekahnya.” (HR. Ahmad)

Hadirin sekalian,

Tak ada alasan bagi kita untuk tidak bersedekah di bulan ini karena ada banyak cara untuk bersedekah, mulai dari memberikan makanan untuk berbuka puasa, menyumbangkan uang untuk fakir miskin dan anak yatim, bahkan senyuman dan memberi bantuan apa pun juga dianggap sebagai sedekah.

Jadi, marilah kita manfaatkan bulan Ramadhan ini untuk memperbanyak sedekah. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang dermawan. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

8. Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit Keutamaan Bulan Ramadhan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jemaah yang dirahmati Allah,

Bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa karena memiliki banyak keutamaan. Allah SWT pernah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185).

Dari ayat ini, kita memahami bahwa Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an, sebuah kitab suci sekaligus pedoman hidup bagi umat Islam. Selain itu, di bulan ini terdapat satu malam yang istimewa, yakni malam Lailatul Qadar.

Tak ada yang tahu kapan malam ini akan datang, kecuali Allah SWT. Lailatul Qadar ibarat sebuah berlian yang sangat langka dan berharga, tetapi tersembunyi dan hanya dapat ditemukan oleh orang-orang yang bersungguh-sungguh mencarinya. Lalu, apa keistimewaannya?

Telah disebutkan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Artinya, ibadah di malam itu setara dengan ibadah seribu bulan atau lebih dari 83 tahun.

Masih banyak keutamaan lain yang membuat Ramadhan jadi bulan yang istimewa. Di bulan ini Allah melipatgandakan pahala segala amal saleh orang-orang beriman. Di bulan ini pula pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, sementara setan-setan dibelenggu.

Ramadhan adalah kesempatan untuk bertaubat karena di bulan inilah Allah akan mengampuni segala dosa sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari & Muslim)

Hadirin sekalian,

Begitu istimewanya bulan ini sehingga sayang sekali jika dilewatkan dengan hal-hal yang tak berguna. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita memperbanyak amal saleh demi meraih keutamaan Ramadhan dan rida Allah SWT. Apa saja yang bisa kita lakukan?

Berpuasa dengan penuh keikhlasan dan kesabaran

Membaca dan mentadabburi Al-Qur’an

Mendirikan salat tarawih dan salat malam

Memperbanyak sedekah dan membantu sesama

Beristigfar dan memperbanyak doa

Meningkatkan kualitas ibadah dan menjauhi segala bentuk maksiat

Ramadhan adalah kesempatan bagi kita untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki diri. Maka, marilah kita manfaatkan bulan yang penuh berkah ini dengan sebaik-baiknya.

Semoga Allah memberikan kita kekuatan dan keistikamahan dalam beribadah serta menerima segala amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

9. Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit tentang Puasa sebagai Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan kali ini, mari kita renungkan bersama tentang makna puasa yang sebenarnya. Puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga menjadi sarana tazkiyatun nafs. Apa itu tazkiyatun nafs? Yaitu penyucian jiwa. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

"Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh merugi orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Syams: 9-10)

Ayat ini menegaskan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada kemampuan seseorang untuk membersihkan jiwanya dari segala bentuk kekotoran hati, seperti iri, dengki, dan kesombongan. Salah satu cara yang paling efektif untuk mencapai kesucian jiwa adalah dengan berpuasa.

Puasa bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari perbuatan yang dapat merusak pahala. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari)

Hadis ini mengajarkan bahwa puasa bukan sekadar ibadah fisik, tetapi juga ibadah hati dan lisan. Dengan berpuasa, kita belajar mengendalikan hawa nafsu dan membentuk karakter yang lebih baik. Jika kita tidak hanya puasa makan dan minum, sungguh sia-sia puasa yang kita lakukan.

Puasa juga mampu membersihkan hati orang-orang mukmin. Puasa Ramadhan yang dilakukan dengan keikhlasan bisa jadi sarana penghapusan dosa, sebagaimana air membersihkan kotoran. Berpuasa berarti menahan diri dari berbagai kebiasaan buruk, berlatih menjaga hati agar tetap bersih dan dekat dengan Allah.

Puasa pun mengajarkan kita untuk bersabar dalam menahan lapar, haus, dan godaan lainnya. Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan." (QS. Az-Zumar: 10)

Ayat tersebut menunjukkan betapa istimewanya orang yang bersabar. Sabar dalam berpuasa melatih kita untuk ikhlas dalam beribadah, tidak mengharapkan pujian manusia, tetapi semata-mata mengharap rida Allah. Inilah makna dari puasa sebagai sarana penyucian jiwa.

Jemaah yang dimuliakan Allah,

Mari kita renungkan bersama, tanya pada diri kita sendiri, apakah puasa kita sudah dilakukan dengan benar. Bukan soal teknis puasa dari fajar hingga Magrib tiba, tetapi soal esensi puasa yang sebenarnya. Apakah kita sudah berhasil menahan diri dari hal-hal buruk? Atau selama ini hanya fokus menahan lapar dan haus?

Belum terlambat untuk menyadari dan memperbaiki diri. Di bulan suci yang penuh berkah ini, mari kita memperkuat iman dan takwa, meneguhkan hati untuk menjalankan puasa yang sebenar-benarnya.

Dengan mengendalikan hawa nafsu, membersihkan hati dari dosa, serta menanamkan kesabaran dan keikhlasan, puasa membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT.

Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, sehingga jiwa kita semakin bersih dan mendapat keberkahan dari Allah SWT.

Aamiin ya Rabbal ‘alamin. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

10. Teks Kultum Ramadhan Singkat 7 Menit: Keistimewaan Malam Lailatul Qadar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan kepada umat Islam di bulan Ramadhan adalah malam Lailatul Qadar. Malam yang penuh berkah ini memiliki keutamaan yang luar biasa, sebagaimana Allah firmankan dalam Al-Qur’an:

"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadr: 1-3)

Dari ayat ini kita memahami bahwa ibadah yang dilakukan di malam Lailatul Qadar lebih baik daripada ibadah selama seribu bulan atau sekitar 83 tahun. Bayangkan betapa mulia dan berharganya malam itu.

Sebagian orang bahkan belum tentu memiliki umur panjang hingga 83 tahun. Jika punya usia sepanjang itu, belum tentu juga setiap detiknya dihabiskan dengan beribadah kepada Allah.

Namun, dengan meraih Lailatul Qadar, hanya dengan ibadah semalam, kita seolah-olah sudah beribadah selama seribu bulan. Ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh kita sia-siakan.

Hadirin sekalian,

Rasulullah SAW telah mengajarkan kita untuk mencari malam Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam ganjil. Oleh karena itu, mari kita tingkatkan amalan baik kita di bulan Ramadhan, terutama di 10 hari terakhirnya.

Kita perbanyak mengaji dan membaca Al-Qur’an, kita rutinkan shalat malam, kita panjatkan banyak doa, kita perbanyak zikir dan istigfar, kita tingkatkan sedekah maupun amal kebaikan lainnya.

Dengan berbagai usaha yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh, semoga Allah mempertemukan kita dengan malam Lailatul Qadar dan menerima segala amal ibadah kita. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Demikian ulasan mengenai contoh kultum singkat yang menginspirasi. Semoga bermanfaat!


Editor : Komaruddin Bagja

Follow Berita iNews di Google News