JAKARTA, iNews.id - Kultum tentang akhlak beserta dalilnya berikut ini bisa menjadi referensi untuk disampaikan kepada jemaah. Kultum merupakan akronim kuliah tujuh menit lazim disampaikan dalam Bulan Ramadhan sebelum buka puasa maupun dalam pelaksanaan shalat tarawih.
Kultum atau pidato bertujuan menyampaikan ajaran agama yang berisi ajakan untuk berbuat baik dan meningkatkan ketakwaan.
Dalam memberikan kultum singkat menarik, ada beberapa hal yang perlu diketahui di antaranya ragam bahasa dan materi.
Kultum singkat menarik tentang agama lazim diawali dengan mengucapkan salam yakni assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Setelah itu dilanjutkan dengan mengucapkan puji sukur kepada Allah dan salawat kepada Nabi Muhammad.
Ada banyak tema agama yang sering diangkat dalam kultum, salah satunya tentang akhlak. Terlebih, belakangan ini banyak fenomena kasus bullying di sekolah. Hal itu mencerminkan mulai lunturnya akhlak di kalangan siswa yang tentu menjadi keprihatinan bagi semua kalangan.
Kultum tentang Akhlak Beserta Dalilnya
السَّلَامُ عليكم ورحمة الله وبركاته
إنَّ الْحَمْدَ ِلله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيٍّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهْ، وَمَنْ يَضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهْ، أَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهْ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لَانَبِيَّ بَعْدَهْ. أما بعد.
Segala Puji bagi Allah, Sholawat dan Salam-Nya semoga tetap tercurahkan ke haribaan Nabi agung Muhammad SAW.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini untuk memeringati Maulid Nabi Muhammad SAW 12 rabiul Awal 1443 Hijriah.
Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam.
Kelahiran Nabi Muhammad ke muka bumi ini adalah nikmat dan rahmat teragung yang Allah anugerahkan kepada kita. Perayaan maulid adalah bentuk syukur kita kepada Allah atas nikmat yang sangat agung ini.
Dengan sebab beliau, kita mengenal Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak dan wajib disembah. Tuhan Pencipta segala sesuatu. Tuhan yang tidak menyerupai segala sesuatu. Tuhan yang tidak membutuhkan kepada segala sesuatu. Dengan sebab beliau, kita mengenal Islam, satu-satunya agama yang benar. Satu-satunya agama yang diridlai Allah. Agama yang dibawa dan diajarkan oleh seluruh nabi dan rasul.
Perayaan maulid adalah bentuk kecintaan kita kepada insan yang paling mulia dan makhluk yang paling utama, Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Melalui perayaan maulid kita diingatkan untuk terus mencintai Baginda Nabi.
Melalui perayaan maulid, kita tanamkan pada diri umat Islam kecintaan kepada Nabi mereka, Nabi agung Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nabi yang cintanya kepada umat melebihi cinta mereka kepadanya.
Salah satu bukti cinta baginda kepada umatnya adalah sabda beliau:
لِكُلّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ وَإِنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً لِأُمَّتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Maknanya: “Setiap nabi memiliki kesempatan berdoa yang dikabulkan, maka semua nabi meminta segera dengan doanya, dan aku simpan doaku sebagai syafa’at untuk ummatku di hari kiamat” (H.R. Muslim).
Peringatan maulid adalah salah satu sarana untuk menanamkan dan menebarkan cinta terhadap Rasulullah shallallau ‘alaihi wa sallam kepada lintas generasi, agar mereka terpaut hati dengannya.
Bahkan peringatan maulid termasuk salah satu amal yang paling utama karena menuntun kita menuju cinta yang mulia ini. Yaitu cinta kepada insan pilihan yang telah datang menyelamatkan ummat manusia dari kesesatan, kezaliman, kejahiliahan, kemusyrikan dan kekufuran.
Melalui peringatan maulid, kita belajar, mengajarkan dan saling mengingatkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling mulia. Beliau-lah yang mengajarkan dan mengingatkan kita akan kemuliaan dirinya dalam sabdanya:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ (رَوَاهُ الْبَزَّارُ وَالْبَيْهَقِيُّ)
Maknanya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia” (HR al-Bazzar dan al-Baihaqi).
Demikian kultum singkat tentang meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW.
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Contoh Kedua Kultum tentang Akhlak
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ الله، لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِالله وَ بَعْدُ
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini.
Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam.
Dewasa ini, tidak sedikit orang yang mempunyai banyak ilmu, namun tidak mempunyai akhlak atau kurang akhlaknya. Yang lebih banyak lagi, kejadian terhadap mereka yang masih dalam proses menimba ilmu di tahapan dasar, namun sudah sangat kurang ajar terhadap gurunya.
Sering sekali muncul di pemberitaan, bahwa ada segerombolan murid yang mencaci, menghina bahkan sampai memukul gurunya karena murid tidak suka, atau murid tidak terima dengan tindakan guru, dan faktor lainnya.
Padahal para ulama sudah menjelaskan bahwa kedudukan akhlak itu ada di atasnya ilmu. Hal tersebut bisa dilihat dari nasehat para ulama semisal Imam Malik Rahimahullah, beliau pernah mengatakan:
تعلم األدب قبل أن تتعلم العلم
“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Lantas apa saja akhlak dalam mencari ilmu?
Pertama, Hendaknya seorang murid menimbang dan melakukan istikharah kepada Allah tentang seorang guru yang mau diambil ilmunya.
Kedua, berakhlak yang baik bagi setiap murid agar bisa menerima ilmu. Terutama akhlak kita kepada guru yang telah mentransfer ilmunya kepada kita.
Ketiga, seorang murid tidak menginginkan penambahan ilmu tatkala kurang teguh dalam bersikap wara’ atau beragama, atau tidak memiliki tingkah laku yang baik.
Keempat, murid hendaknya mengikuti kepada gurunya dalam berbagai urusannya, dan tidak keluar dari pendapat maupun pengaturannya.
Kelima, hendaknya murid memandang guru dengan pandangan penghormatan dan meyakini padanya derajat kesempurnaan, karena dengan seperti itu bisa lebih berpotensi untuk mendapatkan manfaat darinya.
Keenam, memanggil guru dengan sopan. Seyogianya, janganlah memanggil guru dengan panggilan yang tidak ada penghormatannya, jangan pula memanggilnya dari kejauhan, akan tetapi memanggilnya dengan ucapan: “wahai sayyidi, wahai ustadzi”.
Itulah yang bisa saya sampaikan dalam kultum singkat ini. Semoga memberikan manfaat. Mohon maaf bila ada salah kata ataupun ucap yang tidak berkenan di hati.
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Contoh Ketiga Kultum tentang Akhlak
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللهِ الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِ الله، لَا حَوْلَ وَ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِالله وَ بَعْدُ
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat iman dan Islam. Atas karunia-Nya juga, kita bisa berkumpul di tempat mulia ini.
Shalawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya Islam.
Dalam ajaran Islam, akhlak merupakan salah satu inti diutusnya Rasulullah. Nabi Muhammad SAW diutus untuk memperbaiki akhlak manusia.
Masyarakat Arab jahiliah waktu itu seolah tidak mengenal akhlak. Mereka memperlakukan budak seenaknya dan merendahkan martabat perempuan.
Dalam Alquran disebutkan uswah atau teladan yang baik pada diri Rasulullah SAW untuk dicontoh semua umatnya.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21)
Ayat yang mulia ini merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan tiap Muslim agar meniru Rasulullah Saw dalam semua ucapan dan perbuatannya.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Keluarga adalah pintu gerbang awal anak mendapatkan pendidikan tentang keimanan, akhlak dan kehidupan. Karena itu, perlu diketahui cara mendidik anak dalam Islam yang baik dan benar agar kelak anak tumbuh dengan karakter positif terutama dalam hal agama.
Cara mendidik anak dalam Islam sudah disebutkan dalam Al Qur'an, Surat Luqman. Allah SWT berfirman:
{وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13) وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (15) }
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman, ayat: 13-15).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Allah SWT menyebutkan kisah Luqman dengan sebutan yang baik, bahwa Dia telah menganugerahinya hikmah; dan Luqman menasihati anaknya yang merupakan buah hatinya, maka wajarlah bila ia memberikan kepada orang yang paling dikasihinya sesuatu yang paling utama dari pengetahuannya.
Ada banyak cara mendidik anak dalam Islam sesuai Al Qur'an dan Sunnah Nabi.
Pertama, Menanamkan Ketauhidan
Hal pertama yang Luqman pesankan dalam ayat tersebut di atas kepada anaknya ialah hendaknya ia menyembah Allah semata, jangan mempersekutukannya dengan sesuatu pun.
{إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}
"Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. (Luqman: 13).
Ayat tersebut mengisyaratkan bagaimana seharusnya para orang tua mendidik anaknya untuk mengesakan penciptanya dan memegang prinsip tauhid dengan tidak menyekutukan Tuhannya. Kemudian anak – anak hendaklah diajarkan untuk mengerjakan sholat. Sehingga terbentuk manusia yang senantiasa kontak dengan penciptanya.
Kedua, Penanaman pendidikan pada masa anak-anak itu sangatlah penting agar anak memiliki bekal dalam hidup selanjutnya. Dan pendidikan yang relevan ditanamkan pada masa ini adalah pendidikan akhlak.
Pendidikan akhlak harus dilakukan sejak dini, sebelum kerangka watak dan kepribadian seorang anak yang masih suci itu diwarnai oleh pengaruh lingkungan (millieu) yang belum tentu paralel dengan tuntunan agama.
Al-Qur’an telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pendidikan akhlak pada anak – anak yang tertuang dalam surat Lukman.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Ketiga, ajarkan berbuat baik kepada orang tua. Islam mendidik anak-anak untuk selalu berbuat baik terhadap orang tua sebagai rasa terima kasih atas perhatian, kasih sayang dan semua yang telah mereka lakukan untuk anak-anaknya. Bahkan perintah untuk bersyukur kepada orang tua menempati posisi setelah perintah bersyukur kepada Allah.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (لقمان : 14)
Artinya : “Dan kamu perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap dua orang ibu bapaknya : ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Akulah kamu kembali ”. (Q.S. Luqman : 14). [5].
Kemudian anak-anak hendaklah diajarkan untuk mengerjakan sholat. Sehingga terbentuk manusia yang senantiasa kontak dengan penciptanya.
يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ (لقمان: 17)
Artinya : “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang munkar…”. (Q.S. Luqman : 17).
Untuk mendidik anak agar rajin melaksanakan sholat, orang tua harus mencontohkannya.
Marilah kita teladani akhlak Nabi SAW dan menghindari apa yang dikhawatirkan Rasulullah SAW sehingga kita menjadi muslim yang kaffah dan pada akhirnya kita akan mendapatkan syafaat beliau dan mendapatkan ridlo dari Allah. SWT. Amin ya robbal alamin.
Wallahul muwafiq ilaa aqwamith thariq. Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Kultum Singkat tentang Akhlak
السَّلَامُ عليكم ورحمة الله وبركاته
إنَّ الْحَمْدَ ِلله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِيْرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيٍّئاَتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِي اللهُ فَلَامُضِلَّ لَهْ، وَمَنْ يَضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهْ، أَشْهَدُ اَنْ لَّا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهْ وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه لَانَبِيَّ بَعْدَهْ. أما بعد.
Hadirin rohimakumlloh
Islam mengajarkan akhlak yang mulia, karena orang yang berakhlaq merupakan kesempurnaan iman seseorang. Rasulullah SAW bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (HR.Ahmad, Abu Dawud dan Hakim).
Ada banyak hadits tentang akhlak yang perlu dijadikan pedoman bagi Muslim agar terus berproses menjadi manusia yang berakhlak mulia mengikuti akhlak Rasulullah SAW yang merupakan suri teladan bagi seluruh manusia. Keluhuran akhlak Baginda Nabi Muhammad SAW banyak disebutkan dalam Alquran dan hadits.
Akhlak menjadi salah satu pembeda dengan makhluk lain. Karena itu, manusia yang tidak berakhlak derajatnya bisa lebih rendah daripada binatang.
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al Ahzab: 21)
Ibnu katsir menerangkan bahwa ayat yang mulia itu merupakan dalil pokok yang paling besar, yang menganjurkan kepada manusia yang beriman agar meniru Rasulullah SAW dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya.
Karena itulah Allah SWT memerintahkan kepada kaum mukmin agar meniru sikap Nabi SAW dalam hal kesabaran, keteguhan hati, kesiagaan, dan perjuangannya, serta tetap menanti jalan keluar dari Allah SWT. Semoga shalawat dan salam-Nya terlimpahkan kepada Rasulullah SAW sampai hari kiamat.
Orang yang berakhlak akan memiliki kemuliaan. Dalam hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda.
وَعَنْ عَطَاءٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ: قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ؟ قَالَ: "أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا"
Diriwayatkan pula dari Ata, dari Ibnu Umar, bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah Saw., "Wahai Rasulullah, manakah orang mukmin yang paling utama?" Rasulullah Saw. menjawab: Orang yang paling baik akhlaknya dari mereka.
Orang yang berakhlak juga akan memiliki kedudukan mulai di sisi Allah.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
عَنْ نُوحِ بْنِ عَبَّادٍ، عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ أَنَسٍ مَرْفُوعًا: "إِنَّ الْعَبْدَ لَيَبْلُغُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَاتِ الْآخِرَةِ وَشَرَفَ الْمَنَازِلِ، وَإِنَّهُ لَضَعِيفُ الْعِبَادَةِ. وَإِنَّهُ لَيَبْلُغُ بِسُوءِ خُلُقِهِ دَرَك جَهَنَّمَ وَهُوَ عَابِدٌ"
Diriwayatkan dari Nuh ibnu Abbad, dari Sabit, dari Anas secara marfu': Sesungguhnya seorang hamba benar-benar dapat mencapai tingkatan yang tinggi di akhirat dan kedudukan yang mulia berkat akhlaknya yang baik, padahal sesungguhnya ia lemah dalam hal ibadah. Dan sesungguhnya dia benar-benar dijerumuskan ke dalam dasar Jahanam karena keburukan akhlaknya, walaupun dia adalah seorang ahli ibadah.
Keutamaan orang yang berakhlak juga akan memborong semua kebaikan dunia dan akhirat
وَعَنْ سِنَان بْنِ هَارُونَ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسٍ مَرْفُوعًا: "ذَهَبَ حُسْنُ الْخُلُقِ بِخَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ"
Diriwayatkan dari Sinnan ibnu Harun, dari Humaid, dari Anas secara marfu': Akhlak yang baik memborong semua kebaikan dunia dan akhirat.
Keempat, keutamaan orang yang berakhlak akan memiliki derajat tinggi
وَعَنْ عَائِشَةَ مَرْفُوعًا: "إِنَّ الْعَبْدَ لَيَبْلُغُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ قَائِمِ اللَّيْلِ وَصَائِمِ النَّهَارِ"
Diriwayatkan dari Siti Aisyah secara marfu': Sesungguhnya seorang hamba benar-benar dapat mencapai derajat orang yang selalu shalat di malam hari dan puasa di siang harinya berkat kebaikan akhlaknya.
Kelima, orang yang memiliki akhlak mulia yakni mampu menjaga mulut dan kemaluannya akan membawanya masuk surga
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: سُئل رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدخلُ الناسَ الْجَنَّةَ، فَقَالَ: "تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ". وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسُ النَّارَ، فَقَالَ: "الْأَجْوَفَانِ: الْفَمُ وَالْفَرْجُ"
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah Saw. pernah ditanya tentang amal perbuatan yang banyak memasukkan orang ke dalam surga, maka beliau menjawab: Takwa kepada Allah dan akhlak yang baik. Nabi SAW pernah pula ditanya tentang amal perbuatan yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam neraka. Nabi SAW menjawab: Dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan.
Demikian kultum singkat tentang keutamaan orang yang berakhlak.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Wallahu A'lam
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News