JAKARTA, iNews.id - Beragam peristiwa sejarah Islam terjadi di Bulan Syawal. Meski bukan termasuk bulan haram, Bulan Syawal memiliki keistimewaan dan keutamaan.
Syawal merupakan bulan ke-10 pada kalender Hijriah. Tanggal 1 Syawal menjadi hari paling dinanti umat Islam setelah sebulan penuh menjalankan puasa Ramadhan yakni Hari Raya Idul Fitri.
Syekh Alamud Din As-Sakhawi di dalam kitabnya Al-Masyhurfi Asmail Ayyam wasy Syuhur menyebutkan bahwa Syawal berasal dari kata syalatil ibilu aznabaha lit taraq yang artinya unta itu mengangkat ekornya untuk kawin. Jika kata Syawal dijamakkan menjadi syawawil dan syawalat.
Kata “Syawal” berasal dari bahwa Arab, yaitu syala yang berarti irtafa’a, naik atau meninggi. Orang Arab biasa berkata, syala al-mizan (naik timbangan), idza irtafa’a (apabila ia telah meninggi).
Berikut deretan peristiwa penting bersejarah di Bulan Syawal yang patut diketahui tiap umat Islam dilansir dari buku Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Kemenag.
Peristiwa Sejarah Islam di Bulan Syawal
1. Perang Hunain
Perang Hunain terjadi pada awal bulan Syawal tahun 8 Hijriah atau 630 Masehi. Perang ini memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam saat itu karena berlaku sombong dengan banyaknya jumlah pasukan perang.
Kaum Muslimin saat itu nyaris kalah meski jumlah mereka sangat banyak dibandingkan pasukan musuh.
Namun atas bantuan dari Allah SWT, kaum Muslimin akhirnya memenangkan peperangan dengan kaum musyrik.
Kisah Perang Hunain ini diabadikan dalam Al Qur'an, Surat At Taubah ayat 25-26.
Dalam perang tersebut membuktikan keteguhan hati dan iman Rasulullah SAW yang tidak gentar dan lari dari kepungan musuh.
Dalam pertempuran tersebut, Nabi Muhammad SAW membawa 12.000 pasukan terdiri atas 10.000 orang dari Muhajirin dan kaum Ansar serta kabilah-kabilah Arab lainnya.
2. Perang Uhud
Perang Uhud menurut sejumlah riwayat terjadi pada pertengahan bulan Syawal tahun ke 3 hijriyah bertepatan dengan bulan Januari 625 M. perang ini terjadi di kaki gunung Uhud yang terletak di sebelah utara kota Madinah.
Sebab utama terjadinya perang Uhud adalah kekalahan yang diderita oleh kaum kafir Quraisy di peperangan Badar yang merupakan pukulan hebat dirasakan oleh Quraisy.
Peperangan kedua yang terjadi setelah perang Badar, adalah perang Uhud. Abu Sufyan mengumpulkan pasukan Quraisy berkekuatan 3000 yang terdiri dari orang-orang Quraisy, Arab Tihamah, Kinanah, bani al-Harits, bani al Haun dan bani al Musthaliq. Sedangkan pasukan muslim dipersiapkan 1000 orang.
Namun baru saja berangkat untuk menghadapi pasukan Quaraisy, seorang munafik bernama Abdullah bin Ubai beserta 300 pengikutnya keluar dari pasukan Islam.
Dalam perang ini Rasulullah Saw. mengatur strategi pasukan pemanah di bawah pimpinan Abdullah Ibnu Jabir di tempatlkan di atas bukit Uhud guna menghalau pasukan musuh.
Pada peperangan ini, kaum muslimin mengalami kekalahan. Karena mereka telah menyalahi perintah Rasulullah dan tidak mematuhi strategi yang telah beliau buat. Kaum muslimin telah gugur sebagai syuhada ada tujuh puluh orang salah seorang di antaranya adalah Hamzah paman Rasulullah Saw.
3. Perang Khandaq
Perang Khandaq/Ahzab terjadi pada bulan Syawal tahun 5 hijriyah di sekitar kota Madinah bagian utara.
Peperangan Ahzab sebagaimana namanya adalah gabungan dari golongan-golongan yang berkumpul dengan maksud menumpas Islam dan kaum muslimin.
Rasa dendam bani Nadhir terhadap Rasulullah Saw. yang mengeluarkan mereka dari bagian Madinah dilakukan dengan menghasut tokoh Quraisy agar bersekutu dengannya.
4. Pernikahan Rasulullah
Dalam kitab Al-Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi Aisyah pada Bulan Syawal. Sebelumnya, Nabi SAW menikahi Ummu Salamah pada Bulan Syawal.
Pernikahan Nabi SAW di Bulan Syawal untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat Arab waktu itu yang tidak suka menikah di antara dua Id (bulan Syawal termasuk di antara Idulfitri dan Iduladha), mereka khawatir akan terjadi perceraian.
Mereka beranggapan bahwa unta betina mengangkat ekornya (syaalat bidzanabiha) pada bulan Syawal. Ini adalah tanda unta betina tidak mau dan enggan untuk menikah, sebagai tanda juga menolak unta jantan yang mendekat. Maka para wanita juga menolak untuk dinikahi dan para wali pun enggan menikahkan putri mereka.
Bulan Syawal dijadikan waktu disunahkannya menikah ditujukan untuk menghilangkan kepercayaan orang-orang Arab Jahiliyah yang menganggap bahwa pernikahan di bulan Syawal adalah sebuah kesialan dan akan berujung dengan perceraian. Sehingga para orangtua atau wali tidak ingin menikahi putri-putri mereka begitu juga para wanita tidak mau dinikahi pada bulan tersebut.
Untuk menghilangkan kepercayaan menyimpang tersebut, pernikahan di bulan Syawal pun dijadikan sebagai ibadah, sebagai sunnah Nabi Shalallahu’alaihi Wassalam.
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي
Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawwal dan berkumpul denganku pada bulan Syawwal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?” ( HR Muslim no. 2551, At-Tirmidzi no. 1013, An-Nasai no. 3184, Ahmad no. 23137 )
Imam An Nawawi menjelaskan hadits di atas bahwa “Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal."
5. Lahirnya Imam Bukhari
Dikutip dari Buku Biografi Imam Bukhari karangan Hanif Luthfi yang diterbitkan rumah fiqih publishing disebutkan, Imam Bukhari lahir tepatnya pada 13 Syawal 194 Hijriah atau 21 Juli 810 Masehi di Bukhara atau Buxoro, sebuah daerah di tepi Sungai Jihun, Uzbekistan.
Nama lengkap Imam Bukhari adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari.
Ayahnya, Ismail, adalah seorang ulama yang saleh. Bukhara, yang juga disebut sebagai daerah Ma Wara an-Nahr, memang banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan Muslim.
Imam Bukhari mulai belajar hadits saat masih muda, bahkan masih kurang dari 10 tahun. Ketika Bukhari berusia 10 tahun inilah Imam as-Syafi'i di Mesir itu meninggal, tepatnya pada tahun 204 H. Maka praktis Bukhari tak pernah bertemu dengan Imam as-Syafi'i.
Imam Bukhari diberikan kecerdasan yang luar biasa oleh Allah SWT. Imam Bukhari pernah mengatakan : Saya mendapatkan ilham untuk mudah menghafal hadits, saat itu saat masih di Kuttab (tempat belajar baca tulis), saat usia 10 tahun atau kurang".
Setahun kemudian ia mulai menghafal hadis Nabi SAW. Imam Bukhari hafal 100.000 hadits shahih sanad dan matannya. Serta hafal 200.000 hadits tidak shahih sanad dan matannya. Sebagaimana pernyataan beliau: "Saya hafal 100.000 hadits shahih, dan 200.000 hadits yang tidak shahih.
Itulah ulasan 5 peristiwa sejarah Islam di Bulan Syawal yang perlu muslim ketahui.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News