JAKARTA, iNews.id - Banyak peristiwa penting yang terjadi pada 10 Muharram atau Hari Asyura di Bulan Muharram. Karena itu, umat Islam hendaknya menyambut 10 Muharram dengan berzikir, puasa dan berdoa.
Asyura berasal dari kata asyara, artinya bilangan 10. Di hari itu, dianjurkan untuk menjalankan Puasa Asyura. Menurut beberapa riwayat disebutkan banyak peristiwa penting yang dialami para nabi terjadi di hari itu pada masa yang lalu.
Ulama ahli fiqih dan pakar hadis kelahiran Samarkand (Uzbekistan), Imam Abu Laits As-Samarqandi (wafat 373 H) dalam kitabnya Tanbihul Ghafilin, meriwayatkan dari Ikrimah berkata Hari Asyura ialah hari diterimanya tobat Nabi Adam 'alaihissalam.
Dan hari itu pula turunnya Nabi Nuh 'alahissalam dari perahunya, maka ia berpuasa sebagai wujud syukur kepada Allah. Kemudian hari itu pula Fir'aun ditenggelamkan dan terbelahnya laut bagi Nabi Musa 'alaihissalam.
Lantas, apa saja perintiwa penting yang dialami para nabi pada 10 Muharram Hari Asyura? berikut ulasannya.
7 Peristiwa 10 Muharram Hari Asyura
1. Diterimanya Taubat Nabi Adam as
Peristiwa 10 Muharram Hari Asyura, Allah menerima taubat nabi Adam alaihissalam dari dosa yang dilakukannya. Yaitu dosa kecil yang tidak mengandung unsur kerendahan jiwa pelakunya, bukan dosa kecil yang mengandung unsur kehinaan jiwa pelakunya, bukan dosa besar apalagi kekufuran dan kesyirikan.
2. Berlabuhnya perahu Nabi Nuh as di Bukit Zuhdi
Peristiwa 10 Muharram hari Asyura berikutnya, Allah menyelamatkan perahu Nabi Nuh alaihissalam dan orang-orang mukmin yang mengikutinya. Perahu itu berlabuh di sebuah gunung di Irak yang bernama “al-Judi” setelah berada di atas air bah selama 150 hari.
3. Nabi Ibrahim Selamat dari siksa Raja Namrud
Peristiwa 10 Muharram berikutnya diselamatkannya Nabi Ibrahim alaihisalam dari api yang membakarnya. Ayah dari Nabi Ismail dan Nabi Ishaq itu dibakar hidup-hidup oleh Raja Namrud.
4. Nabi Yusuf Dibebaskan dari Penjara Mesir
Peristiwa 10 Muharram selanjutnya yakni Nabi Yusuf as dibebaskan dari penjara Mesir pada hari Asyura. Fitnah yang dituduhkan kepadanya mengantarkan Nabi yang berparas rupawan itu ke bilik jeruji.
5. Nabi Yunus Dikeluarkan dari Perut Ikan Paus
Perisiwa 10 Muharram selanjutnya yakni, Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan paus yang melahapnya. Nabi Yunus terjun ke laut setelah merasa bahwa kapal yang ditumpanginya tidak bergerak karena keberadaannya.
Namun, awak kapal enggan membiarkan Sang Nabi tenggelam di lautan. Meskipun demikian, Nabi Yunus bersikukuh sehingga dibuatlah undian, siapa yang terpilih, dialah yang akan ditinggalkan di laut. Namun, nama Nabi Yunus terus yang keluar. Karenanya, Nabi Yunus pun menceburkan dirinya ke laut. Belum sempat menyentuh air, tubuhnya langsung dilahap oleh ikan besar.
6, Nabi Ayub as Disembuhkan Allah dari Penyakit Kulit
Peristiwa 10 Muharram berikutnya yakni Nabi Ayub disembuhkan dari penyakit kulit yang dideritanya selama 18 tahun. Selama mengalami sakit, Nabi Ayub ditinggalkan keluarganya, kecuali istri dan anaknya yang setia merawatnya.
7. Nabi Musa as Selamat dari Kejaran Fir’aun di Laut Merah
Nabi Musa dan umatnya yang berjumlah sekitar lima ratus ribu orang selamat dari kejaran Raja Firaun dan bala tentaranya. Nabi Musa dan kaum Bani israil berhasil menyeberangi Laut Merah. Mereka kemudian memasuki gurun Sinai untuk kembali ke tanah leluhur mereka di Palestina.
Sejarah Puasa Asyura
Atas peristiwa tersebut, para Nabi kemudian melakukan puasa Asyura pada 10 Muharram sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya.
Nabi Muhammad SAW pun menganjurkan kepada umatnya untuk berpuasa di hari ke-10 ini karena pahalanya sangat besar dan dapat menghapus dosa-dosa selama satu tahun.
Dari Ibnu Abbas radiyallahu’anhu mengatakan:
مَا رَأَيْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ، إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ. يَعْنِى شَهْرَ رَمَضَانَ
Artinya: Saya belum pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan perhatian terhadap puasa di satu hari yang beliau istimewakan, melebihi hari Asyura, dan puasa di bulan ini, yaitu Ramadan”. (HR Bukhari : 2006).
Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“Puasa hari Asyura, aku mengharap kepada Allah, puasa ini menghapuskan (dosa) setahun yang telah lewat”. (HR. Muslim : 1162).
Selain puasa Asyura, Muslim juga dianjurkan banyak berdzikir dan berdoa kepada Allah terutama di Hari Asyura.
Hukum puasa Asyura adalah sunnah; maksudnya dianjurkan dan berpahala bagi yang mengerjakannya namun tidak berdosa bagi yang tidak mengerjakannya.
Dilansir dari buku Puasa yang Masyru dan Tidak Masyru karya Isnan Ansory, para ulama sepakat bahwa puasa Asyura adalah puasa yang sudah disyariatkan dalam ajaran Nabi Muhammad SAW sebelum disyariatkannya puasa Ramadhan.
Namun ketika Nabi hijrah ke Madinah dan mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura, lantas Nabi memerintahkan para shahabat untuk berpuasa Asyura’ dengan disandingkan puasa satu hari sebelumnya (Tasu’a) atau satu hari setelahnya (11 Muharram).
Dalil disunnahkannya puasa Asyura berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا ، يَعْنِى عَاشُورَاءَ ، فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ ، وَهْوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى ، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ . فَقَالَ « أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ » . فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Artinya: Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura’. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab, “Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari).
Wallahu A'lam
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News