JAKARTA, iNews.id - Sejumlah kerajaan Islam tercatat pernah berdiri di Tanah Papua, khususnya di Papua Barat. Berkembangnya agama Islam di Papua tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kerajaan Islam di Maluku.
Hal ini mendorong berdirinya berbagai kerajaan Islam di Papua yang tercatat berdasarkan bukti-bukti sejarah.
Daftar 9 kerajaan Islam di Papua
1. Kerajaan Salawati
Kerajaan Islam ini berdiri di Pulau Salawati, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Pusat Kerajaan Salawati terletak di Kampung Samate yang saat ini merupakan wilayah Kecamatan Salawati Utara sehingga disebut juga dengan nama Kerajaan Samate.
2. Kerajaan Waigeo
Kerajaan Waigeo merupakan salah satu kerajaan Islam yang ada di Indonesia. Kerajaan ini berada di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat dan berpusat di Wewayai, Pulau Waigeo.
3. Kerajaan Misool
Kerajaan Misool merupakan salah satu kerajaan Islam di Raja Ampat. Pusat pemerintahan di Lilinta, Pulau Misool, Papua. Pengaruh Islam yang kental di Misool disebabkan kekuasaan Kesultanan Tidore dan Ternate.
4. Kerajaan Sailolof
Sailolof merupakan salah satu kampung yang berada di Pulau Salawati, Distrik Salawati Selatan, Sorong, Papua Barat Daya. Kampung ini pada masa lampau merupakan pusat Kerajaan Sailolof, salah satu kerajaan Islam di Kepulauan Raja Ampat.
5. Kerajaan Fatagar (Melayu Papua: Petuanan Fatagar)
Kerajaan Islam di Papua selanjutnya yakni Kerajaan Fatagar yang didirikan klan Uswanas. Ibu kotanya terletak di Merapi, sebelah timur Distrik Fakfak, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Indonesia. Petuanan Fatagar memiliki wilayah adat di Distrik Fakfak dan Distrik Pariwari.
6. Kerajaan Rumbati
Kerajaan Rumbati merupakan salah satu dari tiga kerajaan tradisional yang ada di Semenanjung Onin. Salah satu raja yang tersohor di kerajaan ini yakni Patipi.
Raja Patipi memimpin pada dinasti kedua yang memperkenalkan agama Islam kepada masyarakat di Kerajaan Rumbati.
7. Kerajaan Namatota
Kerajaan Islam ini sering disebut juga dengan nama Kerajaan Kowiai yang terletak di Kaimana, Provinsi Papua Barat.
8. Kerajaan Aiduma
Kerajaan Aiduma merupakan Kerajaan Islam yang terletak di Kabupaten Kaimana, Papua Barat.
9. Kerajaan Kaimana
Kerajaan Islam di Papua selanjutnya yakni Kerajaan Kaimana yang juga disebut Kerajaan Sran atau Kerajaan Komisi dengan nama lokal Sran Emaan Muun. Lokasinya di wilayah semenanjung Bomberai, Papua Barat.
Diketahui, kendati mayoritas penganut Kristen, Papua juga merupakan salah satu wilayah penyebaran Islam di Tanah Air. Islam mulai menyebar di Tanah Papua sejak abad ke-14.
Dari buku Sejarah Masuknya Islam di Fakfak oleh Tim Ahli Pemerintah Daerah Fakfak (2006), Islam pertama kali masuk masuk melalui Fakfak. Agama itu dibawa mubalig Abdul Ghaffar asal Aceh ke Fatagar Lama, Kampung Rumbati.
Saat itu, Abdul Ghaffar berdakwa selama 14 tahun atau sejak 1360 hingga 1374 di Rumbati dan sekitarnya. Dia wafat dan dimakamkan di pekarangan Masjid Kampung Rumbati tahun 1374.
8 Agustus 1360 disebut sebagai awal mula penyebaran Islam di Fakfak berdasarkan tradisi lisan yang disampaikan putra bungsu Raja Rumbati XVI Muhammad Sidik Bauw dan Raja Rumbati XVII Ismail Samali Bauw.
Sementara orientalis asal Inggris, Thomas W Arnold dalam bukunya The Preaching of Islam meyakini suku-suku dan pulau-pulau di barat laut Papua seperti Waigeo, Misool, Waigama dan Salawati tunduk kepada Sultan Bacan, raja di Maluku pada abad ke-16.
Setelah itu, Sultan Bacan memperluas kekuasaan hingga Fakfak melalui pengaruh pedagang Muslim. Meski demikian Thomas menyebut, Islam hanya berkembang di wilayah pesisir, sementara warga pedalaman masih menganut animisme.
Terdapat lima lokasi yang bisa digunakan untuk melacak sejarah dakwah Islam di Papua. Pertama, Kepulauan Raja Ampat yang secara geografis dianggap sebagai jembatan penghubung Papua dengan daerah-daerah Islam di timur Indonesia.
Kedua, Fakfak yang dikenal seluruh daerahnya kental dengan nuansa Islami. Ketiga, Biak-Numfor yang diketahui terdapat masyarakat asal Biak telah menetap di kawasan Maluku Utara secara turun-temurun. Keempat Manokwari, sebab ditemukan dokumen tertulis mengenai Islam yang mesti diteliti lebih lanjut kebenarannya.
Kelima, Jayapura, karena terdapat sejumlah nama wilayah bernuansa Islam. Beberapa di antaranya Desa Tobati, Hamadi, maupun Nafri. Tak ketinggalan Desa Gurabesi, yang diyakini diambil dari nama salah seorang panglima Sultan Tidore abad ke-15.
Editor : Donald Karouw
Follow Berita iNews di Google News