Ahlan Wa Sahlan Ya Syahru Maulid, Ini Amalan dan Keutamaan Bulan Rabiul Awal

Kastolani Marzuki · Senin, 18 September 2023 - 16:01 WIB
Ahlan Wa Sahlan Ya Syahru Maulid, Ini Amalan dan Keutamaan Bulan Rabiul Awal
Ilustrasi ahlan wa sahlan ya syahru maulid Nabi SAW. (Foto: Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Ahlan wa sahlan ya syahru maulid dalam bahasa Arab merupakan ucapan selamat datang. Ucapan itu biasanya ditujukan kepada seseorang, namun bisa juga untuk menyambut bulan mulia atau istimewa. Salah satunya Bulan Maulid Nabi atau Rabiul Awal.

Umat Islam kini memasuki Bulan Rabiul Awal 1445 H / 2023. Bulan ini sangat istimewa karena di bulan Rabiul Awal manusia paling mulia Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke bumi.

Rabiul awal artnya musim semi. dinamakan demikian karena mereka menetap di rumahnya masing-masing. Al-irtiba' artinya tinggal di keramaian daerah tempat tinggal.

Dilansir dari laman mui, kata rabi’ dalam bahasa Arab cukup rumit. Kata ini, digunakan untuk penamaan musim dan bulan. Adapun rabi’ dalam konteks musim, dapat berarti musim semi atau musim gugur. 

Sebagian masyarakat Arab menyebut musim semi sebagai rabi’, sebagian lain menyebut rabi’ adalah musim gugur. Sementara rabi’ dalam konteks bulan, adalah dua bulan berturut-turut setelah bulan Safar. Yaitu Rabiul Awal dan Akhir. Dinamai seperti itu sebab dua bulan tersebut terjadi antara musim semi sampai musim gugur.

Untuk membedakan rabi’ yang bermakna musim dan rabi’ yang bermakna bulan, orang Arab biasa mengawali Rabiul Awal dan Rabiul Akhir dengan kata syahr (bulan), sehingga menjadi syahru rabi’ al-awwal wa syahr rabi’ al-akhir. (Jawwad Ali, al-Mufasshal fi Tarikhil Arab qablal Islam, juz 16, hlm. 76).

Ahlan Wa Sahlan Ya Syahru Maulid

Dalam bahasa Arab, ahlan wa sahlan ya syahru maulid artinya selamat datang wahai Bulan Maulid. Dilansir dari laman pecihitam, secara bahasa, kalimat ahlan wa sahlan (أَهْلًا وَسَهْلًا ) dalam bahasa Arab berasal dari kata “ahlun” ( أهْلَ ) yang berarti keluarga dan kata “sahlan” (سَهْلًا ) dari kata “sahlun” (سَهْل ) yang artinya mudah. Jika dua kata tersebut digabung maka memiliki arti “keluarga” dan “mudah.

Selain ahlan wa sahlan, untuk menyambut bulan istimewa dalam tradisi umat Islam yakni marhaban. Keduanya secara istilah memiliki arti sama yakni selamat datang. Meski demikian, kata marhaban lebih cocok untuk disematkan kepada penyambutan bulan istimewa. Marhaban memiliki arti menyambut dengan lapang dada atau penuh kegembiraan.

Bulan Rabiul awal identik dengan perayaan Maulid Nabi SAW. Perayaan itu sudah ada dan telah lama dilakukan oleh umat Islam. Benihnya sudah ditanam sendiri oleh Rasulullah SAW berdasarkan hadits di atas. 

Di Indonesia, sebagian besar masyarakat Muslim membaca shalawat, barzanji dan pengajian­-pengajian yang mengisahkan sejarah Nabi SAW tiap memasuki Rabiul Awal.  

Isnan Ansory dalam bukunya Pro Kontra Maulid Nabi menyebutkan, Syaikh as-Sayyid Zain Aal Sumaith, dalam karyanya Masail Katsuro Haulaha an-Niqosy wa al-Jidal, mendefinisikan maulid Nabi Muhammad yakni, memperingati hari kelahiran Rasulullah dengan menyebut-nyebut kisah hidupnya, dan setiap tanda-tanda kemulian dan mukjizat sang Nabi Saw dalam rangka mengagungkan kedudukannya, dan menampakkan kegembiraan atas kelahirannya.

Dari definisi ini dapat dipahami bahwa kegiatan yang dilakukan pada momen hari kelahiran Nabi Saw berwujud amalan-amalan ibadah yang bersifat mutlak. Seperti melakukan pembacaan dan pengkajian tentang sirah Rasulullah SAW melalui pembacaan syair-syair yang tertulis dalam kitab-kitab Maulid seperti al-Barzanji, Simtu ad-Duror, ad-Diba’, Maulid Syaraf al-Anam, dan semisalnya, ataupun melakukan kegiatan tertentu yangdikatagorikan ibadah muthlak seperti membaca shalawat, membaca Alquran, bersedekah, dan lainnya.

Tujuan dalam melaksanakannya adalah dalam rangka menampakkan kegembiran atas kelahiran Sang Nabi mulia. Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT : Katakanlah (Muhammad), sebab fadhal dan rahmat Allah (kepada kalian), maka bergembiralah kalian. (QS Yunus, 58). 

Amalan Bulan Rabiul Awal

1. Perbanyak Sholawat

Amalan Bulan Rabiul Awal yang merupakan momen kelahiran Nabi Saw pertama dianjurkan banyak membaca sholawat.

2. Mengkaji Kisah Kelahiran Nabi Muhammad

Amalan Bulan Rabiul Awal lainnya yakni mengkaji kisah atau sirah kelahiran Nabi Muhammad SAW melalui pembacaan syair-syair yang tertulis dalam kitab-kitab Maulid seperti al-Barzanji, Simtu ad-Duror, ad-Diba’, Maulid Syaraf al-Anam, dan semisalnya. 

3. Bersedekah

Amalan Bulan Rabiul Awal selanjutnya yakni banyak bersedekah. Lazim di masyarakat Muslim Jawa di Bulan Rabiul awal ini dengan memberikan sedekah makanan di tanggal 12 Rabiul Awal sebagai bentuk syukur dan kegembiraan merayakan Maulid Nabi SAW.
Sedekah sebagai bentuk kegembiraan atas kelahiran Nabi SAW juga dilakukan Abu Lahab, paman Nabi SAW yang paling getol memusuhi Rasulullah SAW. 

Saking gembiranya menyambut kelahiran Sang Nabi, Abu Jahal memerdekakan budaknya bernama Tsuwaibah. Atas amaliyahnya itu, Abu Jahal diringankan siksanya setiap hari Senin.

Keutamaan Bulan Rabiul Awal

1. Bulan Kelahiran Nabi Muhammad SAW 

Keutamaan Bulan Rabiul Awal pertama paling luar biasa adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW lahir pada 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau bertepatan 20 April 571 Masehi. 

Kelahiran Nabi Muhammad SAW dipenuhi dengan kejadian yang menakjubkan.

Di bulan ini cukup menarik, bulan rabi’ dianggap bulan di mana tumbuh bunga-bunga dan turunnya hujan di padang pasir.

Dengan demiikian, lahirnya Nabi Muhammad SAW ibarat sebuah isyarat bahwa akan ada sosok penyubur, penyembuh dahaga di tengah gersangnya peradaban masyarakat jahiliyyah kala itu.

Dengan demiikian, lahirnya Nabi Muhammad SAW ibarat sebuah isyarat bahwa akan ada sosok penyubur, penyembuh dahaga di tengah gersangnya peradaban masyarakat jahiliyyah kala itu.

2. Nabi Muhammad SAW Wafat

Keutamaan Bulan Rabiul Awal berikutnya selain sebagai bulan lahirnya Nabi AW, juga menjadi bulan sedih karena di bulan tersebut Rasulullah SAW wafat. Dalam sirah nabawi, Rasulullah SAW wafat pada tanggal 8 Juni 632 Masehi bertepatan 12 Rabiul Awal 11 Hijriah. 

Rasulullah SAW wafat pada usia 63 tahun di Madinah. Isyarat akan wafatnya Nabi Muhammad SAW itu sebagaimana disebutkan dalam Al Quran dan hadits memiliki hikmah yakni agar menyiapkan mental para sahabat sekaligus alih generasi dari masa kenabian ke masa tanpa nabi.

3. Masjid Pertama Dibangun

Keutamaan Bulan Rabiul Awal selanjutnya yakni Masjid Quba, masjid pertama yang dibangun umat Muslim. Kejadian besar terakhir di bulan ini adalah wafatnya Rasulullah SAW. (Ilham Fikri, ed: Nashih).


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News