JAKARTA, iNews.id - Amalan akhir Bulan Dzulhijjah berikut ini dianjurkan untuk dilakukan umat Islam. Dalam kalender Hijriah, Dzulhijjah merupakan bulan ke-12 atau bulan pamungkas. Artinya, umat Islam akan memasuki Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H yang jatuh pada hari Jumat, 27 Juni 2025.
Karenanya, di akhir bulan ini umat Islam dianjurkan melakukan muhasabah diri atas semua hal yang telah dilakukannya selama setahun terakhir.
Bulan Dzulhijjah juga merupakan satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah SWT dan masuk asyhurul hurum atau bulan yang diharamkan untuk berbuat maksiat, kerusakan maupun pembunuhan.
Allah SWT berfirman:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu dan perangilah kaum musyrik itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kalian semuanya; dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa". (QS. At Taubah: 36)
Para ulama tafsir merespons ayat tersebut tentang keutamaan Bulan Zulhijjah. Yakni dalam bulan-bulan Haram itu dilarang berbuat aniaya terhadap diri kalian sendiri, karena dalam bulan-bulan Haram itu sanksi berbuat dosa jauh lebih berat daripada dalam hari-hari lainnya. Sebagaimana perbuatan maksiat yang dilakukan di dalam Kota Suci Mekah, berlipat ganda dosanya.
Ibnu Qatadah mengatakan melakukan perbuatan aniaya dalam bulan-bulan Haram, maka dosa dan sanksinya jauh lebih besar daripada melakukan perbuatan aniaya dalam bulan-bulan yang lain, sekalipun pada prinsipnya perbuatan aniaya itu —kapan saja dilakukan— dosanya tetap besar. Tetapi Allah lebih memperbesar urusan-Nya sesuai dengan apa yang dikehendaki-Nya.
Selain bermuhasabah menyosong tahun baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, amalan akhir Bulan Dzulhijjah lainnya yakni memperbanyak dzikir dan puasa Ayyamus Siwad atau Suud yakni puasa petang bulan, serta membaca doa akhir tahun hijriah. Berikut amalan bernilai ibadah dan pahala di akhir Bulan Dzulhijjah.
Amalan Akhir Bulan Dzulhijjah
1. Memperbanyak Dzikir
Amalan akhir Bulan Dzulhijjah yakni memperbanyak dzikir. Salah satu dzikir yang ringan diucapkan namun berat dalam timbangan amal yakni dengan mengucapkan subhaanallah wabihamdihi subhaanallahil 'adhiim.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui sahabat Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
"كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيلَتَانِ فِي الْمِيزَانِ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ"
Ada dua kalimat yang ringan dibaca lisan, tetapi berat di dalam timbangan lagi disukai oleh Tuhan Yang Maha Pemurah, yaitu Subhanallah (Mahasuci Allah) Wabihamdihi (dan dengan memuji kepada-Nya) Subhanallahil 'Azim (Mahasuci Allah lagi Mahabesar).
2. Membaca Doa Akhir Tahun
Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah, Muslim dianjurkan untuk membaca doa akhir tahun dan awal tahun. Dengan memanjatkan doa dalam mengakhiri tahun dan mengawali tahun baru diharapkan dosa-dosa yang dilakukan bisa mendapat ampunan dari Allah SWT. Selain itu, mengharap keberkahan dan rezeki melimpah.
Berdoa akhir tahun pada hari terakhir bulan Zulhijah selepas Asar sebanyak 3X. Berikut bacaannya:
وَصَلَّى الله ُعَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ ، اللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِيْ هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِيْ عَنْهُ فَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلُمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْهُ بَعْدَ جُرْأَتِيْ عَلَى مَعْصِيَّتِكَ ، فَإِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْ لِيْ . وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ ، فَأَسْئَلُكَ اللَّهُمَّ يَا كَرِيْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ أَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّيْ وَلاَ تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Wa sallallaahu ‘ala sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa sahbihii wa sallam.
Allaahumma maa ‘amiltu fi haazihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu fa lam atub minhu wa lam tardahuuwa lam tansahuu wa halimta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astagfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardaahu wa wa’attani ‘alaihis-sawaaba fas’alukallahummayaa kariimu yaa zal-jalaali wal ikraam,an tataqabbalahuu minni wa laa taqta’ rajaa’i minkaa yaa kariim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam.
Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga Allah melimpahkan rahmat dankeselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya.
Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu,sedang kami belum bertaubat,padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya,dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat.Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu.
Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan,semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad,keluarga dan sahabatnya.
3. Puasa Ayyamus Suud atau Siwad
Puasa ayyamus suud atau siwad merupakan puasa sunnah yang dikerjakan pada akhir bulan hijriah.
Dikutip dari bincangsyariah, Menurut Imam Al-Mawardi, berpuasa Ayyamus Sud pada tanggal 28, 29 dan 30 dari kalender Hijriyah adalah sunnah. Namun jika dalam sebulan Hijriyah hanya berjumlah 29 hari saja, maka disunnahkan untuk memulai puasa dari tanggal 27, 28 dan 29.
Hal ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Ramli dalam kitab Nihayatul Muhtaj ila Syarh al-Minhaj berikut;
قَالَ الْمَاوَرْدِيُّ: وَيُسَنُّ صَوْمُ أَيَّامِ السُّودِ وَهِيَ الثَّامِنُ وَالْعِشْرُونَ وَتَالِيَاهُ، وَيَنْبَغِي أَنْ يُصَامَ مَعَهَا السَّابِعُ وَالْعِشْرُونَ احْتِيَاطًا
Imam Al-Mawardi berkata, ‘Disunahkan juga berpuasa di Ayyamus Sud (hari-hari gelap), yaitu pada tanggal 28 dan dua hari setelahnya. Dan hendaknya berpuasa dari tanggal 27 sebagai bentuk kehati-hatian.
Adapun hikmah anjuran melakukan puasa di Ayyamus Sud adalah sebagai bentuk harapan agar kegelapan pada malam-malam tersebut segera hilang. Menurut sebagian ulama, hikmah berpuasa di Ayyamus Sud adalah untuk menghilangkan gelapnya hati.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Hasyiatul Jamal berikut;
فحكمة صومها طلب كشف الظلمة المستمرة…وقيل لطلب كشف سواد القلب
Adapun hikmah berpuasa di Ayyamus Sud adalah agar kegelapan sepanjang malam segera sirna..Disebutkan bahwa hikmahnya adalah untuk menghilangkan gelapnya hati.
4. Muhasabah
Amalan akhir Bulan Dzulhijjah yang merupakan bulan terakhir menyongsong tahun baru Hijriah yakni melakukan muhasabah atau instrospeksi diri atas apa yang telah dilakukan selama setahun. Sebab, sekecil apa pun tindakan baik dan buruk pasti akan dicatat dan dibeberkan oleh Allah kelak di hari perhitungan atau Yaumul Hisab nanti.
Allah SWT berfirman:
فَلا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ
Artinya: Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami menjadi orang-orang yang membuat perhitungan. (Al-Anbiya: 47)
Ibnu Katsir menerangkan ayat tersebut merupakan peringatan dari Allah SWT bagi orang Muslim perihal orang-orang musyrik. Sesungguhnya yang mendorong dan menjerumuskan mereka ke dalam lembah kesesatan ialah karena mereka diberi kenikmatan kehidupan dunia dan mereka tenggelam ke dalam kesenangannya. Umur mereka dipanjangkan dalam kesesatannya sehingga mereka menduga bahwa diri mereka mempunyai sesuatu pegangan hidup.
Itulah ulasan amalan akhir Bulan Dzulhijjah yang bernilai pahala dan ibadah untuk dikerjakan umat Islam menyongsong tahun baru Islam.
Wallahu A'lam
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News