skin ads
skin ads
Hikmah

Apa Itu Hasad Dalam Islam? Ini 3 Penyakit Hati yang Harus Dijauhi

Kastolani Marzuki · Kamis, 08 Juli 2021 - 21:37 WIB
Apa Itu Hasad Dalam Islam? Ini 3 Penyakit Hati yang Harus Dijauhi
Penyakit iri hati atau hasad harus dihindari Muslim. (Foto: istimewa)

JAKARTA, iNews.id - Apa itu hasad? Hasad adalah dengki atau iri hati terhadap orang lain yang mendapat karunia dari Allah SWT. Hasad merupakan penyakit hati yang harus dihindari tiap Muslim agar selamat di dunia dan akhirat.

Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman:

اَمْ يَحْسُدُوْنَ النَّاسَ عَلٰى مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۚ فَقَدْ اٰتَيْنَآ اٰلَ اِبْرٰهِيْمَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَاٰتَيْنٰهُمْ مُّلْكًا عَظِيْمًا

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya. Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. (QS. An Nisa: 54).

Direktur Aswaja Center PBNU, KH Misbahul Munir Kholil mengatakan, Rasulullah SAW pernah mengingatakan kepada umatnya tentang hasad yang merupakan salah satu penyakit hati. 

Rasulullah SAW bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Alaa wa inna fil jasadi mudzghotan idzaa sholahat sholahal jasadu kulluhu, wa idzaa fasadat fasadal jasadu kulluhu, alaa wahiyal  qolbu.

Artinya, ketahuilah bahwa di dalam tubuh (manusia) terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Dan jika ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Maka ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati".

“Kita deteksi mulai dari awal. Jangan sampai kita biarkan hati kita yang awalnya suci, bersih itu dikotori oleh penyakit hati,” kata  Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU dikutip iNews.id dari dakwahnu.id.

Kiai Misbah menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah mengingatkan kepada kita terkait penyakit hati. Ada tiga penyakit hati, diantaranya adalah, shuhun mutha’ (pelit yang diikuti), Wa hawwan muttaba’ (hawa nafsu yang tidak terkendali), Wa I’jabul mar’I binafsihi (merasa dirinya suci). “Dari tiga penyakit hati ini, jangan sampai menguasi diri kita,” kata Kiai Misbah.

Terkait tiga penyakit hati ini disebutkan di dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin. Pertama, shuhun mutho’ (pelit yang diikuti). Manusia memang mempunyai karakter yang pelit, tetapi pelit yang tercela.  Shuhun mutho’ adalah iri hati atau dengki atau bisa disebut SMS (senang melihat orang lain sedih). 

'Penyakit hasud adalah sebuah sikap tidak senang apabila orang lain mendapatkan nikmat. Penyakit ini jangan sampai kita pelihara,” katanya.

Rasulullah SAW pun mewanti-wanti umatnya untuk menjauhkan diri dari hasad sebagaimana dalam sabdanya.

إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ

“Dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda: “Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kabaikan seperti api memakan kayu bakar.” (HR Abu Dawud).

Penyakit hati yang kedua ialah wa hawwan muttaba’ (riya). Riya adalah al’amalu li’ajlinnas (beramal, beribadah karena manusia). Sebaliknya yang disebut riya juga ialah tarkul ‘amal li ‘ajlinnas (meninggalkan suatu amal karena manusia.

Yang dimaksud al’amalu li ‘ajlinnas (beramal karena manusia) ialah, ketika akan dibangkitkan dari kubur bertemu dengan Allah Ta’ala, akan ditentukan masuk surga atau neraka. Ketika orang mengharapkan suatu pahala, maka nanti di akhirat tidak ada apa-apanya untuk Allah. Sedangkan yang dimaksud tarkul ‘amal li ajlinnas adalah meninggalkan ibadah karena manusia.

Sedangkan penyakit hati yang ke tiga yaitu ujub (sombong). Sifat ujub adalah menganggap dirinya yang paling benar dan orang lain salah. "Sifat inilah yang tidak baik dan harus juga kita hindari," ucapnya.

Dari tiga penyakit hati tersebut, Kiai Misbah memberi kesimpulan bahwa ketika sudah menghindari penyakit tersebut dan mendapat ridla Allah SWT, maka Allah akan memberikan ganjaran atau pahala berupa surga. 

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al Fajr:

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30)

Artinya, wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surga-Ku. (QS. Al Fajr: 27-30).

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News