skin ads
skin ads
Hikmah

Apakah Orang Sudah Meninggal Masih Ingat Keluarganya? Begini Menurut Ulama

Kastolani Marzuki · Rabu, 25 September 2024 - 05:30 WIB
Apakah Orang Sudah Meninggal Masih Ingat Keluarganya? Begini Menurut Ulama
Muslim melakukan ziarah kubur ke makam orang tua dan kerabat. (Foto: Ant)

JAKARTA, iNews.id - Apakah orangsudah meninggal masih ingat keluarganya di dunia menarik diulas. Dalam ajaran Islam, meski jasadnya sudah usang, ruh orang yang sudah meninggal bisa mengetahui dan mendengar. Mereka juga bisa melihat keluarganya di dunia.

Dalam ajaran Islam, orang yang sudah meninggal memang berbeda alam yakni di alam barzakh yang merupakan tempat sementara atau peralihan dari alam dunia ke alam akhirat. 

Meski sudah meninggalkan dunia, mereka tetap bisa mendengar dan melihat orang yang masih hidup di dunia terlebih ketika menziarahi kuburnya. Orang yang sudah meninggal juga sadar jika dirinya sudah mati.

Apakah Orang Sudah Meninggal Masih Ingat Keluarganya

Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Ar Ruh seperti dilansir dari buku Hanif Luthfi berjudul Menggugat Kita Ar Ruh dijelaskan, bahwa ulama salaf sepakat orang yang sudah meninggal mengetahui siapa yang menziarahinya dan senang diziarahi.

Wakil Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Achmad Chlawani Nawawi mengatakan, perhatian orang yang sudah meninggal kepada yang masih hidup lebih besar dari perhatian orang yang masih hidup kepada yang sudah meninggal.

Hal itu dijelaskan Sayyid Abdullah bin Alawi bin Muhammad Al-Haddad (1634-1720 M), pengarang kitab Ratib Haddad. Dia berkata: “ihtimāmul amwāti lil ahyā-i, asyaddu min ihtimāmil ahya-i lil amwāti.” (Perhatian orang yang sudah wafat kepada orang yang masih hidup itu lebih besar daripada perhatian orang yang masih hidup kepada orang yang sudah wafat).

KH Chalwani mengatakan, disebutkan salah satu hadits Nabi Muhammad saw dalam kitab Syarhush Shudūr bi Syarhi Ĥālil Mauta fil Qubūr (Penjelasan Ahwal Kematian di Alam Kubur) karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi (1445-1505/849H - 911H). 

Tu’radhu a’mālukum fid dunya, ilā ‘asāirikum wa aqribā-ikum minal amwāti. Fain ra-auhum hasanan, isytabsyarū, fain ra-auhum ghaira hasanin qālu: allāhumma lā tumithum hatta tahdiyahum. (Al-Hadis fi Syarhish Shudur). 

Artinya, Nabi bersabda: Amal kamu sekalian – orang yang masih hidup – diperlihatkan kepada saudara dan teman-temanmu yang sudah meninggal dunia, termasuk diperlihatkan kepada leluhurmu yang sudah wafat. Ketika yang sudah wafat melihat amal baik yang masih hidup, merasa bahagia di alam kubur. Tetapi ketika yang wafat melihat amal yang masih hidup tidak baik, merasa sedih di alam kubur. Di tengah-tengah kesedihan, berdoa, meminta kepada Allah swt: ‘Ya Allah, anak cucuku yang masih hidup di dunia, yang amalnya masih belum baik, jangan Engkau cabut dulu nyawanya, jika belum mendapat petunjuk Engkau.’ 

“Jadi, orang yang sudah wafat itu dapat mendoakan orang yang masih hidup, asalkan wafatnya membawa amal saleh Maka Nabi Muhammad, para wali, para ulama, sampai saat ini masih memperhatikan kita semua,” kata Mursyid Tarekat Qadiriyah/ Naqsyabandiyah, Berjan, Purworejo dilansir dari NU Online, Selasa (24/9/2024).

Rais Syuriah PBNU, KH Bahauddin Nursalim yang akrab disapa Gus Baha dalam Kanal Youtube Nuha Channel menjelaskan, para ahli kubur berebutan doa dan Surat Yasin yang dikirimkan dari keluarganya yang masih hidup.

Orang Meninggal Berebut Doa

Dalam Kitab I'anatuth Tholibin karya Syeikh Abu Bakar Syatho disebutkan para ahli kubur saling berebut doa dari keluarganya. Ada salah satu ahli kubur yang tidak perlu berebut amalan doa, karena tiap Jumat dikirimkan Surat Yasin dari anaknya.

Syeikh Abu Bakar Syatho mimpi bertemu ahli kubur tersebut siapa anaknya yang memiliki amalan Surat Yasin tiap Jumat. Ternyata, anak ahli kubur yang merupakan orang saleh itu adalah penjual sayur di salah satu pasar.

"Setelah didatangi, ternyata benar pemuda itu berjualan sayur. Anaknya membenarkan punya amalan baca Surat Yasin di hari Jumat. Ini mimpi Syeikh Abu Bakar. Mimpi orang saleh ini nyata," katanya.

Gus Baha menerangkan, semua ayat yang tidak ada gunanya tu setelah semua orang sudah masuk ke alam akhirat. Tapi, kalau masih di alam kubur atau barzakh, ahli kubur itu masih dapat manfaat dari bacaan Surat Yasin yang ditrasfer keluarganya," kata Gus Baha.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah (wafat 751 H) juga menceritakan kisah tentang ziarah kubur dengan membaca surat yasin beserta fadhilahnya atau keajaibannya.

Dalam Kitab-nya Ar Ruh, Ibnu Qayyim sebagaimana diulik Ustazah Marathi Marfuah dalam bukunya berjudul Menggugat Kitab Ar Ruh dijelaskan, bahwa Ibnu Qayyim menyebutkan cerita dari Al-Khallal, dia berkata, “Al-Hasan bin al-Haitsam memberitakan kepada saya, ia berkata, ‘Saya telah mendengar Abu Bakar bin al-Athrasy bin Binti Abi Nadhr bin atTamar:

"Ada seorang laki-laki datang ke kubur ibunya pada hari Jum’at, lalu ia membacakan surat Yasin. Kemudian pada hari lain ia membacakan surat Yasin. Kemudian ia mengatakan, ‘Ya Allah, jika Engkau memberikan balasan pahala untuk bacaan Surat Yasin ini, maka jadikanlah ia untuk para penghuni pekuburan ini’. Pada hari Jumat berikutnya, ada seorang perempuan datang, ia berkata, ‘Apakah engkau fulan anak si fulanah?’. 

Laki-laki itu menjawab, ‘Ya’. Perempuan itu berkata, ‘Sesungguhnya anak perempuan saya telah meninggal dunia, saya melihatnya dalam mimpi, ia duduk di tepi kuburnya’. Lalu saya bertanya, ‘Apa yang membuatmu duduk di sini?’. 

Dia menjawab, ‘Sesungguhnya si fulan anak fulanah datang ke kubur ibunya, ia telah membaca surat Yasin dan ia jadikan balasan pahalanya untuk para penghuni pekuburan ini, maka kami mendapatkannya’, atau, ‘Allah memberikan ampunan untuk kami’, atau seperti itu.

Berkaitan dengan mimpi bertemu orang yang sudah meninggal, banyak ulama yang mengalaminya. Mereka bertemu dengan orang-orang saleh dalam mimpinya.

Salah satunya adalah apa yang telah disampaikan keluarga Asim Al-Juhdari yang telah menceritakan bahwa ia pernah melihat Asim Al-Juhdari dalam mimpinya setelah Asim meninggal dunia. 

Lalu lelaki itu bertanya, "Bukankah kamu telah mati?" Asim menjawab, "Benar." Lelaki itu bertanya lagi, "Sekarang engkau berada di mana?" Asim menjawab, "Saya, demi Allah, berada di suatu taman dari taman surga bersama sejumlah teman-temanku. Kami berkumpul setiap malam Jumat, dan pagi harinya di tempat Bakr ibnu Abdullah Al-Muzani. Maka kami menerima berita-berita tentang kalian." 

Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lalu lelaki itu bertanya lagi, "Apakah yang berkumpul itu tubuh kalian, ataukah arwah kalian?" Asim menjawab, "Mustahil bila yang berkumpul adalah jasad kami, karena jasad kami telah hancur luluh dan yang dapat bertemu hanyalah arwah kami saja." Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lelaki itu bertanya lagi, "Apakah kalian mengetahui bila kami berziarah kepada kalian?"

Asim menjawab, "Kami mengetahuinya pada petang hari Jumat dan seluruh hari Jumat serta malam hari sabtu hingga matahari terbit." Perawi melanjutkan kisahnya, bahwa lelaki itu bertanya, "Mengapa demikian, bukan pada hari-hari lainnya?" Asim menjawab, "Berkat keutamaan dan kebesaran hari Jumat."

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Usman ibnu Suwaid At-Tafawi  mengatakan bahwa ibunya adalah  ahli ibadah yang dikenal dengan julukan Rahibah. 

Ketika ajalnya telah dekat, Rahibah mengangkat kepalanya ke arah langit, lalu berdoa, "Wahai Tuhan yang menjadi harapan dan dambaanku selama hidup dan matiku, janganlah Engkau menjadikan aku terhina saat matiku, dan janganlah Engkau menjadikan diriku berasa asing dalam kesendirianku."

Setelah ia meninggal dunia, aku (Usman ibnu Suwaid) selalu menziarahi kuburnya setiap hari Jumat, mendoakannya serta memohonkan ampunan buatnya, juga buat ahli kubur lainnya.

Pada suatu malam aku melihat ibuku dalam mimpi, maka aku bertanya kepadanya, "Ibu, bagaimanakah keadaanmu?" Ia menjawab, "Anakku, sesungguhnya maut itu benar-benar merupakan musibah yang sangat keras. 

Dan sesungguhnya aku, segala puji bagi Allah, benar-benar ada di alam barzakh yang terpuji yang penuh dengan bau yang harum dan dihamparkan padanya kain sutera yang tebal dan yang tipis sampai hari berbangkit nanti."

Aku bertanya kepadanya, "Apakah engkau mempunyai keperluan?" Ia menjawab, "Ya." Aku bertanya, "Keperluan apa?" Ia menjawab, "Janganlah engkau meninggalkan kebiasaanmu menziarahi kami dan mendoakan bagi kami, karena sesungguhnya aku benar-benar merasa gembira dengan kedatanganmu pada hari Jumat. 

Jika engkau tiba dari rumah keluargamu, maka dikatakan kepadaku, 'Hai Rahibah, inilah putramu telah datang, maka bergembiralah.' Dengan demikian, bergembiralah semua orang mati yang ada di sekitarku."

Ibnu Abud Dunia telah meriwayatkan di dalam Kitabul Qubur melalui Siti Aisyah ra yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:

"مَا مِنْ رَجُلٍ يَزُورُ قَبْرَ أَخِيهِ وَيَجْلِسُ عِنْدَهُ، إِلَّا اسْتَأْنَسَ بِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ حَتَّى يَقُومَ"

Latin: Maa min rajulin yazuuru qabra akhiihi wa yajlisu 'indahu illa sta'nasa bihi waradda 'alaihi hatta yaquum.

Artinya: Tiada seorang pun yang menziarahi kubur saudaranya, lalu duduk di sisinya melainkan saudaranya itu terhibur dengan kedatangannya dan menjawab salamnya hingga ia bangkit (meninggalkannya). (HR. Ibnu Abdil Barr, Dishahihkan Oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah).

Bahkan Nabi Saw, mengucapkan salam ketika berziarah ke pemakaman Baqi. Tempat pemakaman para sahabat nabi Saw. Nabi Saw mengucapkan :

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ غَدًا مُؤَجَّلُونَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ

"Semoga keselamatan atas kalian wahai para penghuni (kuburan) dari kaum mukminin. Apa yang dijanjikan Allah kepada kalian niscaya akan kalian dapati esok (pada hari kiamat), dan kami Insya Allah akan menyusul kalian.`` (HR. Muslim, No. 974).

Karena itu, Muslim dianjurkan untuk mendoakan kedua orang tua yang sudah meninggal dengan memanfaatkan hari Jumat sebagai hari istimewa.

Demikian pembahasan mengenai apakah orang yang sudah meninggal masih ingat keluarganya. Semoga bermanfaat.

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News