skin ads
skin ads

Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 190-191 hingga Membuat Rasulullah SAW Menangis

Kastolani Marzuki · Jumat, 28 Juli 2023 - 06:00 WIB
Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 190-191 hingga Membuat Rasulullah SAW Menangis
Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 190-191 yang membuat Rasulullah SAW menangis. (Foto: Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Surat Ali Imran ayat 190-191 merupakan salah satu ayat Al Quran yang membuat Rasulullah SAW menangis. Bagaimana asbabun nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191?

Dalam Ulumul Quran, Asbabun Nuzul sebagaimana dilansir dari laman walisongo.ac.id, terdiri atas dua kata. Pertama, asbab yang merupakan jamak dari asbab (jamak dari sabab) berarti sebab atau latar belakang, dan kedua, nuzul yang berarti turun. 

Para ulama tafsir menjelaskan beberapa definisi asbabun nuzul. Menurut Hasby Ash-Shiddiqi asbabun nuzul ialah kejadian yang karenanya diturunkan Al Quran untuk menerangkan hukumnya pada hari timbulnya kejadian itu, dan suasana yang didalam suasana itu Al Quran diturunkan serta membicarakan sebab tersebut, baik dibicarakan secara langsung sesudah terjadi sebab itu atau kemudian lantaran suatu hikmah.

Surat Ali Imran (Keluarga Imran) termasuk surat Madaniyyah yakni surat yang turunnya di Kota Madinah sewaktu Nabi Muhammad SAW hijrah di kota tersebut. Surat Ali Imran berjumlah 200 ayat dan turun sesudah surat Al-Anfal. 

Surat Ali Imran Ayat 190-191

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Latin: Inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la'āyātil li'ulil-albāb(i).Al-lażīna yażkurūnallāha qiyāmaw wa qu‘ūdaw wa ‘alā junūbihim wa yatafakkarūna fi khalqis-samāwāti wal-arḍ(i), rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā(n), subḥānaka fa qinā ‘ażāban-nār(i).

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.(QS. Ali Imran: 190-191.

Asbabun Nuzul Surat Ali Imran Ayat 190-191

Asbabun Nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191 sebagaimana dilansir dari Buku Quran Hadis Kelas VII MTs, suatu hari ketika Bilal hendak adzan Shubuh, ia mendapati Nabi Muhammad SAW sedang menangis. 

Bilal lalu bertanya. “Wahai Rasulullah, apa yang membuatmu menangis?” Tanya Bilal. Nabi SAW menjawab, “Apa yang dapat melarangku untuk menangis, sedangkan telah turun kepadaku malam ini ayat, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,”
Kemudian beliau bersabda, “Celakalah bagi orang yang membacanya namun ia tidak mau merenungkannya.”

Sesudah itu beliau Saw. berdoa:

«اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِي سَمْعِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا، وَعَنْ يَمِينِي نُورًا، وَعَنْ شِمَالِي نُورًا، وَمِنْ بَيْنِ يَدَيَّ نُورًا، وَمِنْ خَلْفِي نُورًا، وَمِنْ فَوْقِي نُورًا، وَمِنْ تَحْتِي نُورًا وَأَعْظِمْ لِي نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

Artinya: Ya Allah, jadikanlah di dalam kalbuku nur (cahaya), di dalam pendengaranku nur, di dalam pandanganku nur, di sebelah kananku nur, di sebelah kiriku nur, di hadapanku nur, di belakangku nur, di atasku nur, di bawahku nur, dan besarkanlah nur bagiku kelak di hari kiamat.

Dalam riwayat lain sebagaiman disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir, bahwa Rasulullah SAW bangkit menuju qirbah (wadah air) yang ada di dalam rumah. dan dalam wudunya itu beliau menghemat air. Lalu berdiri dan membaca Al-Qur'an seraya menangis sehingga aku (Siti Aisyah) melihat air matanya sampai mengenai kedua sisi pinggangnya. 

Setelah itu beliau Saw duduk, lalu membaca hamdalah dan memuji Allah Swt, kemudian menangis lagi sehingga aku melihat air matanya sampai membasahi pangkuannya. 

Kemudian beliau merebahkan diri pada lambung sebelah kanannya dan meletakkan lengan kanannya pada pipinya, lalu beliau menangis lagi sehingga aku melihat air matanya sampai membasahi tanah. 

Lalu masuklah Bilal memberitahukan kepadanya bahwa waktu salat Subuh telah masuk. Untuk itu Bilal berkata, "Wahai Rasulullah, sekarang waktu salat." Tetapi ketika Bilal melihat Rasulullah Saw. menangis, maka ia bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah engkau menangis, padahal Allah telah memberikan ampunan-Nya bagimu atas semua dosamu yang telah lalu dan yang kemudian?" Rasulullah Saw. menjawab, "Hai Bilal, bukankah aku ingin menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur? Mengapa aku tidak menangis, sedangkan malam ini telah diturunkan kepadaku firman-Nya: 'Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal' (Ali Imran: 190). sampai dengan firman-Nya: 'Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka' (Ali Imran: 191)." Kemudian beliau Saw. bersabda: Celakalah bagi orang yang membaca ayat-ayat ini, lalu ia tidak merenungkannya.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah yang menceritakan: Setiap malam Rasulullah SAW selalu membaca 10 ayat dari akhir surat Ali Imran.

Kandungan Surat Ali Imran Ayat 190-191

Kandungan Surat Ali Imran ayat 190-191 bahwa sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dari tidak ada menjadi ada serta tanpa ada contoh sebelumnya, dan di dalam pergantian malam dan siang serta perbedaan panjang dan pendeknya waktu, benar-benar terdapat bukti-bukti nyata bagi orang-orang yang berakal sehat yang menunjukkan mereka kepada Sang Maha Pencipta alam semesta, hanya Dia yang berhak disembah.

Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar menjelaskan, melalui Surat Ali Imran ayat 190, Allah mengarahkan hamba-Nya untuk merenungkan alam, langit dan bumi. 

Dia mengarahkan agar hamba-Nya mempergunakan pikirannya dan memperhatikan pergantian antara siang dan malam. Semuanya itu penuh dengan tanda-tanda kebesaran Allah Swt.

Orang yang mampu memahami bahwa penciptaan langit dan bumi serta pergantian siang dan malam merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah Swt, mereka itulah ulul albab.

Menurut Tafsir Tahlili Kemenag, salah satu ciri khas bagi orang berakal yang merupakan sifat khusus manusia dan kelengkapan ini dinilai sebagai makhluk yang memiliki keunggulan dibanding makhluk lain, yaitu apabila ia memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah, ia selalu menggambarkan kebesaran Allah, mengingat dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan dan banyaknya nikmat Allah kepadanya. 

Seorang muslim selalu mengingat Allah di setiap waktu dan keadaan, baik pada waktu ia berdiri, duduk atau berbaring. Tidak ada satu waktu dan keadaan dibiarkan berlalu begitu saja, kecuali diisi dan digunakannya untuk memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. 

Memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalamnya, yang menggambarkan kesempurnaan alam dan kekuasaan Allah. 

Dengan berulang-ulang direnungkan hal-hal tersebut secara mendalam, sesuai dengan sabda Nabi saw, “Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah, dan jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan tidak akan dapat mencapai hakikat Zat-Nya.

Akhirnya setiap orang yang berakal akan mengambil kesimpulan dan berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua, yaitu langit dan bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan tertentu yang akan membahagiakan kami di dunia dan di akhirat. Mahasuci Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang bukan-bukan yang ditujukan kepada Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-orang yang tidak beriman.

Demikian ulasan Asbabun Nuzul Surat Ali Imran ayat 190-191 yang membuat Rasulullah SAW menangis lengkap dengan isi kandungan ayatnya.

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News