JAKARTA, iNews.id - Asbabun Nuzul Surat At Taubah ayat 105 berkaitan dengan amalan saleh yang dikerjakan setiap muslim kelak akan dinikmati hasilnya di akhirat.
Surat At Taubah merupakan surat ke-9 dalam Alquran dengan jumlah 129 ayat. At Taubah artinya pengampunan. Surat At Taubah masuk dalam golongan Surat Madaniyyah karena diturunkan dalam periode Madinah.
Berkaitan dengan asbabun nuzul sebagaimana dilansir dari laman walisongo.ac.id, terdiri atas dua kata. Pertama, asbab yang merupakan jamak dari asbab (jamak dari sabab) berarti sebab atau latar belakang, dan kedua, nuzul yang berarti turun.
Para ulama tafsir menjelaskan beberapa definisi asbabun nuzul. Menurut Hasby Ash-Shiddiqi asbabun nuzul ialah kejadian yang karenanya diturunkan Al Quran untuk menerangkan hukumnya pada hari timbulnya kejadian itu, dan suasana yang didalam suasana itu Al Quran diturunkan serta membicarakan sebab tersebut, baik dibicarakan secara langsung sesudah terjadi sebab itu atau kemudian lantaran suatu hikmah.
Surat At Taubah Ayat 105 dan Artinya
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
Latin: Wa quli‘malū fa sayarallāhu ‘amalakum wa rasūluhū wal-mu'minūn(a), wa saturaddūna ilā ‘ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi'ukum bimā kuntum ta‘malūn(a).
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan". (QS. At Taubah:105)
Asbabun Nuzul Surat At Taubah Ayat 105
Dilansir dari laman walisongo.ac.id, asbabun nuzul Surat At Taubah ayat 105 sebagaimana disebutkan dalam kitab Lubabun Nuqul fii Asbabin Nuzul hanya menerangkan sebab turunnya ayat sebelumnya, yaitu ayat ke-102.
Dalam kitab tersebut menerangkan tentang peristiwa Abu Lubabah dan lima orang lainnya tidak ikut berperang. Peristiwa tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa Rasullah pergi berperang.
Kemudian mereka merenung, menyesal, dan mereka berkata “kita akan celaka. Kita berada ditempat yang teduh dan tenang bersama kaum wanita, sementara Rasulullah saw dan kaum mukminin yang bersama beliau sedang berjihad. Kemudian mereka bersumpah, Demi Allah, kami akan mengikat tubuh kami di tiang masjid, dan kami tidak akan melepaskannya kecuali jika Rasulullah sendiri yang melepaskannya".
Setelah mereka bersumpah, kemudian melakukan apa yang sudah mereka ucapkan. Akan tetapi tidak semua dari mereka melakukannya, ada tiga orang yang tidak melaksanakan sumpahnya.
Sepulang dari peperangan, Rasulullah bertanya, “siapakah orang-orang yang terikat di tiang ini?” Ada seseorang yang menjawab, “Ini Abu Lubabah dan kawan-kawannya yang tidak ikut berperang. Mereka bersumpah tidak akan melepaskan ikatannya kecuali jika Rasulullah sendiri yang melepaskan mereka”.
Kemudian Rasulullah berkata, “aku tidak akan melepaskan mereka kecuali jika aku diperintahkan (oleh Allah SWT)”.
Dengan adanya peristiwa itu, lalu Allah menurunkan ayat ke-102 dari Surat At-Taubah, dan kemudian Rasulullah melepaskan mereka dan memaafkan mereka.
Hal tersebut juga diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas, dengan tambahan, “setelah Abu Lubabah dan kawan-kawannya dilepaskan, lalu mereka menghadap Rasulullah saw dengan membawa harta benda mereka. Mereka datang dengan membawa harta benda bermaksud agar Rasulullah mau melakukan apa yang mereka minta, yakni agar Rasulullah saw mau menolong mereka untuk menyedekahkan harta benda mereka, dan memintakan ampunan kepada Allah untuk mereka”.
Kemudian Rasulullah menjawab, “Aku tidak diperintahkan mengambil secuil pun dari harta kalian”. Selain itu, Allah menurunkan ayat ke-103 dari Surat At-Taubah, yang berbunyi, “ambillah zakat dari mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka”.
Asbabun Nuzul tersebut juga serupa dengan yang disampaikan oleh Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. Tetapi beliau menambahi, walaupun sebab turunnya ayat ini mengenai Abu Lubabah, namun dalam pelaksanaannya bersifat umum.
Semua petugas yang mempunyai kewenangan, yakni para khalifah dan badan-badan yang berwajib, berhak untuk mengambil dan mengumpulkan zakat. Adapun orang-orang yang diambil hartanya untuk zakat adalah, orang-orang yang memiiki harta yang berlebih, termasuk orang-orang muslim yang kaya.
Hal serupa juga disampaikan di dalam kitab Al-Qur’an dan Tafsirnya keluaran dari Kementerian Agama RI yang menerangkan bahwa Abu Lubabah dan kawan-kawan tidak ikut berperang karena harta bendanya, dan mereka memohon kepada Rasulullah agar mengambil harta bendanya dan memohonkan ampunan untuk mereka.
Tafsir Surat At Taubah Ayat 105
Dilansir dari Tafsir Tahlili Kemenag, dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya, agar beliau mengatakan kepada kaum Muslimin yang mau bertobat dan membersihkan diri dari dosa-dosa dengan cara bersedekah dan mengeluar-kan zakat dan melakukan amal saleh sebanyak mungkin.
Allah juga memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menyampaikan kepada umatnya, bahwa apabila mereka telah melakukan amal-amal saleh tersebut maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin lainnya akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Akhirnya mereka akan dikembalikan-Nya ke alam akhirat, akan diberikannya kepada mereka ganjaran atas amal-amal yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia.
Kepada mereka dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan tobat, zakat, sedekah dan salat semata-mata, melainkan haruslah mereka mengerjakan semua apa yang diperintahkan kepada mereka. Allah akan melihat amal-amal yang mereka lakukan itu, sehingga mereka semakin dekat kepada-Nya.
Rasulullah dan kaum Muslimin akan melihat amal-amal kebajikan itu, sehingga merekapun akan mengikuti dan mencontohnya pula. Sedangkan Allah memberikan pahala yang berlipat ganda bagi mereka yang menjadi panutan, tanpa mengurangi pahala mereka yang mencontoh.
Sebagaimana diketahui, kaum Muslimin akan menjadi saksi di hadapan Allah pada Hari Kiamat mengenai iman dan amalan dari sesama kaum Muslimin. Persaksian yang didasarkan atas penglihatan mata kepala sendiri adalah lebih kuat dan lebih dapat dipercaya. Oleh sebab itu, kaum Muslimin yang melihat amal kebajikan yang dilakukan oleh mereka yang insaf dan bertobat kepada Allah, tentulah akan menjadi saksi yang kuat di Hari Kiamat, tentang benarnya iman, tobat dan amal saleh mereka itu.
Ayat ini pun berisi peringatan keras terhadap orang-orang yang menyalahi perintah agama, bahwa amal mereka itupun nantinya akan diperlihatkan kepada Rasul dan kaum Muslimin lainnya kelak di Hari Kiamat.
Dengan demikian akan tersingkaplah aib mereka, karena akan terbukti bahwa amal-amal kebajikan mereka adalah amat sedikit, dan sebaliknya dosa dari kejahatan-kejahatan yang mereka lakukan lebih banyak. Bahkan di dunia inipun akan diperlihatkan pula kurangnya amal saleh mereka dan banyaknya kejahatan yang mereka lakukan.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa amalan orang-orang yang hidup, diperlihatkan kepada orang-orang yang telah mati, yaitu dari kalangan kaum keluarga dan sanak famili yang ada di alam barzakh. Dengan wafatnya seseorang maka ia dikembalikan ke alam akhirat.
Di sana Allah akan memberitahukan kepada setiap orang tentang hasil dari perbuatan-perbuatan yang telah dilakukannya selagi ia di dunia dengan cara memberikan balasan terhadap amal mereka. Kebaikan dibalas dengan kebaikan, dan kejahatan dibalas dengan azab dan siksa.
Demikian ulasan asbabun nuzul Surat At Taubah ayat 105 lengkap dengan tafsirnya. Semoga bermanfaat.
Wallahu a'lam bishawab.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News