skin ads
skin ads
Hikmah

Ayat Al Quran tentang Perjuangan Kemerdekaan, Lengkap dengan Hadits

Kastolani Marzuki · Jumat, 16 Agustus 2024 - 06:00 WIB
Ayat Al Quran tentang Perjuangan Kemerdekaan, Lengkap dengan Hadits
Ilustrasi Ayat Al Quran tentang perjuangan kemerdekaan. (Foto: Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Ayat Al Quran tentang perjuangan kemerdekaan bisa menjadi panduan agar semakin kokoh kecintaannya terhadap bangsa dan negaranya. 

Islam pun menekankan umatnya untuk mencintai Tanah Airnya dengan mempertahankan kedaulatan bangsanya. Hal itu yang menjadi landasan para kiai dan pejuang Muslim lainnya dalam melawan penjajah.

Mereka mengobarkan perlawanan demi menjaga kedaulatan bangsanya dari segala penindasan. Sebab, berjuang melawan penindasan dan penjajahan adalah jihad yang pahalanya sangat besar di sisi Allah.

Cinta tanah air adalah sebuah rasa yang wajib dimiliki seluruh warga negara karena itu dapat menjadi benteng yang kokoh sebuah bangsa.

Dalam sejarah perjuangan dan kemerdekaan bangsa Indonesia, semangat nasionalisme dan cinta tanah air adalah semangat semua kekuatan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari tindakan sewenang-wenang penjajah. 

Karena itu, para ulama dan pendiri bangsa sejak dulu selalu menanamkan semangat nasionalisme dan cinta terhadap tanah airnya. 

Dalam ungkapan Arab yakni Hubbul Wathan minal Iman  mengandung makna bahwa cinta tanah air atau nasionalisme merupakan sebagian dari iman. Hal ini sangat selaras dengan hadits yang disabdakan Rasulullah saat beliau dan para Sahabat hijrah ke Madinah. Berikut ayat Al Quran tentang perjuangan kemerdekaan yang dirangkum iNews.id dari tafsir Ibnu Katsir.

Ayat Al Quran tentang Perjuangan Kemerdekaan

Al Quran memuat banyak ayat tentang nasionalisme yang mengingatkan umat Islam akan pentingnya untuk mencintai tanah air dan menjaga persatuan. 

1. Surat Al Baqarah ayat 216

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْن

Latin: kutiba ‘alaikumul-qitâlu wa huwa kur-hul lakum, wa ‘asâ an takrahû syai'aw wa huwa khairul lakum, wa ‘asâ an tuḫibbû syai'aw wa huwa syarrul lakum, wallâhu ya‘lamu wa antum lâ ta‘lamûn.

Artinya: Diwajibkan atasmu berperang, padahal itu kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.

Allah mewajibkan jihad kepada kaum muslim demi mempertahankan agama Islam dari kejahatan musuh-musuhnya. Az-Zuhri mengatakan bahwa jihad itu wajib atas setiap orang, baik ia ahli dalam berperang ataupun tidak. Bagi orang yang tidak biasa berperang, apabila diminta bantuannya untuk keperluan jihad, maka ia harus membantu. Dan apabila dimintai pertolongannya, maka ia harus menolong. Apabila diminta untuk berangkat berjihad, maka ia harus berangkat; tetapi jika tidak diperlukan, ia boleh tinggal (tidak berjihad).

2. Surat Al Hajj ayat 39

اُذِنَ لِلَّذِيْنَ يُقَاتَلُوْنَ بِاَنَّهُمْ ظُلِمُوْاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ عَلٰى نَصْرِهِمْ لَقَدِيْرٌۙ

Latin: udzina lilladzîna yuqâtalûna bi'annahum dhulimû, wa innallâha ‘alâ nashrihim laqadîr

Artinya: Diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka dizalimi. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa membela mereka.

3. Surat Al-Qashash ayat 85:

اِنَّ الَّذِيْ فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْاٰنَ لَرَاۤدُّكَ اِلٰى مَعَادٍ ۗقُلْ رَّبِّيْٓ اَعْلَمُ مَنْ جَاۤءَ بِالْهُدٰى وَمَنْ هُوَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ 

Latin: innalladzî faradla ‘alaikal-qur'âna larâdduka ilâ ma‘âd, qul rabbî a‘lamu man jâ'a bil-hudâ wa man huwa fî dlalâlim mubîn.

Artinya: “Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan engkau (Nabi Muhammad untuk menyampaikan dan berpegang teguh pada) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali. Katakanlah (Nabi Muhammad), Tuhanku paling mengetahui siapa yang membawa petunjuk dan siapa yang berada dalam kesesatan yang nyata.”

Dalam Tafsir Kementerian Agama ditegaskan bahwa dimaksud dengan tempat kembali dalam ayat ini adalah kota Makkah. Allah Swt. berjanji bahwa Nabi Muhammad saw akan kembali ke Makkah sebagai orang yang menang. Peristiwa ini terjadi pada tahun kedelapan Hijriah, pada waktu Nabi saw. menaklukkan Makkah. Inilah salah satu mukjizat Nabi Muhammad saw.

Syekh Ismail Haqqi Al-Hanafi Al-Khalwathi dalam kitab tafsir Ruhul Bayan juga mengatakan bahwa ayat ini merupakan petunjuk atau isyarat bahwa cinta Tanah Air sebagian dari iman. Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrahnya menuju Madinah sering menyebut kata tanah air yang kemudian Allah SWT mewujudkan permohonannya dengan kembali ke Makkah. Sahabat Umar RA berkata; “Jika bukan karena cinta tanah air, niscaya akan rusak negeri yang jelek (gersang), maka sebab cinta tanah air lah, dibangunlah negeri-negeri”.

4. Surat An Nisa ayat 66

وَلَوْ اَنَّا كَتَبْنَا عَلَيْهِمْ اَنِ اقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ اَوِ اخْرُجُوْا مِنْ دِيَارِكُمْ مَّا فَعَلُوْهُ اِلَّا قَلِيْلٌ مِّنْهُمْ ۗوَلَوْ اَنَّهُمْ فَعَلُوْا مَا يُوْعَظُوْنَ بِهٖ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَاَشَدَّ تَثْبِيْتًاۙ 

Latin: walau annâ katabnâ ‘alaihim aniqtulû anfusakum awikhrujû min diyârikum mâ fa‘alûhu illâ qalîlum min-hum, walau annahum fa‘alû mâ yû‘adhûna bihî lakâna khairal lahum wa asyadda tatsbîtâ.

Artinya: “Seandainya Kami perintahkan kepada mereka (orang-orang munafik), ‘Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,’ niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Seandainya mereka melaksanakan pengajaran yang diberikan kepada mereka, sungguh itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka).”

Syekh Wahbah Al-Zuhaily dalam Tafsir al-Wasith menjelaskan bahwa ayat ini menjadi isyarat yang jelas akan ketergantungan hati manusia dengan negaranya. Ayat ini juga sebuah isyarat bahwa cinta tanah air adalah hal yang melekat di hati dan berhubungan dengannya.

Karena Allah SWT menjadikan keluar dari kampung halaman dan tanah air, setara dan sebanding dengan bunuh diri yang keduanya merupakan hal yang sama beratnya. Kebanyakan orang tidak akan membiarkan sediki tpun tanah dari negaranya manakala mereka dihadapkan pada penderitaan, ancaman, dan gangguan.

5. Surat At Taubah ayat 122

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ ࣖ 

Latin: wa mâ kânal-mu'minûna liyanfirû kâffah, falau lâ nafara ming kulli firqatim min-hum thâ'ifatul liyatafaqqahû fid-dîni wa liyundzirû qaumahum idzâ raja‘û ilaihim la‘allahum yaḫdzarûn

Artinya: “Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?”

Ayat ini menurut Syekh Muhammad Mahmud al-Hijazi dalam Tafsir al-Wadlih menunjukkan bahwa belajar ilmu adalah suatu kewajiban bagi umat secara keseluruhan, kewajiban yang tidak mengurangi kewajiban jihad, dan mempertahankan tanah air juga merupakan kewajiban yang suci. Karena tanah air membutuhkan orang yang berjuang dengan pedang (senjata), dan juga orang yang berjuang dengan argumentasi. 

Memperkokoh moralitas jiwa, menanamkan nasionalisme dan gemar berkorban, mencetak generasi yang berwawasan ‘cinta tanah air sebagian dari iman’, serta mempertahankannya (tanah air) adalah kewajiban yang suci. Inilah pondasi bangunan umat dan pilar kemerdekaan.

Hadits Cinta Tanah Air

Selain dalam Al Quran, perjuangan kemerdekaan dan nasionalisme atau cinta terhadap Tanah Air juga banyak disebutkan dalam hadits Nabi SAW.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَا أَطْيَبَكِ مِنْ بَلْدَةٍ وَأَحَبَّكِ إِلَيَّ، وَلَوْلَا أَنَّ قَوْمِي أَخْرَجُونِي مِنْكِ، مَا سَكَنْتُ غَيْرَكِ 

Artinya: “Dari Ibn Abbas ra, Rasulullah bersabda, ‘Wahai Makkah, alangkah indahnya engkau sebagai negeri dan aku sangat mencintaimu, seandainya kaumku tidak mengusirku darimu, maka aku tidak akan tinggal di negeri selainmu’” (HR. Ibn Hibban). 

Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW sangat mecintai tanah kelahirannya yakni Mekkah. Seandainya nabi tidak diusir oleh kafir Quraisy, niscaya Nabi SAW tidak akan hijrah ke Madinah.

Hadits Cinta Tanah Air ke-2

Hadits tentang cinta tanah air berikutnya yakni doa Rasulullah SAW yang menunjukkan kecintaannya kepada Makkah dan Madinah.

اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدَّ (رواه البخارى

Artinya: “Ya Allah, jadikan kami cinta Madinah, sebagaimana cinta kami kepada Makkah, atau melebihi Makkah” (HR al-Bukhari).

Hadits Cinta Tanah Air ke-3

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، عَنْ حُمَيْدٍ، عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، «أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ، فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ المَدِينَةِ، أَوْضَعَ رَاحِلَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا»

Artinya: Ketika Rasulullah hendak datang dari bepergian, beliau mempercepat jalannya kendaraan yang ditunggangi setelah melihat dinding kota Madinah. Bahkan beliau sampai menggerak-gerakan binatang yang dikendarainya tersebut. Semua itu dilakukan sebagai bentuk kecintaan beliau terhadap tanah airnya. " (HR. Bukhari).

Hadits Nasionalisme

"مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ، وَلَمْ يُحَدِّثْ نَفْسَهُ بِغَزْوٍ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً

Artinya: Barang siapa yang meninggal dunia, sedangkan dia belum pernah berperang (berjihad) dan tiada pula keinginan dalam hatinya untuk berperang, maka ia mati dalam keadaan mati Jahiliah.

Hadits tentang Perjuangan

لَا هِجْرَةَ، وَلَكِنْ جِهَادٌ ونيَّة، إِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا"

Artinya: Tidak ada hijrah sesudah kemenangan, tetapi hanya jihad dan niat; dan apabila kalian diperintahkan untuk berangkat berperang, maka berangkatlah.

Itulah ulasan ayat Al Quran tentang Perjuangan kemerdekaan dan nasionalisme lengkap dengan haditsnya.

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News