JAKARTA, iNews.id - Doa Nabi Muhammad SAW kepada Abu Jahal berisi permohonan kepada Allah SWT agar melunakan hati dan memberikan hidayah kepada paman Nabi SAW.
Dalam Sejarah Islam, Amr bin Hisam yang lebih dikenal dengan Abu Jahal adalah paman Rasulullah SAW. Meski demikian, Abu Jahal sangat membenci dan memusuhi dakwah Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam.
Kebencian Abu Jahal kepada Nabi SAW dilakukan dengan menebar teror dan menghasut kaum Quraisy untuk tidak mengikuti agama Nabi SAW. Abu Jahal bahkan hendak membunuh Nabi SAW di berbagai kesempatan.
Meski demikian, Nabi Muhammad SAW tidak mendendam. Rasulullah bahkan mendoakan sang paman yakni Abu Jahal dan pemuka-pemuka Quraisy lainnya mendapat hidayah di antaranya Hamzah dan Umar bin Khattab.
Berikut doa Nabi Muhammad SAW kepada Abu Jahal:
اللَّهُـمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ بِأَحَبِّ هَذَيْنِ الرَّجُلَيْنِ إِلَيْكَ بِأَبِي جَهْلٍ أَوْ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
Latin: Allahumma a'izzal islaama bi a habba hadaini rajulaini ilaika biabii jahlin auw bi 'umarobnil khathab
Artinya: Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang yang lebih Engkau cintai dari kedua laki-laki ini: Abu Jahal atau Umar bin Khattab. (HR. Tirmidzi no. 3681).
Setelah Rasulullah SAW berdoa, keesokan harinya Allah melunakkan hati Umar bin Khattab dengan memeluk Islam. Setelah bersyahadat Umar mendatangi rumah Abu Jahal dan memberitahukan jika dirinya telah memeluk Islam dan akan memerangi siapa saja yang menghalangi Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam.
Abu Jahal Orang Cerdas
Abu Jahal bernama asli Amr bin Hisyam bin Mughirah dari suku Makhzum. Abu Jahal merupakan salah satu paman Nabi Muhammad SAW.
Sosok Abu Jahal memang seringkali digambarkan sebagai orang yang ugal-ugalan, tukang mabuk, buruk rupa, berperangai jahat dan seterusnya.
Ustaz Ahmad Sarwat MA dalam buknya "Rahasia Dipilihnya Jazirah Arab" menjelaskan, sebenarnya sosok Abu Jahal tidak seperti yang diceritakan. Gelar Abu Jahal sebenarnya bukan gelar resmi. Penduduk Mekkah tidak pernah memanggilnya dengan sapaan Abu Jahal alias orang yang bodoh.
Justru gelarnya yang resmi adalah Abul Hakam , maknanya orang yang cerdas. Dinamakan sebagai orang cerdas karena memang cerdas, otaknya encer dan ilmunya banyak.
Pantas kalau sosoknya menjadi orang penting di Mekkah, karena banyak sekali solusi-solusi yang keluar dari pemikirannya dan semua tahu bahwa idenya itu memang sangat mencerahkan.
Karena itu, Nabi Muhammad SAW berdoa agar paman yang sangat memusuhinya itu mendapat hidayah karena sangat berkompeten dan dapat menjadi aset bagi syiar Islam di kemudian hari.
Gelar Abu Jahal disematkan Nabi Muhammad SAW karena Nabi SAW geram kepadanya, bahwa dengan segala kecerdasannya itu, seharusnya dia mau beriman dan memeluk Islam.
Sayangnya hal itu tidak terjadi pada diri Abul- Hakam, justru dengan kecerdasannya itu dia malah berposisi jadi penentang dakwah Islam. Hingga akhirnya Nabi SAW menjulukinya dengan gelar kebalikannya, dari Abul Hakam jadi Abu Jahal. Otaknya yang cerdas malah digunakan untuk memusuhi dakwah Nabi SAW.
Abu Jahal Mengakui Ajaran Nabi Muhammad SAW
Abu Jahal sebenarnya sudah mengakui kebenaran ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Namun, kebencian dan takut kehilangan kehormatan serta jabatan di kalangan Suku Quraisy membuat hatinya terkunci menerima kebenaran.
Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman:
{فَإِنَّهُمْ لَا يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ}
Artinya: karena mereka sebenarnya bukan mendustakan kamu, tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari ayat-ayat Allah. (Al-An'am: 33).
Ibnu Katisr dalam tafsirnya menerangkan ayat tersebut bermakna mereka (Abu Jahal dan orang-orang musyrikin Qurais) sama sekali tidak menuduh Nabi Muhammad SAW sebagai seorang pendusta. Namun, mereka mengingkari ayat-ayat Allah (Al-An'am: 33).
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib bahwa Abu Jahal pernah berkata kepada Nabi SAW, "Sesungguhnya kami tidak menuduh dirimu pendusta, tetapi kamu hanya mendustakan apa yang kamu sampaikan itu.
Dalam riwayat lain dari Abu Yazid Al-Madani, bahwa Nabi SAW bersua dengan Abu Jahal, lalu berjabat tangan dengannya. Kemudian ada seorang lelaki berkata kepada Abu Jahal.
"Kalau tidak salah aku pernah melihatmu berjabat tangan dengan orang yang sabi ini (maksudnya Nabi Muhammad Saw)."
Abu Jahal menjawab, "Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar mengetahui bahwa dia adalah seorang nabi, tetapi bilakah bagi kami kalangan Bani' Abdu Manaf mau mengikutinya?"
Menurut takwil Abu Saleh dan Qatadah disebutkan, "Mereka mengetahui bahwa engkau adalah Rasulullah, tetapi mereka mengingkari (nya)."
Abu Jahal Kerap ke Rumah Nabi Mendengarkan Bacaan Al Quran
Muhammad ibnu Ishaq menuturkan dari Az-Zuhri kisah Abu Jahal ketika datang mendengar bacaan Al Quran Nabi SAW di malam hari, dan datang pula mendengarkannya Abu Sufyan ibnu Harb dan Al-Akhnas ibnu Syuraiq, tetapi ketiga orang tersebut masing-masing tidak mengetahui keberadaan yang lainnya.
Lalu mereka mendengarkannya sampai subuh. Ketika hari telah subuh, mereka bubar, lalu dalam perjalanan pulangnya mereka bersua di tengah jalan. Maka masing-masing dari mereka berkata kepada yang lainnya, "Apakah yang kamu dapatkan?" Lalu masing-masing orang mengemukakan apa yang telah didapat (dipahami)nya.
Kemudian mereka saling berjanji bahwa mereka tidak akan mendengarkannya lagi, karena khawatir perbuatan mereka diketahui oleh para pemuda Quraisy, yang dampaknya nanti para pemuda Quraisy menjadi tertarik kepada Nabi SAW dengan kedatangan mereka.
Hal itu dilakukan Abu Jahal selama tiga hari. Lalu Al-Akhnas keluar dari rumah Abu Sufyan dan langsung menuju ke rumah Abu Jahal. Ia langsung masuk ke dalam rumah Abu Jahal dan berkata, "Hai Abul Hakam, bagaimanakah pendapatmu tentang apa yang telah kamu dengar dari (bacaan) Muhammad?" Abu Jahal menjawab, "Sama seperti yang kamu dengar."
Wallahu A'lam
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News