skin ads
skin ads
Hikmah

Doa saat Angin Kencang Disertai Hujan Deras Sesuai Sunnah

Kastolani Marzuki · Selasa, 21 September 2021 - 22:26 WIB
Doa saat Angin Kencang Disertai Hujan Deras Sesuai Sunnah
Doa ketika angin kencang patut dibaca Muslim agar terhindar dari bahaya dan bencana. (Foto: ist)

JAKARTA, iNews.id - Doa saat angin kencang disertai hujan deras dianjurkan dibaca untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari bencana yang ditimbulkan angin tersebut.

Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah daerah di Indonesia dilanda bencana angin puting beliung dan banjir bandang akibat hujan ekstrem.

BMKG pun sudah mengeluarkan peringatan dini akan potensi bencana tersebut seiring mulai masuknya musim hujan.

Karena itu, sebagai Muslim perlu melakukan ikhtiar batin dengan berdoa ketika terjadi angin kencang disertai hujan deras.

Berikut doa saat angin kencang yang diajarkan Rasulullah SAW. 

Dari Siti Aisyah radhiallahu anha bahwa Rasulullah SAW berdoa ketika terjadi angin kencang:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ

“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan angin ini dan kebaikan yang ada padanya dan kebaikan yang dibawanya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan angin ini, keburukan yang ada padanya dan keburukan yang dibawanya.” (HR. Muslim 2122)

Amalan lain yang bisa dilakukan ketika terjadi angin kencang yakni dengan mengumandangkan adzan

قال الشافعي رحمه الله تعالى في آخر أبواب الأذان: إذا كانت ليلة مطيرة أو ذات ريح وظلمة يستحب أن يقول المؤذن إذا فرغ من أذانه: «ألا صلوا في رحالكم» قال: فإن قاله في أثناء الأذان بعد الحيعلة فلا بأس. هذا نصه.

Berkata Imam syafi'i ra. di akhir bab Adzan: apabila malam terjadi Hujan atau ada angin kencang, atau gelap, maka disunnahkan bagi muadzzin mengucapkan jika selesai dari adzannya "alaa shollu fii rihalikum'' , berkata imam syafi'i, jika muadzzin mengucapkannya di tengah-tengah azan setelah lafadz hay'alah maka tidak apa-apa. Inilah nashnya (majmu').

Tata Cara adzan saat terjadi angin kencang atau hujan deras, dikutip dari laman Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB (PISS-KTB) yakni sama seperti adzan pada umumnya, hanya saja ada sedikit penambahan kalimah yakni "alaa sholluu fii rikhaalin atau fii rikhaalikum atau fii buyuutikum" dua kali sesudah adzan usai atau setelah kalimah khai'alah. 

Angin merupakan karunia Allah kepada hamba-Nya. Dengan angin tersebut, manusia bisa bernapas dan merasakan udara segar. 

Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman;

وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا (48) لِنُحْيِيَ بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَامًا وَأَنَاسِيَّ كَثِيرًا (49) وَلَقَدْ صَرَّفْنَاهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوا فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا (50)

Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira dekat sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (darinya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat). (QS. Al Furqan: 48-50).

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat tersebut menggambarkan kemampuan Allah Yang Mahasempurna dan kekuasaan-Nya Yang Mahabesar, yaitu bahwa Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira akan datangnya awan sesudahnya. Angin itu bermacam-macam sifat dan karakteristiknya; di antaranya ada angin yang membuyarkan awan, ada yang membawanya, ada yang menggiringnya, ada angin yang bertiup sebelum kedatangan awan yang membawa kabar gembira, ada angin yang kencang yang menyapu bumi, ada pula angin yang membuahi awan agar menurunkan hujannya. 

Dalam surat lain disebutkan mengenai angin kencang yang mampu menerbangkan debu dan benda-benda lainnya.

وَالذَّارِيَاتِ ذَرْوًا (1)

"Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya. (QS. Adz Dzariyat: 1) 

Sabig At-Tamimi datang kepada Umar ibnul Khattab r.a., lalu bertanya, "Hai Amirul Mu’minin, ceritakanlah kepadaku tentang makna az-zariyati zarwa." Maka Umar ra menjawab, "Itu adalah angin yang bertiup kencang. Seandainya aku tidak mendengar Rasulullah Saw. mengatakannya, tentulah aku tidak akan mengatakannya." 

Angin kencang yang didatangkan ada kalanya merupakan bantuan Allah SWT kepada Nabi SAW seperti saat terjadi perang khandaq. Saat itu, Nabi SAW dan para pejuang Muslim dikepung pasukan musuh.

Lalu, Allah SWT menurunkan bala tentaranya yang tidak etrlihat oleh mata yakni berupa angin kencang.

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ جَاءَتْكُمْ جُنُودٌ فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا}

Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu lihat. (Al-Ahzab: 9)
Mujahid mengatakan bahwa angin topan tersebut adalah angin saba (angin yang sangat dingin lagi keras tiupannya). 

Pengertian ini diperkuat oleh hadis Nabi Saw. yang mengatakan:

"نُصِرْتُ بِالصَّبَا، وَأُهْلِكَتْ عَادٌ بِالدَّبُورِ"

Aku diberi pertolongan melalui angin saba, dan kaum 'Ad dibinasakan melalui angin dabur (puyuh).

Ikrimah yang mengatakan bahwa angin selatan berkata kepada angin utara di malam pasukan bersekutu menyerang Rasulullah Saw., "Marilah kita pergi untuk menolong Rasulullah Saw." Maka angin utara yang berhawa panas menjawab, "Sesungguhnya hawa panas tidak dapat mengalir di malam hari." Ikrimah melanjutkan kisahnya bahwa pada akhirnya angin selatan atau angin saba-lah yang dikirimkan kepada mereka.

Angin kencang juga menjadi adzab bagi umat terdahulu yakni kaum 'Aad yang mendustakan agama Allah.

{فَمِنْهُمْ مَنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا}

maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil. (Al-'Ankabut: 40)

Mereka adalah kaum Ad, demikian itu karena mereka mengatakan, "Siapakah yang lebih kuat daripada kami?" Maka datanglah angin puyuh yang sangat dingin lagi sangat kuat tiupannya; angin tersebut menerbang­kan semua batu kerikil dan menerbangkan mereka tinggi-tinggi ke udara, lalu mereka dijatuhkan dengan kepala di bawah sehingga hancurlah kepala mereka, yang tertinggal adalah badan mereka saja tanpa kepala, seakan-akan keadaan mereka bagaikan pokok-pokok kurma yang tumbang. 

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News