JAKARTA, iNews.id - Silaturahmi identik dengan Hari Raya Idul Fitri. Tradisi silaturahmi dan saling maaf-maafan lazim dilakukan Muslim di Indonesia di Hari Lebaran. Meski tidak ada hadits khusus tentang silaturahmi di Hari Raya Idul Fitri, tradisi baik tersebut tidak menyalahi aturan agama.
Ada banyak keutamaan dalam menjalin hubungan antar sesama seperti yang termuat dalam beberapa hadits tentang silaturahmi. Keutamaan silaturahmi di antaranya merekatkan tali persaudaraan, menambah saudara, mendatangkan keberkahan dan memperpanjang umur. Sebaliknya, Muslim juga dilarang untuk memutus hubungan silaturahmi karena ada siksa kelak di akhirat.
Hadits tentang Silaturahmi
Anjuran menjalin silaturahmi ini termaktub dalam Alquran. Allah SWT berfirman:
وَالَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُوْنَ سُوْۤءَ الْحِسَابِۗ
Artinya: Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk. (QS. Ar Ra'du: 21).
Ibnu Katsir menerangkan mengenai ayat tersebut yakni perintah Allah SWT agar menjalin silaturahmi, berbuat baik kepada kaum kerabat dan sanak famili, juga kepada kaum fakir miskin, orang-orang yang memerlukan bantuan, dan mendermakan kebajikan. Mereka (orang-orang beriman) itu takut kepada Tuhannya. (Ar-Rad: 21) Yakni dalam mengerjakan amal-amal yang harus mereka lakukan dan dalam menghindari perbuatan-perbuatan yang harus mereka tinggalkan.
Dalam hal tersebut mereka merasa di bawah pengawasan Allah dan mereka merasa takut akan hisab yang buruk di hari akhirat. Karena itulah maka Allah memerintahkan mereka untuk tetap berada dalam jalan yang lurus dan istiqamah dalam semua aktivitas dan semua keadaan yang mereka alami.
Dalam surat lain, Allah melaknat orang-orang yang suka memutus tali silaturahmi sebagaimana dalam firman-Nya.
{أَنْ تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ}
Artinya: "Kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan. (Muhammad: 22)
Yaitu kalian akan kembali kepada kejahiliahan kalian di masa silam dengan membiarkan darah mengalir dan terputusnya hubungan kekeluargaan? Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
{أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ}
Mereka itulah orang-orang yang dilaknati oleh Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka. (Muhammad: 23)
Larangan membuat kerusakan di muka bumi ini bersifat umum dan larangan memutuskan hubungan kekeluargaan bersifat khusus, bahkan Allah memerintahkan untuk berbuat kebaikan di muka bumi dan menghubungkan tali persaudaraan, yaitu dengan berbuat baik kepada kaum kerabat melalui ucapan dan perbuatan serta bersedekah kepada mereka.
Berikut 10 Hadits tentang Silaturahmi beserta artinya:
1. Tanda Orang Beriman
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturrahmi, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari) [Shahih No.6138 versi Fathul Bari]
2. Perintah Silaturahmi
، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ، فَلَمَّا فَرَغَ مِنْهُ قَامَتِ الرَّحِمُ فَأَخَذَتْ بِحَقْوِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ، فَقَالَ: مَهْ! فَقَالَتْ: هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنَ الْقَطِيعَةِ. فَقَالَ: أَلَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكَ وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ؟ قَالَتْ: بَلَى. قَالَ: فَذَاكَ. قال أبو هريرة: اقرؤوا إِنْ شِئْتُمْ: {فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الأرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ}
Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Allah Swt menciptakan makhluk; dan setelah selesai dari menciptakannya, bangkitlah rahim, lalu berpegangan kepada kedua telapak kaki Tuhan Yang Maha Pemurah, maka Dia berfirman, 'Apakah keinginanmu?' Rahim menjawab, "Ini adalah tempat memohon perlindungan kepada-Mu dari orang-orang yang memutuskan (aku).” Maka Allah Swt. berfirman, "Tidakkah kamu puas bila Aku berhubungan dengan orang yang menghubungkanmu dan memutuskan hubungan dengan orang yang memutuskanmu?” Rahim menjawab, "Benar, kami puas.” Allah berfirman, "Itu adalah untukmu.” Lalu Abu Hurairah r.a. berkata, "Bacalah oleh kalian bila kalian menghendaki firman Allah Swt. berikut," yaitu: Maka apakah kiranya jika kamu berpaling (dari jihad) kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? (Muhammad: 22)
3. Azab Memutus Silaturahmi
عَنْ أَبِي بَكَرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا مِنْ ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ عُقُوبَتَهُ فِي الدُّنْيَا، مَعَ مَا يُدَّخَرُ لِصَاحِبِهِ فِي الْآخِرَةِ، مِنَ الْبَغْيِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ".
Dari Abu Bakrah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tiada suatu perbuatan dosa pun yang lebih layak untuk disegerakan oleh Allah hukumannya di dunia selain dari azab yang disediakan untuk pelakunya kelak di akhirat selain dari zina dan memutuskan hubungan kekeluargaan.
4. Dilapangkan Rezeki
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Dari Ibnu Syihab dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa ingin lapangkan pintu rizqi untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari) [Shahih No.5986 Versi Fathul Bari].
5. Mendapat Pertolongan Allah
عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ لِي ذَوِي أَرْحَامٍ، أَصِلُ وَيَقْطَعُونَ، وَأَعْفُو وَيَظْلِمُونَ، وَأُحْسِنُ وَيُسِيئُونَ، أَفَأُكَافِئُهُمْ؟ قَالَ: "لَا إِذَنْ تُتْرَكُونَ جَمِيعًا، وَلَكِنْ جُدْ بِالْفَضْلِ وَصِلْهُمْ؛ فَإِنَّهُ لَنْ يَزَالَ مَعَكَ ظَهِيرٌ مِنَ اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، مَا كُنْتَ عَلَى ذَلِكَ"
Dari Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya yang menceritakan bahwa seorang lelaki datang kepada Rasulullah Saw., lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai banyak kerabat; aku menghubungkan persaudaraan dengan mereka, tetapi mereka memutuskannya; dan aku memaafkan mereka, tetapi mereka terus berbuat aniaya terhadapku; dan aku berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka terus-menerus berbuat buruk terhadapku. Bolehkah aku membalas perlakuan mereka?" Rasulullah Saw. menjawab: Tidak, kalau begitu berarti kamu semua sama tidak benarnya, tetapi bermurahlah dengan memberikan kelebihan dan tetaplah menghubungkan kekeluargaan, karena sesungguhnya kamu akan terus mendapat pertolongan dari Allah Swt. selama kamu mau melakukan hal tersebut.
6. Bahaya Memutus Silaturahmi
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "إِنَّ الرَّحِمَ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ، وَلَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ، وَلَكِنَّ الْوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا"،
Artinya: Dari Abdullah ibnu Amr r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya rahim itu bergantung di Arasy, dan bukanlah orang yang menghubungkan kekeluargaan itu orang yang membalas perlakuan dengan yang setimpal, melainkan orang yang menghubungkan kekeluargaan itu ialah orang yang apabila rahim (kekeluargaan) diputuskan dia menghubungkannya.
7. Jadi Saksi di Akhirat
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "تُوضَعُ الرَّحِمُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهَا حُجْنَة كَحُجْنَةِ الْمِغْزَلِ، تَتَكَلَّمُ بِلِسَانٍ طُلَق ذُلَق، فَتَصِلُ مَنْ وَصَلَهَا وَتَقْطَعُ مَنْ قَطَعَهَا"
Artinya: Dari Abdullah ibnu Amr r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Kelak di hari kiamat rahim dihadapkan dalam bentuk hajbah (alat tenun) yang dapat berbicara dengan lisan yang lancar, lalu ia memutuskan orang yang memutuskannya dan menghubungkan orang yang menghubungkannya."
8. Disayang Penduduk Langit
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو -يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-قَالَ: "الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ، ارْحَمُوا أَهْلَ الْأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ أَهْلُ السَّمَاءِ، وَالرَّحِمُ شُجْنَة مِنَ الرَّحْمَنِ، مَنْ وَصَلَهَا وَصَلَتْهُ، وَمَنْ قَطَعَهَا بَتَّتْهُ".
Artinya: Dari Abdullah ibnu Amr r.a. yang menerimanya dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Orang-orang yang penyayang disayangi oleh Tuhan Yang Maha Pemurah. Sayangilah penduduk bumi, niscaya kalian akan disayangi oleh penduduk langit. Rahim itu adalah bagian dari kata Rahman, (Allah Swt. berfirman).”Barang siapa yang menghubungkannya, maka Aku berhubungan dengannya. Dan barang siapa yang memutuskannya, Aku putuskan dia.
9. Rahim sebagian dari Asma Allah
عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَارِظٍ؛ أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ: أَنَّهُ دَخَلَ عَلَى عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَهُوَ مَرِيضٌ، فَقَالَ لَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ: وَصَلَتْكَ رَحمٌ، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: "قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَنَا الرَّحْمَنُ، خَلَقْتُ الرَّحِمَ وَشَقَقْتُ لَهَا مِنَ اسْمِي، فَمَنْ يَصِلْهَا أَصِلْهُ، وَمَنْ يَقْطَعْهَا أَقْطَعْهُ فَأَبُتَّهُ -أَوْ قَالَ: مَنْ يَبُتَّهَا أَبُتَّهُ".
Artinya: Dari Ibrahim ibnu Abdullah ibnu Farid, ayahnya telah menceritakan kepadanya bahwa ia masuk menemui Abdur Rahman ibnu Auf yang sedang sakit (yakni menjenguknya), lalu Abdur Rahman r.a. mengatakan bahwa semoga engkau menghubungkan silaturahmi, karena sesungguhnya Rasulullah Saw pernah bersabda: Allah Swt telah berfirman, "Aku adalah Tuhan Yang Maha Pemurah, Aku ciptakan rahim dan Kuberikan padanya sebagian dari asma-Ku. Maka barang siapa yang menghubungkannya, niscaya Aku berhubungan dengannya. Dan barang siapa yang memutuskannya, maka Aku memutuskan hubungan dengannya.”
10. Menimbulkan Kerukunan
، عَنْ سَلْمَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ، فَمَا تَعارف مِنْهَا ائْتَلَفَ، وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ"
Artinya: Dari Salman yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda: Arwah itu adalah bagaikan pasukan yang terlatih. Maka mana saja darinya yang saling mengenal, dapat rukun; dan mana saja darinya yang bertentangan, maka pasti akan bertentangan.
Dari penjelasan 10 hadits tentang Silaturahmi beserta artinya sangat jelas betapa pentingnya menjalin silaturahmi dan bahaya memutus ikatan persaudaraan. Semoga di Hari Raya Idul Fitri ini, tali ikatan silaturahmi yang sedikit kendur kembali bisa dikencangkan dan makin erat.
Wallahu A'lam.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News