Hari Lahir Pancasila, Begini Tirakat KH Hasyim Asy'ari saat Perumusan Pancasila

Kastolani Marzuki · Senin, 31 Mei 2021 - 11:17 WIB
Hari Lahir Pancasila, Begini Tirakat KH Hasyim Asy'ari saat Perumusan Pancasila
Pendiri NU dan pahlawan nasional Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari. (Foto: Instagram)

JAKARTA, iNews.id - Hari Lahir Pancasila diperingati tiap 1 Juni. Pancasila merupakan dasar negara dan falsafah bangsa Indonesia. Peringatan Hari Lahir Pancasila ini merupakan amanat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016. 

Hal ini sebagai bentuk penghargaan perjuangan para pendiri bangsa dalam merumuskan Pancasila diharapkan masyarakat bersama-sama memeriahkan dan menyemarakkan Bulan Pancasila yaitu dimulai 1 Juni hingga 18 Agustus.

Kelahiran Pancasila tidak lepas dari peran sentral tokoh sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari

Dikutip dari laman Dakwah Nahdlatul Ulama (dakwahnu.id), sebelum menerima rumusan Pancasila, KH Hasyim Asy'ari melakukan tirakat atau menjalani laku spiritual dengan memohon kepada Allah SWT untuk mencapai sesuatu yang diinginkan.

Tirakat tersebut di antaranya dengan menjalankan puasa tiga hari, mengkhatamkan Al Qur'an, sholat istikharah dan membaca surat Al Kahfi hingga puluhan kali.

Berikut ritual lengkap KH Hasyim Asy'ari saat menerima rumusan Pancasila.

"Ketika Pancasila Datang Kepadaku...
Aku meminta petunjuk Allah Dengan puasa 3 hari, mengkhatamkan Al-Qur'an dan membaca Al Fatihah sampai pada ayat 'iyya kana budu waiya kanastain' aku baca 350 kali. Setelah puasa 3 hari aku lanjutkan shalat istikhoroh 2 rakaat, pada rokaat pertama aku baca surat At Taubah 41 kali , rokaat kedua surat Al Kahfi 41 kali. Sebelum tidur aku membaca ayat terakhir surat Al Kahfi 11 kali. Maka Aku Ridho. Pancasila sebagai dasar perekat bangsa dan menjadi ideologi Negara Indonesia".

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Marsudi Syuhud mengatakan, Pancasila yang saat ini menjadi dasar negara Indonesia sudah disetujui oleh Kiai-Kiai NU dan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. 

Pada Muktamar NU ke 25, dibuat sebuah keputusan dari hasil musyawarah yang dihadiri oleh sebelas Kiai sepuh NU dalam menentukan tokoh yang akan memimpin NKRI ini. Hal itu tertuju kepada dua nama besar yakni Soekarno dan Hatta. 

Kiai Marsudi menjelaskan, dari hasil musyawarah itu, Soekarno terpilih dengan sepuluh suara dan Hatta satu suara. Namun akhirnya keduanya dijadikan dwitunggal dalam memimpin NKRI ini yakni Presiden dan Wakil Presiden.

Menurut Kiai Marsudi, peranan NU dalam kemerdekaan Indonesia tidak hanya sebatas itu. Dasar negara atau saat ini dikenal dengan Pancasila merupakan hasil persetujuan Kiai Kiai NU.

“Pancasila saat ini disetujui oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari dan kiai-kiai NU melalui istikharahnya. Pembuatan dasar negara itu juga tidak terlepas dari arahan dan saran dari Hadratussyaikh dan kiai kiai NU,” ungkapnya.

Dengan demikian, setelah ditetapkan negara Pancasila ini, hukum menjaga Tanah Air Indonesia adalah wajib. Sepertihalnya Nabi Ibrahim As yang berdoa untuk keamanan negaranya. Sebab landasan utama beribadah dengan baik adalah negara yang aman.

“Inti bernegara adalah fasilitas kemakmuran negara untuk menggerakan keimanan,” katanya.

“Hadratussyaikh membuat jargon hubbul wathon minal iman, bela negara bagian dari iman untuk membuat negara yang aman dan makmur,” katanya.


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News