JAKARTA, iNews.id - Hukum memotong kuku saat puasa Ramadhan boleh dan aman karena tidak membatalkan puasa. Sebab, hal yang membatalkan puasa yakni makan dan minum dengan sengaja, murtad, haid dan nifas, jimak, dan mengeluarkan air mani dengan sengaja.
Memotong kuku merupakan salah satu sunnah Nabi SAW. Selain untuk menjaga kebersihan, memotong kuku juga menjaga kesehatan karena kuku yang panjang akan menjadi sarang kuman dan penyakit.
Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: "الْفِطْرَةُ خَمْسٌ: الْخِتَانُ، وَالِاسْتِحْدَادُ، وَقَصُّ الشَّارِبِ، وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ، وَنَتْفُ الْإِبِطِ" .
Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, " Fitrah ada lima: berkhitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak." Shahih: Al Bukhari (5889) dan Muslim (257).
Hadits lain mengenai memotong kuku diriwayatkan Siti Aisyah radhiallahu anha.
عَنْ عَائِشَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "عَشْرٌ مِنَ الْفِطْرَةِ: قَصُّ الشَّارِبِ، وَإِعْفَاءُ اللَّحْيَةِ، وَالسِّوَاكُ، وَاسْتِنْشَاقُ الْمَاءِ، وَقَصُّ الْأَظْفَارِ، وَغَسْلُ البرَاجم، وَنَتْفُ الْإِبِطِ، وَحَلْقُ الْعَانَةِ، وَانْتِقَاصُ الْمَاءِ" [قَالَ مُصْعَبٌ] وَنَسِيَتُ الْعَاشِرَةَ إِلَّا أَنْ تَكُونَ الْمَضْمَضَةُ.
Dari Aisyah RA, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, "Sepuluh termasuk fitrah: mencukur kumis, memanjangkan jenggot, bersiwak, memasukkan air ke dalam hidung saat berwudhu, memotong kuku, membasuh ruas-ruas jari, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, beristinja’, (kata Aisyah) aku lupa yang kesepuluh, kecuali tidak lain adalah berkumur-kumur." Shahih: Muslim (261).
Namun, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan saat memotong kuku mulai dari hari terbaik hingga cara memotong kuku yang baik sesuai sunnah Nabi SAW.
Dalam Kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al Ghozali sebagaimana dikutip dari Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB, bahwa Rasulullah SAW memotong kuku dan mencukur kumis pada hari Jumat. Riwayat lain menyatakan di hari kamis.
أما تقليم الاظفار فمجمع علي انه سنة: وسواء فيه الرجل والمرأة واليدان والرجلان: ويستحب ان يبدأ باليد اليمني ثم اليسرى ثم الرجل اليمني ثم اليسرى قال الغزالي في الاحياء يبدأ بمسبحة اليمني ثم الوسطي ثم البصر ثم خنصر اليسرى إلى ابهامها ثم ابهام اليمنى وذكر فيه حديثا وكلاما في حكمته . ثم معنى هذا الحديث اتهم لا يؤخرون فعل هذه الاشياء عن وقتها فان اخروها فلا يؤخرونها اكثر من اربعين يوما وليس معناه الاذن في التأخير اربعين مطلقا
Sedangkan masalah memotong kuku disepakati oleh Ulama hukumnya sunnat bagi pria, wanita, kuku kedua tangan atau pun kaki, disunnatkan cara memotongnya diawali dari tangan kanan kemudian tangan kiri kemudian kaki kanan dan diakhiri kaki kiri.
Namun menurut Imam Al Ghozali dalam kitab Ihya' Ulumuddin berkata “sebaiknya diawali dari jari telunjuk kemudian jari tengah, jari manis, jari kelingking dan di akhiri dengan ibu jari” dalam kitab tersebut Al Ghozali menuturkan hadits dan hikmah memotong kuku dengan praktik yang dituturkan tersebut.
Dalam hadits yang diriwayatkan Anas Radhiallahu anhu, bahwa memotong kuku maupun mencukur kumis dan jenggot tidak boleh lebih dari 40 hari.
عن أنس رضى الله عنه قال وقت لنا في قص الشارب وتقليم الاظفار ونتف الابط وحلق العانة ان لا نترك اكثر من اربعين ليلة رواه مسلم
Kemudian pengertian hadits dari sahabat Anas Ra : “Kami memberi batas waktu dalam mencukur kumis, memotong, membersihkan bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan agar tidak ditinggalkan lebih dari batas waktu 40 malam” (HR. Muslim). Artinya para sahabat dalam praktik membersihkan diri tadi tidak sampai mengakhirkan hingga batas akhir 40 hari, andaikan mereka mengakhirkan tidak pernah lewat hingga sampai masa 40 hari.
Hadits ini bukan maksudnya membersihkannya diizinkan 40 hari sekali (tetapi setiap saat terlihat panjang meskipun belum sampai 40 hari sunah untuk dipotong/dicukur). [ AlMajmu’ Alaa Syarh Almuhadzzab I/287 ].
Wallahu A'lam.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News