JAKARTA, iNews.id - Keutamaan Puasa Tasu'a dan Asyura merupakan sebaik-baik puasa setelah Bulan Ramadhan. Sebab, puasa Tasu'a merupakan salah satu jenis puasa sunnah di Bulan Muharram yang istimewa.
Puasa Tasu'a dilaksanakan tiap tanggal 9 Muharram bertepatan Rabu, 18 Agustus 2021. Puasa Tasu'a ini dikerjakan sehari sebelum Puasa Asyura 10 Muharram. Puasa Tasu'a ini sunnah dikerjakan untuk menyelisihi kaum Yahudi.
Dalil keutamaan puasa Tasu'a yang merupakan salah satu puasa sunnah di Bulan Muharram ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Muslim.
أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم
“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim).
Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An Nawawi menyebutkan bahwa, “Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah.”
Sedangkan keutamaan puasa Asyura (10 Muharram) sebagaimana diriwayatkan dalam hadits dari Abu Qatadah, bahwa puasa asyura tersebut bisa menghapus dosa-dosa kita selama setahun yang telah lalu (HR Muslim 2/819).
Imam An Nawawi ketika menjelaskan hadits di atas beliau berkata: “Yang dimaksud dengan kaffarat (penebus) dosa adalah dosa-dosa kecil, akan tetapi jika orang tersebut tidak memiliki dosa-dosa kecil diharapkan dengan shaum tersebut dosa-dosa besarnya diringankan, dan jika ia pun tidak memiliki dosa-dosa besar, Allah akan mengangkat derajat orang tersebut di sisi-Nya.”
Puasa Tasu'a memang belum sempat dilaksanakan Rasulullah SAW. Namun, Nabi Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk mengerjakan puasa Tasu'a untuk menyelisihi kaum Yahudi.
Dalil Puasa Tasu'a yakni hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Nabi SAW telah bersabda:
صوموا يوم عاشوراء وخالفوا فيه اليهود وصوموا قبله يوما أو بعده يوما
“Puasalah hari Asyura’ dan jangan sama dengan model orang Yahudi. Puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya.” (HR. Ahmad, Al Bazzar).
Dalam riwayat lain dari jalur Abdullah bin Abbas, Rasulullah Saw berpuasa pada hari Asyura dan menganjurkan umat Islam untuk turut berpuasa. Suatu ketika, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ini hari yang dimuliakan oleh orang Yahudi dan Nasrani”.
Mendengar jawaban tersebut, Nabi berkata, “Jika aku masih hidup hingga tahun depan, insyaAllah, kita akan berpuasa pada hari kesembilan juga”. Namun, Rasulullah wafat sebelum tahun berikutnya tiba (H.R Muslim 1916).
Sebelum melaksanakan puasa Tasu'a, perlu mengetahui niatnya. Sebab, segala perbuatan atau amal bergantung pada niat.
Berikut Niat Puasa Tasu'a (9 Muharram):
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوْعَاءَ سُنَّةً لِلهِ تَعَالى
Nawaitu Shouma Taasuu'aa Sunnatan Lillahi Ta'ala.
"Aku niat berpuasa Tasu'a (hari kesembilan Muharam) sunnah karena Allah Ta'ala".
Setelah melaksanakan puasa Tasu'a, dianjurkan untuk mengerjakan puasa Asyura 10 Muharram. Puasa Asyura ini disebut penghulunya amal di Bulan Muharram.
Dalil puasa Asyura ini diungkapkan dalam sebuah hadits berikut ini. Dari Ibnu Abbas radhiallahu‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda:
لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا ، يَعْنِى عَاشُورَاءَ ، فَقَالُوا هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ ، وَهْوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى ، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ . فَقَالَ « أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ » . فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura’. Beliau bertanya, “Hari apa ini?” Mereka menjawab, “Hari yang baik, hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, sehingga Musa-pun berpuasa pada hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah. Akhirnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami (kaum muslimin) lebih layak menghormati Musa dari pada kalian.” kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa dan memerintahkan para sahabat untuk puasa. (HR. Al Bukhari).
Dalam riwayat lain disebutkan, dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: pada saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaksanakan shaum Asyura dan memerintah para sahabat untuk melaksanakannnya, mereka berkata, “Wahai Rasulullah hari tersebut (assyura) adalah hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Insya Allah jika sampai tahun yang akan datang aku akan shaum pada hari kesembilannya”. Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal sebelum sampai tahun berikutnya” (HR Muslim 1134).
Wallahu A'lam
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News