skin ads
skin ads
Hikmah

Khutbah Jum'at tentang Memakmurkan Masjid dan Keutamaannya bagi Orang Beriman

Kastolani Marzuki · Jumat, 25 Maret 2022 - 06:30 WIB
Khutbah Jum'at tentang Memakmurkan Masjid dan Keutamaannya bagi Orang Beriman
Khutbah Jum'at tentang memakmurkan masjid yang banyak memiliki keutamaan. (Foto: Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Khutbah Jum'at tentang Memakmurkan Masjid yang harus dimiliki dalam jiwa tiap Muslim dengan cara menjalankan shalat berjamaah di masjid. 

Ada banyak keutamaan memakmurkan masjid yang akan diraih Muslim jika rutin datang ke masjid baik untuk melakukan shalat berjamah maupun menghadiri majelis taklim. Memakmurkan masjid juga merupakan salah satu tanda orang beriman.

Dalam hadits yang diriwayatkan Imam At Tirmidzi, Rasulullah SAW pernah bersabda:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمْ الرَّجُلَ يَتَعَاهَدُ الْمَسْجِدَ فَاشْهَدُوا لَهُ بِالْإِيمَانِ فَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ الْآيَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ

Artinya: Dari Abu Said dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda; "Apabila kalian melihat seorang laki-laki memakmurkan masjid, maka persaksikanlah untuknya dengan keimanan, karena Allah berfirman; Sesungguhnya orang yang memakmurkan masjid hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat." Abu Isa berkata; Ini hadits hasan gharib. (HR. Tirmidzi) [No. 2617 Maktabatu Al-Maarif Riyadh].

Berikut teks Khutbah Jum'at tentang Memakmurkan Masjid dilansir dari kemenag:

 الحَمْدَ لله، نَحْمَدُه، ونستعينُه، ونستغفرُهُ، ونعوذُ به مِن شُرُورِ أنفُسِنَا، وَمِنْ سيئاتِ أعْمَالِنا، مَنْ يَهْدِه الله فَلا مُضِلَّ لَهُ، ومن يُضْلِلْ، فَلا هَادِي لَهُ.أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.

اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدًى اما بعد 

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَان عَلَيْكُمْرَقِيبً يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُموَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمً

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Marilah kita meningkatkan taqwa kita kepada Allah Azza wa Jalla. Taqwa yang juga menjadi wujud syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada kita. Nikmat Iman, nikmat Islam, juga nikmat  kesehatan.

Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,

Seandainya masjid-masjid dapat berbicara, tentunya yang terucap hanya keluhan dan gugatan atas perbuatan manusia terhadap dirinya. Dia dibangun beramai-ramai diiringi dengan berbagai pengorbanan dan penderitaan, namun ditinggal dan disia-siakan, setelah berdirinya. keindahannya hanya tinggal dalam kebisuan. Hening ditinggal para penghuninya. 

Masjid dalam keadaan yatim piatu, tiada mengasuh dan memakmurkannya, menyendiri dengan kesucian dan keagungannya. Hanya diisi para sepuh yang sudah renta sambil menunggu habis kontrak mereka di dunia ini. Yang lain, tertinggal jauh terkalahkan dan terlena oleh kemegahan berbagai bangunan dan kesibukan atas gemerlap duniawi. 

Padahal di sinilah porosnya, perbaikan dan kedamaian manusia hanya bersumber dari dalamnya. Inilah jantung kehidupan mereka, namun mereka tidak merasa memilikinya, lalu bagaimanakah kehidupan, jika tanpa jantung di dalamnya?

Allah  berfirman,

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Artinya: Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah : 18)

Ayat di atas dengan tegas menyatakan hubungan yang sangat erat antar keimanan dengan kemakmuran masjid, bahwa ciri utama orang yang memakmurkan masjid adalah beriman kepada Allah dan hari akhir. Berdasarkan ayat ini sebagian ulama menyatakan, bahwa orang-orang yang tidak memakmurkan masjid, masih diragukan lagi kesempurnaan iman mereka. 

“apabila kamu melihat seseorang pergi ke, pulang dari masjid, maka saksikanlah bahwa dia adalah beriman”. (HR.Tarmidzi dan Ibnu Majah)

Kenyataan yang kita lihat adalah sebagian pendiri masjid hanya mau memasukinya  pada saat-saat tertentu pada hari jumat saja, idul fitri, acara maulidan atau pada saat ia mau saja padahal masjid itu harus dimakmurkan 24 jam lebih-lebih dengan sholat berjamaah.ini harus kita akui karena seperti itulah kenyataannya. semangat beribadah dimasjid hanya terlihat pada bulan Ramadan saja setelahnya ibadah itu raib oleh kemalasan kita.

Hadirin Sidang Jumat yang Dirahmati Allah,

Seandainya masalah memakmurkan masjid ini telah dikaitkan dengan kesempurnaan iman seseorang, maka lazim setip muslim bertanggung jawab atasnya. Namun, selain sebagai tuntutan, Allah swt senantiasa menawarkan berbagai keuntamaan dibalik tanggung jawab tersebut, sebagai balasan dan kasih sayang Allah terhadap umat ini. Bahkan Allah telah berjanji di dalam hadits Qudsi,yang artinya:

“Tujuh golongan akan dinaungi Allah dalam naungan-Nya pada hari tiada naungan selain naungan-Nya (diantaranya ialah): “seorang laki-laki yang hatinya senantiasa terpaut kepada  masjid.” (H.R Bukhari dan Muslim).

Menurut Imam Nawawi mengenai hadis di atas dimaksudnya bukanlah orang yang terus menerus duduk di dalam masjid, tetapi melaksanakan shalat di dalam masjid. Kemudian apabila ia telah keluar dari masjid lalu melalukan aktifitasnya seperti bekerja, maka selalu rindu ingin kembali ke masjid lagi mendengarkan dzikir dan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca dan pelajaran-pelajaran serta nasehat yang diberikan di masjid.

Orang-orang yang memakmurkan masjid adalah ahli Allah. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya yang meramaikan rumah-rumah (masjid-masjid) Allah, mereka adalah Ahli Allah ‘Azza wa Jalla.” (HR. Thabrani).

Setiap kita harus memakmurkan  masjid, setidaknya dimulai dengan shalat berjamaah di masjid. Selain itu, fungsi masjid mesti dikembangkan, yaitu dengan program-program yang di rancang sebaik mungkin. Baik itu program  ibadah, pendidikan, sosial dan berbagai bidang lainnya. 

“Barang siapa yang pergi ke masjid hendak berjamaah, maka satu langkah menghapus kesalahan (dosa) dan satu langkah lagi dituliskan baginya suatu kebaikan, baik dikala pergi maupun di kala pulang”. (HR. Ahmad dan ibnu Hibban)

Hadirin Sidang Jumat yang Dirahmati Allah,

Untuk mengembalikan kejayaan Islam dan umatnya, maka memakmurkan masjid sebagai pusat pembinaan dan pengembangan umat menjadi suatu yang sangat penting. Inilah sebenarnya titik tolak kita untuk mencapai kembali kejayaan Islam dan umatnya. Selayaknya, setiap aktivitas masjid dapat mengembalikan kaum Muslimin kepada semangat masjid. 

Demikian khutbah Jum'at tentang Memakmurkan Masjid dengan keutamaannya.

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News