Hikmah

Kisah Imam Ahmad Bin Hanbal dan Penjual Roti

Kastolani Marzuki · Senin, 11 April 2022 - 18:30 WIB
Kisah Imam Ahmad Bin Hanbal dan Penjual Roti
Kisah Imam Ahmad bin Hanbal dan penjual roti yang sarat hikmah. (Foto: ist)

JAKARTA, iNews.id - Kisah Imam Ahmad Bin Hanbal dan penjual roti menyimpan banyak hikmah yang patut diteladani. Imam Ahmad bin Hanbal radhiallahu anhu (ra) merupakan murid Imam Syafi'i dikenal juga sebagai Imam Hambali.  Imam Ahmad bin Hanbal bernama lengkap Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal.

Dilansir dari Buku Biografi Imam Ahmad bin Hanbal karangan Ustaz Wildan Jauhari Lc, nasab Imam Ahmad bin Hanbal bertemu dan menyambung dengan silsilah Nabi Muhammad saw sampai pada Nizar, karena yang menurunkan Nabi Muhammad saw ialah Mudhar bin Nizar; yaitu kakek Beliau yang ke-18. 

Ayahnya bernama Muhammad bin Hanbal tercatat sebagai bagian dari pasukan perang Khurasan, bahkan sebagian riwayat menyebutnya sebagai komandan pasukan. Sedangkan ibunda Imam Ahmad bin Hanbal bernama Shofiyyah binti Maimunah binti Abdil Malik asSyaibani.

Imam Ahmad bin Hanbal -dalam riwayat yang kuat- lahir di kota Bahdad, ibu kota pemerintahan Bani Abbasiyyah ketika itu, di bulan Rabiul Akhir pada tahun 164 H (780 M) yaitu pada masa pemerintahan Khalifah Muhammad al-Mahdi.

Kisah Imam Ahmad Bin Hanbal dan Penjual Roti

Dilansir dari tafsirq manakib Imam Ahmad bin Hanbal, di masa akhir hidup Imam Hambali ingin sekali menuju ke salah satu kota di Irak. Padahal tidak ada janji sama orang dan tidak ada hajat. Akhirnya Imam Ahmad pergi sendiri menuju ke Kota Bashrah. Saat tiba di sana sudah masuk waktu Isya'. Imam Hambali pun ikut shalat berjamaah isya di masjid.

Selepas salat, Imam Hambali merasa hatinya tenang dan kemudian beristirahat. Begitu selesai shalat dan jamaah bubar, Imam Ahmad ingin tidur di masjid, tiba-tiba marbot masjid datang menemui Imam Hambali sambil bertanya "kenapa syaikh (orang tua), mau ngapain di sini?".

Marbot tidak tahu kalau orang yang ditanya adalah ulama ahli fikih dan hadis, Imam Ahmad bin Hambal. Karena sangkin tawadhuknya atau rendah hatinya sang imam tidak memperkenalkan siapa dirinya.

Padahal, semua orang di Irak kenal siapa Imam Ahmad, seorang ulama besar dan ahli hadis, sejuta hadis dihafalnya, sangat shalih dan zuhud. Zaman itu tidak ada foto sehingga orang tidak tahu wajahnya, cuma namanya sudah terkenal.

Imam Ahmad kemudian berkata. "Saya ingin istirahat, saya musafir". Marbot pun menyahut, "tidak boleh, tidak boleh tidur di masjid. Imam Ahmad lalu didorong-dorong oleh orang itu disuruh keluar dari masjid. Setelah keluar masjid, maka dikuncilah pintu masjid.

Imam Ahmad kemudian bermaksud tidur di teras masjid. Namun, ketika sudah berbaring di teras masjid marbot datang lagi, marah-marah kepada Imam Ahmad. "Mau ngapain lagi syaikh?" Kata marbot. "Mau tidur, saya musafir" kata imam Ahmad. Lalu marbot berkata, "di dalam masjid tidak boleh, di teras masjid juga tidak boleh".

Imam Ahmad diusir. Imam Ahmad bercerita " saya didorong-dorong sampai jalanan".

Di samping masjid ada penjual roti (rumah kecil sekaligus untuk membuat dan menjual roti). Penjual roti ini sedang membuat adonan, sambil melihat kejadian imam Ahmad didorong-dorong oleh marbot tadi. Saat imam Ahmad sampai di jalanan, penjual roti itu memanggil dari jauh "mari syaikh, anda boleh nginap di tempat saya, saya punya tempat, meskipun kecil".

Kata imam Ahmad "baik". Imam Ahmad masuk ke rumahnya, duduk dibelakang penjual roti yang sedang membuat roti (dengan tidak memperkenalkan siapa dirinya, hanya bilang sebagai musafir).

Penjual roti ini punya perilaku unik, kalau imam Ahmad ngajak ngomong, dijawabnya. Kalau tidak, dia terus membuat adonan roti sambil melafalkan istighfar, astaghfirullah.

Saat meletakkan garam astaghfirullah, memecahkan telur astaghfirullah, mencampur gandum astaghfirullah. Selalu mengucap istighfar.

Imam Ahmad memperhatikan terus. Lalu imam Ahmad bertanya "sudah berapa lama kamu lakukan ini?". Orang itu menjawab "sudah lama sekali syaikh, saya menjual roti sudah 30 tahun, jadi semenjak itu saya lakukan". Imam Ahmad bertanya : "Apa hasil dari perbuatanmu ini?", orang itu menjawab "(lantaran wasilah istighfar) tidak ada hajat yang saya minta , kecuali pasti dikabulkan Allah. semua yang saya minta ya Allah...., langsung diterima".

(memang Nabi saw pernah bersabda :"Siapa yang menjaga istighfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar baginya dari semua masalah dan Allah akan berikan rizki dari jalan yang tidak disangka-sangkanya). Lalu orang itu melanjutkan "semua dikabulkan Allah kecuali satu, masih satu yang belum Allah kabulkan".

Imam Ahmad penasaran kemudian bertanya "apa itu?". Kata orang itu "saya minta kepada Allah supaya dipertemukan dengan imam Ahmad". Seketika itu juga imam Ahmad bertakbir, "Allahu Akbar, Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan karena istighfarmu"..(penjual roti terperanjat, memuji Allah, ternyata yang di depannya adalah Imam Ahmad).


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News