Hikmah

Kisah Imam Malik bin Anas Menangis saat Berbuka Puasa

Kastolani Marzuki · Selasa, 12 April 2022 - 10:55 WIB
Kisah Imam Malik bin Anas Menangis saat Berbuka Puasa
Kisah Imam Malik bin Anas menangis saat berbuka puasa menyimpan hikmah luar biasa. (Foto: Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Kisah Imam Malik bin Anas menangis saat berbuka puasa mengandung banyak hikmah yang bisa dipetik tentang pentingnya rasa syukur atas nikmat Allah. Imam Malik bin Anas merupakan salah satu imam atau pendiri mazhab selain Asy-Syafii, Hanbali, dan Hanafi.

Nama lengkap Imam Malik bin Anas adalah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amru bin al-Harits bin Ghaiman bin Khutsail bin Amru bin alHarits (Dzu Asbah) bin Auf bin Malik bin Zaid bin Syadad bin Zur’ah.

Dilansir dari Buku Biografi Imam Malik karangan Wildan Jauhari, Imam Malik bin Anas dilahirkan di kota Madinah. Menurut riwayat yang kuat Imam Malik bin Anas dilahirkan pada tahun 93 H (712 M). Sebagaimana Imam Abu Hanifah, Imam Malik selama hidupnya juga mengalami dua kekhilafahan Islam yaitu Daulah Umayyah dan Abbasiyah. 

Ayah Imam Malik yakni Anas bin Malik, generasi Tabi'in. Ibunda Imam Malik bernama Aliyah binti Syuraik alAzdiyah. Keluarga Imam Malik berasal dari kampung Dzu Asbah, sebuah suku di sekitar kota Himyar, di negeri Yaman. Abu Amir -kakek Imam Malik- pindah ke kota Madinah di masa Nabi saw dengan maksud berhijrah dari tempat lamanya dan menyambut seruan dakwah Islam. Abu Amir bertemu dengan Nabi saw, sehingga para sejarawan memasukkannya ke dalam golongan sahabat Nabi saw yang mulia. 

Imam Malik dikaruniai usia yang panjang mendekati 90 tahun. Kurang lebiih hidup di bawah era bani Umayyah selama 40 tahun. 

Imam Abu al-Qasim Abdu al-Malik bin Zaid bin Yasin ad-Daulaqi berkata dalam kitabnya arRisalah al-Mushannafah fi Bayani Subulis Sunnah al-Musyarrafah: “Imam Malik mengambil ilmu dari 900 orang guru, 300 diantaranya dari generasi tabi’in, dan 600 dari generasi tabiut tabi’in. 

Guru yang dipilihnya adalah yang dia ridhai agamanya, ilmu fikihnya, konsistensinya terhadap syaratsyarat dalam meriwayatkan hadits, mereka bisa dipercaya dalam meriwayatkannya, dan Malik tidak berguru kepada orang yang tidak mengerti ilmu riwayat meskipun ia termasuk ahli agama dan kebaikan.

Imam Malik Menangis saat Berbuka Puasa

Dalam sebuah riwayat disebutkan Al- Imam Malik bin Anas pernah menangis ketika berbuka puasa. Tangisannya itu, membuatnya tidak sanggup membendung cucuran air matanya yang membasahi janggutnya. 

Melihat hal itu, sebagaimana dilansir dari laman Laduni.id, muridnya lalu bertanya kepada sang guru. "Wahai guruku yang mulia, kenapakah engkau menangis sedemikian sedih serta menyayat hati kami? Apakah ada di antara kami yang membuat hatimu sedih, atau hidangan ini kurang berkenan?" tanya sang murid kepada Imam Malik. 

Pendiri Madzhab Maliki itu lalu menjawab pertanyaan muridnya itu. "'Tidak.. tidak wahai murid-muridku. Sungguh kalian adalah murid-murid terbaikku yang sangat khidmat padaku, bahkan hidangan ini teramat nikmat buatku," jawab Imam Malik. 

"Lalu kenapa engkau menangis wahai guru kami yang tercinta?" timpal sang murid yang masih dilanda kegundahan melihat sang guru yang belum bisa menghentikan tangisnya. 

Menjawab keresahan sang murid, Imam Malik lalu mengisahkan sebuah kenangan ketika berbuka dengan gurunya, yaitu Sayyidina Al-Imam Ja'far As-Shodiq (cucu baginda Rasulullah Muhammad SAW). "Dalam makanan yang nikmat seperti saat ini, dan Beliau (Sayidina Ja'far As-Shodiq) pernah berkata sambil terisak:

''Wahai ibnu Anas (Imam Malik) tahukah engkau, Rasulullah terkadang berbuka dengan 3 buah kurma dan air tapi Beliau merasa sangat nikmat penuh syukur, bahkan seringkali Rasulullah hanya berbuka sebutir kurma yang di bagi dengan Aisyah tapi sungguh Beliau merasa sangatlah nikmat, Beliau sedikit sahur dan buka tapi sangatlah banyak ibadah dan syukur, dan Beliau selalu mendo'akan kita umatnya yang selalu lalai kepada baginda," tutur Imam Malik menceritakan kenangannya saat berbuka dengan Sayidina Ja'far As-Shodiq. 

"Sedang hari ini kita di penuhi makanan nikmat dalam berbuka tapi kita sangatlah jauh dari ibadah dan rasa syukur. Dan tahukah kalian setelah berkata itu maka guruku manusia yang mulia itu, Sayidina Ja'far As-Shodiq pingsan karena tiada mampu mengenang Rasulullah Muhammad SAW," tutur Imam Malik kepada muridnya. 

Setelah Imam Malik menceritakan kisahnya itu, sambil terisak pada murid-muridnya, maka tiba-tiba ruangan tersebut menjadi haru dengan isak pilu kerinduan pada baginda Rasulullah. 

Imam Malik setelah lebih dari 60 tahun menjabat sebagai mufti di Madinah, wafat pada Ahad tanggal 10 Rabiul Awwal tahun 179 H (798 M) dalam usia 87 tahun.

Imam Malik memiliki tiga putra dan seorang putri yakni, Yahya, Muhammad, Hammadah dan Ummu Abiha. Harta yang ditinggalkan oleh Imam Malik ialah uang emas sebanyak lebih dari 3300 dinar. 

Dapat diambl kesimpulan dari Kisah Imam Malik bin Anas Menangis saat Berbuka Puasa yakni betapa pentingnya rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT kepada tiap hamba-Nya. Setelah menahan nafsu, rasa haus dan lapar seharian semuanya akan hilang hanya dengan seteguk air dan 3 biji kurma.

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News