JAKARTA, iNews.id - Kisah Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dari lahir hingga wafat yang menyentuh hati sangat penting diketahui Muslim. Selain sebagai bentuk kecintaan terhadap Nabi SAW, mengetahui kisah Maulid Nabi juga mengandung banyak hikmah.
Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada hari Sabtu, tanggal 8 Oktober 2022. Tujuan memeringati Maulid Nabi SAW adalah dalam rangka menampakkan kegembiran atas kelahiran manusia agung pembawa rahmat alam semesta.
Allah SWT berfirman:
قُلْ بِفَضْلِ اللّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS.Yunus:58).
Salah satu bentuk mengungkapkan kebahagiaan dan rasa syukur itu yakni dengan banyak membaca sholawat. Secara bahasa, sholawat berasal dari kata sholah yang berarti doa atau seruan kepada Allah SWT.
Kisah Maulid Nabi Besar Muhammad SAW
Dikutip dari buku Rasulullah Kisah Hidup Sang Pemimpin Umat, jelang kelahiran Nabi SAW, langit dan bumi menyambut dengan gembira. Kelahiran Rasulullah ke dunia ditandai dengan sejumlah peristiwa besar.
Keadaan dunia menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW ditandi dengan langit cerah dan bercahaya. Keadaan di Mekkah dan sekelilingnya di subuh hari pada saat Rasulullah dilahirkan begitu damai dan menenangkan jiwa.
Keadaan alam yang seperti itu tidak pernah dirasakan penduduk Mekkah sebelumnya. Di malam itu, seluruh alam raya bergembira dan bershalawat dengan bahasa dan cara yang berbeda beda.
Dalam kitab Al Barzanji yang ditulis Sayyid Ja’far bin Husin Al Barzanzi disebutkan. Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw, tepat tanggal 12 Robiul Awal di sepertiga malam. Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikit pun.
Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin malam menjelang dini hari, 12 Rabiul Awal, pada tahun gajah atau bertepatan dengan 23 April 571 Masehi.
Namun, sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa Nabi lahir pada Senin, 9 Rabiu'l Awal bertepatan dengan 20 April 571 Masehi. Dikutip dari buku Rasulullah Kisah Hidup Sang Pemimpin Umat, jelang kelahiran Nabi SAW, langit dan bumi menyambut dengan gembira.
Kelahiran Rasulullah ke dunia yang penuh keajaiban ditandai dengan sejumlah peristiwa besar. Keadaan di Mekkah dan sekelilingnya di subuh hari pada saat Rasulullah dilahirkan begitu damai dan menenangkan jiwa. Keadaan alam yang seperti itu tidak pernah dirasakan penduduk Mekkah sebelumnya.
Kelahiran Rasulullah bahkan memadamkan api-api sesembahan Kaum Majusi di Persia yang selama ribuan tahun tak padam. Tiang-tiang Istana Raja Qisra Romawi roboh, dan berhala-hala di pelataran Kakbah retak.
Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw, tepat tanggal 12 Robiul-Awal di sepertiga malam. Di malam ke 12 ini langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikit pun.
Saat itu, Abdul Mutholib (kakek Nabi Muhammad saw) sedang bermunajat kepada Allah SWT di sekitar Kakbah.
Sayyidah Aminah yang sedang menunggu kelahiran Sang Nabi dikejutkan dengan kehadiran empat perempuan mulia, yakni Siti Hawa, Siti Sarah, Asiyah dan Siti Maryam. Mereka menyampaikan kabar gembira kepada ibunda Nabi.
Di malam itu, seluruh alam raya bergembira dan bershalawat dengan bahasa dan cara yang berbeda beda.
Nasab Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad bernama lengkap Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Quraisy Al-‘Arabi, dari keturunan Ismail bin Ibrahim kekasih Allah.
Dalam hadits juga disebutkan mengenai nama-nama Rasulullah SAW sebagai pembawa rahmat:
"وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَأَقْتُلَنَّهُمْ ولأصلبَنَّهم وَلَأَهْدِيَنَّهُمْ وَهُمْ كَارِهُونَ، إِنِّي رَحْمَةٌ بَعَثَنِي اللَّهُ، وَلَا يَتَوفَّاني حَتَّى يُظْهِرَ اللَّهُ دِينَهُ، لِي خَمْسَةُ أَسْمَاءٍ: أَنَا مُحَمَّدٌ، وَأَحْمَدُ، وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يَمْحِي اللَّهُ بِيَ الْكُفْرَ، وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي، وَأَنَا الْعَاقِبُ"
Artinya: Demi Zat yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, sungguh aku benar-benar akan membunuh mereka, menyalib mereka, atau akan memberi petunjuk kepada mereka, sedangkan mereka tidak menyukainya. Sesungguhnya aku ini adalah pembawa rahmat yang diutus oleh Allah. Allah tidak akan mewafatkan diriku sebelum Dia memenangkan agama-Nya. Aku mempunyai lima buah nama, akulah Muhammad dan Ahmad, dan aku adalah Al-Mahi yang dengan melaluiku Allah menghapus kekufuran, dan akulah Al-Hasyir yang semua orang (kelak di hari kiamat) digiring di bawah telapak kakiku, dan aku adalah Al-'Aqib.
Yatim Piatu
Ibundanya bernama Aminah binti Wahab dari Kabillah Bani Zuhrah al-Quraisyiyah. Sedangkan ayahnya bernama Abdullah. Nabi Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi Aminah.
Nabi Muhammad kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh Halimah Sa’diyah. Dalam asuhannyalah Nabi Muhammad dibesarkan sampai usia empat tahun.
Setelah itu, kurang lebih dua tahun, Nabi berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika berusia enam tahun, Rasulullah SAW menjadi yatim piatu. Setelah Siti Aminah meninggal, Abdul Muthalib, kakek Nabi mengambil alih tanggung jawab merawat Nabi Muhammad.
Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal karena usia. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Seperti juga Abdul Muthalib, dia sangat disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Makkah secara keseluruhan, tetapi dia miskin.
Dilansir dari laman syekhnurjati.ac.id, dalam usia muda, Nabi Muhammad sebagai penggembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini, Nabi SAW menemukan tempat untuk berpikir dan merenung mengenai kondisi masyarakat Arab di zaman Jahiliyah.
Ketika pamannya, Abu Thalib memutuskan untuk pergi ke Syam dalam misi perdagangan, pada waktu itu usia Nabi Muhammad telah mencapai 9 tahun.
Ketika pamannya mau berangkat, tiba-tiba saja Nabi Muhammad bergantungan kepada pamannya dan tidak mau berpisah, yang menyebabkan pamannya berkata, “Aku akan membawanya bersamaku ke Syam dan dia tidak boleh berpisah denganku.”
Setelah sampai di sebuah kota bernama Bashrah di wilayah Syam, di tempat itu dikenal ada seorang pendeta bernama Buhaira yang selalu beribadah di tempat peribadatannya.
Mereka memutuskan untuk berteduh di bawah pohon dekat tempat peribadatan itu. Pendeta itu memperhatikan awan yang menyertai perjalanan mereka dan dahan pohon yang memayungi Nabi Muhammad sehingga dia beteduh di bawahnya dari terik matahari.
Pendeta itu penasaran dengan apa yang dia saksikan, sehingga dia mengundang mereka semua untuk hadir dalam undangan makan siang.
Setelah Nabi Muhammad hadir, Buhaira memperhatikannya dengan sangat seksama, meneliti sesuatu dari badannya, yang pada ahirnya dia menemukan suatu ciri kenabian pada badan Nabi Muhammad SAW.
Pendeta itu pun berkata bahwa kelak keponakan Abu Thalib akan menjadi orang penting di negrinya.
Ketika Nabi Muhamad berusia 25 tahun, nabi berangkat ke Syam untuk melakukan perdagangan milik Khadijah. Sekembalinya dari Syam, Khadijah memintanya untuk menikahinya karena Khadijah tahu bahwa Nabi Muhammad adalah seorang laki-laki yang memiliki sifat kesatria, jujur dan amanah.
Khadijah adalah seorang wanita yang terkenal dengan kecerdasannya, tanggap dan peka. Khadijah kemudian menawarkan diri untuk dijadikan istri Nabi.
Menerima Wahyu
Memasuki usia 40 tahun, Nabi SAW sudah terlalu biasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat, berkontemplasi ke Gua Hira, beberapa kilometer di Utara Makkah.
Di sana, mula-mula berjam-jam kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611, Malaikat Jibril muncul di hadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama yakni Surat Al 'Alaq ayat 1-5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)
Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al 'Alaq: 1-5).
Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah menjadi nabi. Dalam wahyu pertama ini belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.
Setelah wahyu pertama datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama, sementara Nabi Muhammad menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira.
Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu yang membawa perintah kepadanya. Wahyu kedua yakni Surat Al Mudatsir ayat 1-7.
Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah berdakwah. Setelah Nabi Muhammad dinobatkan menjadi Rasul, Khadijah, istrinya langsung beriman kepadanya.
Siti Khadijah tercatat sebagai manusia pertama yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Selain itu, sebagaimana yang banyak diceritakan, Ali bin Abi Thalib adalah manusia pertama yang beriman kepadanya dari laki-laki.
Usianya pada waktu itu adalah 10 tahun, dan dia tinggal di rumah Rasulullah. Kemudian disusul dengan masuk Islamnya Zaid bin Haritsah bekas budak Rasulullah dan Abu Bakar yang mengumumkan keislamannya.
Abu Bakar membawa Ustman bin Affan, Az-Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, dan Thalhah bin Ubaidillah, menemui Rasulullah dan mengumumkan keislaman mereka di depan Rasulullah. Merekalah delapan orang pertama yang masuk Islam yang disebut dengan Assabiqunal Awwalun.
Kemudian, disusul lagi dengan masuk Islamnya Abu Ubaidah bin Al-Jarrah, Ummu Aiman dan yang lain-lain.
Jenjang waktu antara periode dakwah Rasulullah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi ke periode dakwah terang-terangan dan terbuka adalah sekitar tiga tahun. Dakwah ini dilakukan selama 3-4 tahun di rumah Arqam bin Abil Arqam.
Dakwah Terang-Terangan
Memasuki tahun kenabian ke-4, Nabi Muhammad SAW mulai melakukan dakwah terang-terangan. Firman Allah yang berisi perintah untuk berdakwah secara terang-terangan adalah Surah al-Hijr Ayat 94.
Nabi Muhammad Saw memiliki akhlak yang sangat mulia. Nabi tetap tabah dan sabar dalam berdakwah meskipun mendapat banyak tantangan dan rintangan dalam keadaan apa pun.
Hijrah ke Madinah
Rasulullah SAW hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar as-Siddiq ra dan budaknya Amir bin Fuhairah serta seorang penunjuk jalan Abdullah bin al-Uraiqit al-Laitsi yang masih kafir. Selanjutnya Rasulullah SAW berdakwah di Madinah selama 10 tahun.
Nabi Wafat
Pada tahun ke-10 Hijriyah, Rasulullah SAW pergi berhaji bersama lebih dari 100.000 kaum Muslimin. Di Jabal ‘Arafat nabi menyampaikan khutbah monumental di hadapan mereka yang dianggap sebagai dasar dari ajaran Islam.
Dua bulan setelah kepulangannya dari ibadah Haji Wadha, nabi sakit. Ketika sakitnya bertambah parah, nabi menyuruh Abu Bakar menggantikan posisinya menjadi imam sholat.
Sakit Nabi Muhammad semakin parah hingga kemuian wafat, yaitu Senin 12 Rabiul Awal 11 Hijriah. Nabi wafat pada usia 63 tahun. Rasulullah SAW dimakamkan di tempat tidurnya di kamar Aisyah ra.
Putra-putri Rasulullah SAW
Rasulullah SAW memilik 7 anak yakni 3 putra dan 4 putri yakni:
1. Al-Qasim. Namun, dia meninggal di Mekah pada usia dua tahun.
2. Abdullah, dinamakan juga dengan at-Thayyib (yang baik) dan at-Thahir (yang suci) karena ia dilahirkan sesudah Islam. 3. Ibrahim, dilahirkan dan wafat di Madinah tahun sepuluh hijriah pada usia 17 bulan.
Putri-putri Rasulullah SAW
1. Zainab, menikah dengan Abu Al-Ash bin Rabi’ bin Abdul Uzza bin Abdul Syams sepupu Zainab.
2. Fatimah, menikah dengan Ali bin Abi Thalib. Dari pernikahan tersebut Fatimah melahirkan Hasan dan Husain.
3. Ruqayyah, menikah dengan Ustman bin Affan. Meninggal di pangkuan Ustman bin Affan
4. Ummu Kultsum
Demikian Kisah Maulid Nabi Muhammad SAW dari lahir hingga wafat yang penting diketahui Muslim agar semakin menambah kecintaan kepada Rasulullah dan meneladani akhlaknya.
Wallahu A'lam
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News