Kisah Nabi Adam Lengkap dari Lahir sampai Wafat Menurut Al Quran dan Hadits

Kastolani Marzuki · Selasa, 12 Desember 2023 - 05:30 WIB
Kisah Nabi Adam Lengkap dari Lahir sampai Wafat Menurut Al Quran dan Hadits
Ilustrasi Kisah Nabi Adam lengkap dari lahir sampai wafat. (Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Nabi Adam merupakan manusia pertama yang dicipatakan Allah SWT. Berikut ini kisah Nabi Adam dari lahir sampai wafat menurut Al Quran dan hadits yang banyak hikmah di dalamnya.

Umat Islam wajib meyakini adanya nabi dan Rasul. Jumlah nabi dalam ajaran Islam ada 124.000 orang, sedangkan rasul berjumlah 315. Namun, yang masyhur ada 25 orang, 5 di antaranya Rasul. Nabi sekaligus orang pertama yang diciptakan Allah SWT adalah Nabi Adam. Berikut kisah lengkapnya.

Kisah Nabi Adam Lengkap dari Lahir sampai Wafat

Allah SWT menciptakan Nabi Adam pada hari Jumat setelah Dia menciptakan segala sesuatunya. Sebelum menciptakan Nabi Adam, Allah SWT berkata kepada Malaikat sebagaimana disebutkan dalam Alquran, Surat Al Baqarah ayat 30. Allah SWT berfirman:

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةًۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata, "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau!" Tuhan berfirman, "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” (QS. Al Baqarah: 30)

Ibnu Katsir menerangkan, dalam ayat tersebut Allah SWT memberitahukan kepada mereka (malaikat) bahwa Dia akan menciptakan jenis makhluk ini dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam. 

Kemudian para malaikat itu bertanya, mengapa Adam yang akan diangkat menjadi khalifah di bumi, padahal Adam dan keturunannya kelak akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah di bumi. Para malaikat menganggap bahwa diri mereka lebih patut memangku jabatan itu, sebab mereka makhluk yang selalu bertasbih, memuji dan menyucikan Allah swt.

Allah swt tidak membenarkan anggapan mereka itu, dan Dia menjawab bahwa Dia mengetahui yang tidak diketahui oleh para malaikat. Segala yang akan dilakukan Allah swt adalah berdasarkan pengetahuan dan hikmah-Nya yang Mahatinggi walaupun tak dapat diketahui oleh mereka, termasuk pengangkatan Adam a.s. menjadi khalifah di bumi untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya, dan memakmurkan bumi serta memanfaatkan segala apa yang ada padanya.

Lalu Allah memerintahkan kepada para malikat-Nya agar membawa tanah liat dari bumi dan dihadapkan kepada-Nya untuk menciptakan Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah liat, yakni tanah liat yang baik, berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk dan berbau tidak enak. 

Wujud Adam yang belum diberi ruh kemudian didiamkan tergeletak selama 40 malam. Iblis selalu mendatanginya dan memukulnya dengan kaki, maka tubuh Adam mengeluarkan suara (seperti suara tembikar yang dipukul). 

Ketika Allah meniupkan ke dalam tubuhnya sebagian dari roh-Nya hal ini dilakukan mulai dari bagian kepalanya, maka tidak sekali-kali sesuatu dari tiupan itu mengalir dalam tubuhnya melainkan berubah menjadi daging dan darah. Ketika tiupan sampai pada bagian pusar, maka Adam memandang ke arah tubuhnya dan ia merasa kagum dengan apa yang ia lihat pada tubuhnya. 

Ketika Nabi Adam as berniat akan bangkit berdiri sebelum roh yang ditiupkan ke dalam tubuhnya sampai ke bagian kedua kakinya. Setelah roh sampai ke bagian otaknya, Maka Nabi Adam bersin dan mengucapkan, "Alhamdu­lillah (segala puji bagi Allah)", lalu dijawab oleh Allah melalui firman-Nya, "Hai Adam, Tuhanmu merahmati kamu."

Setelah roh sampai pada bagian kedua matanya, maka kedua matanya terbuka, lalu mengalir ke bagian tubuhnya, dan Adam memperhatikan tubuhnya dengan penuh rasa takjub. Maka ia berupaya untuk bangkit berdiri sebelum roh sampai ke bagian kedua kakinya, tetapi ternyata ia tidak mampu bangkit, dan ia berkata, "Wahai Tuhanku, segerakanlah sebelum malam tiba."

Kisah Nabi Adam dan Siti Hawa

Setelah itu ditimpakan rasa kantuk kepada Adam, kemudian Allah mengambil salah satu dari tulang iga sebelah kirinya. Lalu Allah menjadikan tulang iganya itu istrinya yaitu Siti Hawa  agar Adam merasa tenang hidup dengannya.

Ketika tidur dicabut darinya dan Adam terbangun, ia melihat Siti Hawa telah berada di sampingnya. Siti Hawa diciptakan sebelum Adam tinggal di surga.

Setelah itu, Allah mengawinkannya dan menjadikan rasa tenang dan tenteram dalam diri Adam. "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanannya yang banyak lagi balk di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. (Al-Baqarah: 35)

Saat menikahi Siti Hawa, Nabi Adam bertanya "apa mahar/mas kawinnya? Allah menjawab, aku mencegah kalian dari pohon gandum, maka janganlah kalian makan dan itulah maharnya.

Allah SWT lalu berfirman “صل الله على حبيب محمد ” Bacalah Shalawat kepada kekasihku Muhammad.

Lalu Adam bertanya, siapak­ah Muhammad itu ? Allah menjawab, dia adalah anak cucumu nanti dan dia adalah penutup para nabi. Andai bukan karena dia (Muhammad), Aku (Allah) tidak akan menciptakan makhluk.

Kemudian Allah menikahkan Adam dengan Hawa dan itu bertepatan hari Jumat setelah tergelincirnya matahari. Karena itulah disunnahkan menikah pada hari Jumat.

Setelah Adam menikah, Allah memberi wahyu kepada malaikat ridwan sang penjaga surga untuk membuatkan perkemahan dan merias para wildan atau pelayan surga dan para bidadari.

Nabi Adam dan Hawa lalu berkeliling menaiki unta dan akhirnya sampai di pintu surga dan mereka terdiam sebentar.
Kemudian Allah memberi wahyu pada Adam, ini surgaku dan istana kemulyaanku masuklah kalian dan makanlah apa yang ada sesuka hati kalian dan janganlah mendekat pada pohon ini niscaya kalian tergolong orang-orang dzalim. Malaikat yang jadi saksi atas pernikahan mereka kemudian mengantar Adam dan Hawa masuk ke surga.

Nabi Adam dan Hawa Diusir dari Surga

Nabi Adam dan Siti Hawa diusir oleh Allah SWT dari surga dan diturunkan ke bumi karena melanggar larangan-Nya dengan memakan buah terlarang di Surga. Adam dan Hawa terbujuk rayuan dan bisikan setan untuk memakan buah khuldi yang dianggapnya sebagai buah kekekalan. 

Setelah keduanya memakan buah pohon itu, maka dengan serta-merta kelihatanlah aurat keduanya. Tersebutlah bahwa yang digunakan oleh keduanya untuk menutupi aurat adalah kukunya masing-masing.

Kalangan mufasir menerangkan peristiwa itu terjadi pada hari Jumat. Kisah diturunkannya Nabi Adam AS ke bumi itu diabadikan dalam Alquran Surat Al Baqarah ayat 38.

Kisah Nabi Adam di bumi pun berlanjut. Ia diturunkan Allah SWT terpisah dengan Hawa. Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa Adam diturunkan di wilayah Dahna, India. Sedangkan Siti Hawa di Jeddah. Iblis diturunkan di Dustamisan yang terletak beberapa mil dari kota Basrah, Irak.

Sesudah itu, Adam dan Hawa pun memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah SWT atas apa yang mereka lakukan. Hingga akhirnya, Allah SWT mempertemukan mereka di bukit Jabal Rahmah, dekat padang Arafah.

Setelah diturunkan ke bumi, mulailah Adam belajar membuat alat besi, dan diperintahkan untuk membajak tanah dan menanam tanaman serta mengairinya. Ketika telah tiba masa panen, maka ia menuainya dan memilih biji-bijiannya serta menggilingnya menjadi tepung, lalu mem­buat adonan roti darinya, setelah itu baru ia memakannya.

Nabi Adam Wafat

Nabi Adam AS wafat pada usia 1.000 tahun pada hari Jumat berdasarkan riwayat Ibnu Abbas dan Abu Hurairah. 


سَيِّدُ الْأَيَّامِ عِنْدَ اللهِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَهُوَ أَعْظَمُ مِنْ يَوْمِ النَّحَرِ وَيَوْمُ الْفِطْرِ وَفِيْهِ خَمْسُ خِصَالٍ فِيْهِ خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَفِيْهِ أُهْبِطَ مِنَ الْجَنَّةِ إِلَى الْأَرْضِ وَفِيْهِ تُوُفِّيَ وَفِيْهِ سَاعَةٌ لَا يَسْأَلُ الْعَبْدُ فِيْهَا اللهَ شَيْئًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ مَا لَمْ يَسْأَلْ إِثْمًا أَوْ قَطِيْعَةَ رَحِمٍ وَفِيْهِ تَقُوْمُ السَّاعَةُ وَمَا مِنْ مَلَكٍ مُقّرَّبٍ وَلَا سَمَاءٍ وَلَا أَرْضٍ وَلَا رِيْحٍ وَلَا جَبَلٍ وَلَا حَجَرٍ إِلَّا وَهُوَ مُشْفِقٌ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
( مناهج الإمداد، شرح إرشادالعباد ١/٢٨٦)

“Rajanya hari di sisi Allah SWT adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fithri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah SWT mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali shilaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada Malaikat yang didekatkan di sisi Allah SWT, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat”.
(Manahij al-Imdad Syarh Irsyad al-‘Ibad, juz.1, hal.286)

Dilansir dari NU Online, sebelum wafat, Nabi Adam yang dikaruniai tanda-tanda kematiannya mengajukan permintaan terakhir kepada putra-putranya, yakni ingin memakan buah surga. 

Permintaan ini sulit bila harus dimaknai secara harfiah, karena di alam dunia yang serbafana ini buah surga mustahil ditemukan. Surga hanya ada di alam akhirat.   

Sebab itulah, ada ulama yang menafsirkan bahwa permintaan akan buah surga merupakan isyarat bahwa Nabi Adam tengah dilanda rindu akan kebahagiaan surgawi yang pernah beliau tinggali sebelum turun ke bumi. Inilah sinyal bahwa kawafatan beliau semakin dekat.   

Meski demikian, sebagai anak berbakti, para putra Nabi Adam tetap berangkat mencarikan buah surga. Namun, tak jauh usai meninggalkan sang ayah, perjalanan mereka diadang oleh sejumlah lelaki.   "Wahai anak-anak Adam, apa yang kalian cari? Atau apa yang kalian mau? Dan ke mana kalian pergi?"   Mereka menjawab, "Bapak kami sakit, beliau ingin makan buah dari Surga."   

"Pulanglah, karena ketetapan untuk bapak kalian telah tiba," pinta para lelaki itu yang ternyata adalah para malaikat yang sedang menjelma manusia. 

Di tangan mereka sudah tersedia kafan, wewangian, serta sejumlah perangkat yang lazim diperlukan untuk menggali kubur: kapak, cangkul, dan sekop.   

Saat para malaikat itu datang, Hawa melihat dan mengenali mereka, maka ia pun berlindung kepada Nabi Adam.   

"Menjauhlah dariku. Aku pernah melakukan kesalahan karenamu. Biarkan aku dengan malaikat Tuhanku tabâraka wa ta'âlâ," kata Nabi Adam kepada Hawa.   

Para malaikatlah yang mencabut nyawa Nabi Adam, lantas memandikannya, mengkafaninya, memberinya wewangian, menyiapkan liang lahat, juga menshalatinya. 

Selanjutnya mereka turun ke kuburnya, memasukkan jenazah Adam ke dalam, lalu mereka meletakkan bata di atasnya. Usai naik ke atas kubur, mereka pun menimbunnya dengan batu. Mereka berseru, "Wahai anak cucu Adam, ini adalah sunnah kalian."

Nabi Adam dikuburkan di gunung Abu Qubais, Mekah. Setelah kepergiannya, tanggung jawab diberikan kepada anaknya yang juga seorang nabi bernama Syith.

Demikian ulasan Kisah Nabi Adam lengkap dari lahir sampai wafat yang banyak hikmah di dalamnya.

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News