Kisah Penyerbuan Raden Patah ke Semarang, Klenteng dan Penduduk Nonmuslim Dilindungi

Avirista Midaada ยท Selasa, 12 April 2022 - 07:28 WIB
Kisah Penyerbuan Raden Patah ke Semarang, Klenteng dan Penduduk Nonmuslim Dilindungi
Raden Patah pemimpin Kesultanan Demak. (Foto: Sindonews.com).

JAKARTA, iNews.id - Raden Patah saat memimpin Kesultanan Demak pernah menyerang Semarang pada tahun 1477. Penyerbuan tersebut upaya Kesultanan Demak meluaskan wilayah kekuasaan dan penyebaran agama Islam di Tanah Jawa.

Namun, Sultan Demak tak memaksa warga Semarang memeluk Islam. Bahkan ketika Semarang berhasil dikuasai pasukan Kesultanan Demak, Klenteng Sam Po Kong tidak ikut diduduki dan dibiarkan tetap berdiri.

Dikutip dari buku "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara' karya Slamet Mulajana, Raden Patah tidak menganiaya warga Tionghoa yang belum memeluk agama Islam.

Raden Patah yang memiliki nama Senapati Jimbun juga keturunan Tionghoa. 

Mereka semuanya akhirnya dimanfaatkan oleh Raden Patah di beberapa bidang termasuk untuk pembuatan kapal. Orang-orang Tionghoa di Semarang terkenal sangat mahir melakukan pembuatan kapal. 

Kepandaian orang Tionghoa diperlukan oleh Senapati Jimbun untuk memperbesar armada perkapalan di Kota Semarang yang letaknya sangat strategis. Dengan kapal-kapal buatan orang-orang Tionghoa di Semarang itu, Raden Patah akan menguasai lalu lintas kapal di lautan Jawa. 

Raden Patah membiarkan kelompok-kelompok itu hidup, namun ia juga mengupayakan agar mereka bisa memeluk agama Islam.

Raden Patah menghendaki simpati para penduduk di wilayah Demak dan Semarang untuk memperluas kekuasaannya di kemudian hari. Sikap itu memang sikap yang bijaksana dari seorang pemimpin yang berumur 22 tahun. 

Penyerbuan Demak ke Kota Semarang oleh Demak pada tahun 1477, menurut Slamet Muljana, memang tidak pernah diberitakan dalam Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda.

Babad Tanah Jawi hanya menceritakan bahwa pada tahun 1477, Prabu Brawijaya memanggil Patih Gajah Mada dan menanyakan apakah Demak akan memberontak. 

Tidak dijelaskan, dalam hubungan apa pertanyaan itu dikemukakan. Patih Gajah Mada memberikan keterangan tentang pembukaan hutan Bintara di wilayah Demak oleh pendatang baru.

Untuk memperoleh keterangan yang lebih jelas, Raden Kusen dipanggil. Raden Kusen menceritakan bahwa pendatang baru yang membuka hutan Bintara adalah saudaranya yang bernama Raden Patah. 

Raden Kusen diutus ke Demak untuk membawa Raden Patah ke Majapahit. Perintah ini dilaksanakan oleh Raden Patah ke Majapahit. Sampai di Sripenganti, Raden Patah bertemu dengan Prabu Brawijaya. 

Di Babad Tanah Jawi itu dikisahkan bagaimana Prabu Brawijaya mengaca dan melihat bahwa rupanya mirip dengan Raden Patah.

Raden Patah diakui sebagai putranya dan diberi pengukuhan atas daerah baru bernama Bintara. Dia pun diangkat menjadi Adipati Bintara.


Editor : Reza Yunanto

Follow Berita iNews di Google News