Kisah Sahabat Nabi yang Memiliki Sifat Santun dan Malu, Penuh Hikmah Keteladanan

Kastolani Marzuki ยท Jumat, 27 Oktober 2023 - 05:30 WIB
Kisah Sahabat Nabi yang Memiliki Sifat Santun dan Malu, Penuh Hikmah Keteladanan
Ilustrasi kisah sahabat Nabi yang memiliki sifat santun dan malu yang penuh hikmah. (Foto:Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Kisah sahabat Nabi yang memiliki sifat santun dan malu menarik diulas karena ada banyak hikmah. Lantas, siapa sosok sahabat Nabi yang pemalu dan santun?

Dia adalah Sahabat Utsman bin Affan radhiyallau'anhu. Seorang saudagar yang kaya raya dan dermawan. Peternakannya juga sangat banyak dari kebanyakan orang Arab. 

Dilansir dari Buku Kumpulan Kisah Teladan, Utsman bin Affan berasal dari Bani Umayyah. Lahir pada tahun keenam tahun Gajah, lima tahun lebih muda dari Rasullulah SAW.

Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar. Beliau adalah salah satu sahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan As Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam.

Kisah Sahabat Nabi yang Memiliki Sifat Santun dan Malu

Seorang sahabat Nabi SAW yang satu ini memang dikenal sangat memiliki rasa malu. Dialah Sahabat Utsman bin Affan radhiyallahu'anu. Bahkan ada riwayat yang mengatakan bila Utsman sedang mandi di kamar mandi yang tertutup sekalipun tidak berani menegakkan punggungnya karena demikian tinggi rasa malunya. 

Siti Aisyah ra meriwayatkan bahwa pada suatu hari ayahnya Abu Bakar As Shiddiq radhiyallahu'anhu minta izin bertemu Rasulullah SAW yang sedang beristirahat dan berbaring serta bajunya terangkat sehingga salah satu betisnya terlihat. 

Selesai berbincang dan menunaikan hajatnya, Abu Bakar  pun segera pulang. Kemudian yang kedua datanglah Umar bin Khattab dan selepas berbincang beberapa waktu lamanya Umar pun pulang.

Tak berapa lama kemudian datanglah Utsman bin Affan dan minta izin bertemu dengan Rasulullah SAW.
Mendengar Utsman yang datang, Rasulullah SAW tiba-tiba memperbaiki posisinya dan duduk serta merapikan pakaiannya, lalu menutupi betisnya yang terbuka.

Selepas berbincang beberapa waktu lamanya Utsman pun pulang. Setelah Utsman pulang, Siti Aisyah bertanya: “Ya Rasulullah tadi saya melihat bahwa engkau tidak bersiap siap menerima sahabatmu Abu Bakar dan Umar, tetapi kenapa engkau bersiap siap menyambut kedatangan Utsman?

Rasulullah SAW menjawab: “Utsman seorang pemalu. Kalau dia masuk sedang aku masih berbaring, dia pasti malu untuk masuk dan akan cepat-cepat pulang sebelum menyelesaikan hajatnya. Hai Aisyah, tidakkah aku patut malu kepada seorang yang disegani malaikat?” (Hadis Riwayat Ahmad).

Sesungguhnya Rasulullah SAW sendiri adalah seorang yang sangat pemalu, bahkan lebih malu dari gadis pingitan. Sifat malu adalah sebagian dari iman. 

Rasulullah juga bersabda “Sifat malu tiada menimbulkan kecuali kebaikan.”

Rasulullah SAW diutus ke dunia ini adalah untuk menyempurnakan akhlak. Aisyah radhiyallahuanha yang juga istrinya berkata,” Akhlak Rasulullah SAW adalah Al Quran”. Rasulullah itu adalah Al Quran yang berjalan. 

Itulah kisah Sahabat Nabi yang memiliki sifat santun dan malu. Kisah tersebut mengandung hikmah bagi umat Islam untuk mencontoh akhlak Nabi dan sahabat-sahabatnya.

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News