PONTIANAK, iNews.id - Warga Pontianak, Kalimantan Barat memiliki tradisi membunyikan meriam karbit pada bulan Ramadan. Tradisi ini telah berlangsung bertahun-tahun untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi ini memiliki akar sejarah yang berhubungan dengan berdirinya Kota Pontianak.
Membunyikan meriam karbit dilakukan oleh para pendiri Kota Pontianak di masa lalu dengan tujuan mengusir hantu kuntilanak. Untuk melestarikan tradisi ini, Pemerintah Kota Pontianak menjadikan meriam karbit sebagai festival tahunan menyambut Hari Raya Idul Fitri,
Namun pandemi Covid-19 membuat festival ini ditiadakan. Tahun lalu dan juga tahun ini, Pemkot Pontianak melarang gelaran festival meriam karbit. Sebab festival ini selalu mengundang orang datang menyaksikan dentuman meriam karbit hingga menimbulkan kerumunan.

Hal itulah yang menjadi alasan Pemkot Pontianak tak mengizinkan festival ini digelar tahun ini.
Kendati tak ada festival tahun ini, sebagian masyarakat tetap berusaha melestarikan tradisi ini dengan sederhana. Mereka tetap merakit meriam karbit yang nantinya akan dibunyikan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Seperti yang dilakukan warga di Jalan Haji Abu Naik, Gang Famili di Kecamatan Pontianak Timur. Warga setempat memiliki kelompok meriam karbit Setia Tambelan.
Kelompok ini akan merakit meriam karbit yang akan dibunyikan untuk memeriahkan Hari Raya Idul Fitri mendatang.
Hendra, Ketua Setia Tambelan mengatakan, meriam karbit ini sudah menjadi tradisi warga Pontianak di pinggir Sungai Kapuas.
Masyarakat terutama anak-anak akan datang mendengar dentuman meriam karbit menjelang Lebaran.
"Tanpa meriam karbit ini warga nggak semangat, makanya setiap mau Lebaran Idul Fitri semangat untuk melihat meriam," kata Hendra ditemui beberapa hari lalu.
Hendra berharap pandemi Covid-19 segera berlalu sehingga festival meriam karbit bisa kembali digelar.
"Ini untuk melestarikan tradisi kita di Sungai Kapuas," ujarnya.
Editor : Reza Yunanto
Follow Berita iNews di Google News