Hikmah

Ucapan Idul Fitri, Ini Arti Minal Aidin Wal Faizin dan Taqabalallahu Minna Wa Minkum

Kastolani Marzuki · Rabu, 12 Mei 2021 - 06:23 WIB
Ucapan Idul Fitri, Ini Arti Minal Aidin Wal Faizin dan Taqabalallahu Minna Wa Minkum
Melakukan silaturahmi dan bermaaf-maafan sambil mengucapkan minal aidin wal faizin kerap dilakukan Muslim di momen Lebaran Idul Fitri. (Foto: Ist)

JAKARTA, iNews.id - Kalimat minal 'aidin wal faizin kerap diucapkan Muslim di momen Lebaran Idul Fitri. Sebagian besar mungkin menganggap kalimat itu mengandung arti mohon maaf lahir dan batin. Namun, sebenarnya arti itu keliru.

"Bahwa ucapan 'minal aidin wal faizin' dalam bahasa Arab memang bukan bermakna 'mohon maaf lahir dan batin'. Sayangnya, banyak orang yang terlanjur salah kaprah. Mungkin karena tidak tahu bahasa Arab, atau tahu tapi kurang teliti, lalu seakan-akan ungkapan ini bermakna mohon maaf lahir dan batin," kata Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat MA dikutip dari laman rumahfiqih, Rabu (12/5/2021).

Menurut Ahmad Sarwat, jika dibedah kata-katanya satu per satu, tidak ada satu pun yang mengandung unsur minta maat, apalagi pakai lahir dan batin.

Kalimat Minal = من. Kata aslinya bukan minal tetapi hanya 'min'. Namun karena pembacaannya disambung dengan kata al-aidin sesudahnya  diawali dengan alif-lam (makrifah), maka kalau dibaca keduanya menjadi min al-aidin atau kadang ditulisnya menjadi minal aidin,

Secara harfiyah, kata 'min' itu berarti dari, termasuk atau sebagian dari. Misalnya pepatah arab bilang an-nadzafatu minal iman, kebersihan itu sebagian dari iman.

Sedangkan Aidini = عائدين. Kata ini adalah isim fail (pelaku) dari perbuatan kembali. Asal katanya dalam bentuk fi'il madhi adalah 'aada - ya'uudu (عاد - يعود).

Bentuk tunggal isim failnya adalah 'aid saja, tetapi karena jumlahnya banyak, maka bentuknya jamaknya menjadi 'aidin. Aritnya adalah orang-orang yang kembali.

Wal = و Artinya adalah 'dan'.

Faizin = الفائزين

Faizin adalah bentuk isim fail dalam bentuk jamak. Bentuk tunggalnya adalah faiz saja. Dan kata dasarnya adalah faaza - yafuuzu (فاز - يفوز) yang artinya menang atau beruntung.

Maka kata 'faizin' artinya adalah orang-orang yang menang atau mendapatkan kemenangan. Dan juga bermakna orang-orang yang beruntung atau mendapatkan keberuntungan.

Lalu apa arti harfiyah dari empat kata itu : dari (orang-orang yang kembali, dan orang-orang yang menang/beruntung.

Sebenarnya lafadz ini merupakan doa sekaligus tahini'ah (greeting) yang terpotong. Lengkapnya adalah :

جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين

Semoga Allah menjadikan kita menjadi bagian dari orang-orang yang kembali dan orang-orang yang mendapatkan kemenangan/keberuntungan.

Kadang sebagian orang Arab menambahkan lagi dengan ungkapan :

كل عام و أنتم بخير

Semoga setiap tahun Anda berada dalam kebaikan.

"Sayangnya entah kenapa, orang-orang lebih sering mengucapkan sebagian potongannya saja. Kalimat awalnya lebih sering dibuang entah kemana," ucap Ahmad Sarwat.

Bukan Ayat dan Bukan Hadits Nabi

Satu lagi yang perlu dicatat bahwa meski lafaz 'minal aidin wal faidin' ini begitu populer, tetapi sama sekali tidak bersumber dari hadits nabi apalagi Al-Quran. Tidak ada satu pun ayat Al-Quran yang memuat lafadz ini. Dan tidak pernah Rasulullah SAW berdoa di hari Idul fitri dengan lafaz ini. 

"Taqabalallahu Minna Waminkum artinya semoga Allah mengabulkan. Minaa wa minkum berarti dari kami dan dari anda. Shiyamana wa shiyamakum berarti puasa kami dan puasa Anda," katanya.

Sedangkan lafadz minal a'idin wal faidzin merupakan doayang terpotong, arti secara harfiyahnya adalah: termasuk orang yang kembali dan menang.

Lafadz ini terpotong, seharusnya ada lafadz tambahan di depannya meski sudah lazim lafadz tambahan itu memang tidak diucapkan. Lengkapnya ja'alanallahu minal a'idin wal faidzin, yang bermakna semoga Allah menjadi kita termasuk orang yang kembali dan orang yang menang.

Namun sering kali orang salah paham, dikiranya lafadz itu merupakan bahasa arab dari ungkapanmohon maaf lahir dan batin. Padahal bukan dan merupakan dua hal yang jauh berbeda.

Lafadz taqabbalallahu minna wa minkum merupakan lafadz doa yang intinya kita saling berdoa agar semua amal kita diterima Allah SWT. Lafadz doa ini adalah lafadz yang diajarkan oleh Rasulullah SAW ketika kita selesai melewati Ramadhan.

Jadi yang diajarkan sebenarnya bukan bermaaf-maafan seperti yang selama ini dilakukan oleh kebanyakan bangsa Indonesia. Tetapi yang lebih ditekankan adalah tahni'ah yaitu ucapan selamat serta doa agar amal dikabulkan.

Meski tidak diajarkan atau diperintahkan secara khusus, namun bermaaf-maafan dan silaturrahim di hari Idul Fithri juga tidak terlarang, boleh-boleh saja dan merupakan 'urf (kebiasaan) yang baik.

Di luar Indonesia, belum tentu ada budaya seperti ini, di mana semua orang sibuk untuk saling mendatangi sekedar bisa berziarah dan silaturrahim, lalu masing-masing saling meminta maaf. Sungguh sebuah tradisi yang baik dan sejalan dengan syariah Islam.


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News