skin ads
skin ads
Hikmah

Petir Dalam Alquran, Manfaat serta Anjuran Berdoa ketika Mendengar Guruh

Kastolani Marzuki · Selasa, 02 November 2021 - 18:35 WIB
Petir Dalam Alquran, Manfaat serta Anjuran Berdoa ketika Mendengar Guruh
Petir dalam Alquran merupakan bukti dan tanda kekuasaan Allah yang memberikan manfaat dan ketakutan. (Foto: Antara)

JAKARTA, iNews.id - Petir dalam Alquran merupakan tanda kebesaran Allah SWT. Petir yang terjadi sebelum maupun saat hujan deras juga memberikan manfaat, harapan serta ketakutan. Dalam Alquran, fenomena petir itu disebutkan dalam Surat Al Baqarah dan Surat Ar Ra'd.

Petir adalah fenomena atmosfer yang muncul ketika hujan. Petir terjadi akibat peristiwa pemisahan muatan positif dan muatan negatif di dalam awan.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِيْ يُرِيْكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَّطَمَعًا وَّيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَۚ

Artinya: Dialah yang memperlihatkan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia menjadikan mendung. (QS. Ar Ra'd: 12)

Tafsir Kemenag

Dalam ayat tersebut, disebutkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT berupa kilat, halilintar, mendung, dan air hujan Allah SWT memperlihatkan kilat, yang menimbulkan ketakutan disambar petir bagi orang-orang yang sedang berada di alam bebas atau bepergian. 

Tetapi kadangkala kilat dan petir itu menimbulkan harapan bagi orang lain seperti para petani yang mengharapkan turunnya hujan untuk mengairi sawah dan ladangnya. 

Demikian pula segala sesuatu di dunia ini, kadang-kadang dipandang baik karena dibutuhkan pada masa-masa tertentu, dan kadangkala dipandang buruk mengingat kemudaratan yang mungkin ditimbulkannya. Allah pula yang mengadakan awan mendung yang mengandung air hujan dan karena beratnya, maka awan tersebut tercurah ke permukaan bumi turun menjadi hujan. 

Menurut kajian saintis, terbentuknya awan-awan mendung (thunder-clouds), kilat, guruh, dan halilintar, sebagaimana diungkapkan dalam Alquran, sejak awal diyakini oleh banyak ilmuwan merupakan fenomena alam yang mempunyai hubungan yang erat dengan proses kejadian hujan dan atau badai yang sering terjadi di permukaan bumi. 

Fenomena ini adalah salah satu tanda kekuasaan dan keperkasaan Allah. Memang tidak semua jenis awan bisa mendatangkan hujan. Awan yang dapat menyebabkan turunnya hujan adalah awan dari jenis kumulonimbus (cumulonimbus). 

Menurut saintis, awan yang terbentuk akan menghasilkan pemisah muatan (listrik) positif dan negatif. Muatan positif umumnya berkumpul di bagian atas awan, sedangkan muatan negatif berkumpul di bagian bawah awan. 

Muatan tersebut akan mengalir melalui berbagai cara seperti antar kantong muatan di awan, dari awan ke bumi, lepas melalui udara sebagai aliran muatan elektrostatik, dan meloncat ke ionosfer. Lompatan bunga api raksasa ini dikenal sebagai petir, kilat, atau halilintar. 

Sebagai akibatnya udara terbelah, sambarannya yang memiliki kecepatan mencapai 150.000 km/detik akan menimbulkan bunyi menggele-gar yang biasa kita sebut geluduk, geledek, guruh, guntur, dan lain-lain. Suara geledek ini menciutkan hati manusia yang mendengarnya dan dampaknya kerap bisa mematikan manusia. Inilah yang dimaksud dengan "kilat yang menakutkan". 

Benjamin Franklin (1752) berhasil membuktikan bahwa petir adalah suatu lompatan listrik (electric discharge) yang sangat besar. Dari hasil penelitian kemudian diketahui bahwa besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000 volt per meter. 

Dalam kondisi tertentu, bumi yang cenderung menjadi peredam listrik statis, bisa pula ikut berinteraksi. Hal ini dimungkinkan terjadi peng-konsentrasian listrik bermuatan positif karena adanya beda muatan antara dasar awan dengan permukaan bumi. 

Yang terjadi kemudian adalah perpindahan muatan listrik. Maka secara fisik kita akan melihat sambaran petir dengan muatan listrik yang begitu besar, selanjutnya akan segera menyebar ke bagian permukaan bumi yang kemudian menjalar ke dalam tanah dan akhirnya ternetralisasi pada kedalaman yang mengandung air tanah. 

Tempat terjadinya perpindahan muatan listrik ini yang sering kali mendatangkan musibah dan kerusakan. Ini yang biasa dikenal dengan istilah disambar petir atau geledek. 

Dari sisi pengamatan lainnya diketahui bahwa petir mempunyai manfaat bagi bumi dan manusia. Petir merupakan proses alam yang menghasilkan unsur nitrogen yang dibutuhkan tumbuh-tumbuhan dan mengisi sekitar 4/5 atmosfir bumi, bahkan petir juga berfungsi dalam sirkuit global listrik. 

Kilatan petir raksasa diyakini akan dapat membantu menyeimbangkan sirkuit global listrik antara bumi dan angkasa dan juga berkonsentrasi dalam pembentukan ozon. Selain itu maka kilat yang berkilauan itu bisa menghasilkan jamur. 

Menurut penelitian di Jepang, jamur shiitake bisa tumbuh subur bila di sekitar benih yang ditaburkan itu diberi loncatan listrik, yang sama dengan efek kilat. 

Hal ini berdasarkan pengalaman bahwa setelah kemarin sorenya ada kilat, besoknya di sekitarnya tumbuh banyak sekali jamur. Selain itu panjang (kekuatan) kilat bisa meramalkan curah hujan yang bakal turun keesokan harinya. 

Petir Bertasbih

Dalam Ayat lain disebutkan:

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهٖ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ مِنْ خِيْفَتِهٖۚ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيْبُ بِهَا مَنْ يَّشَاۤءُ وَهُمْ يُجَادِلُوْنَ فِى اللّٰهِ ۚوَهُوَ شَدِيْدُ الْمِحَالِۗ - ١٣

Dan guruh bertasbih memuji-Nya, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, sementara mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia Mahakeras siksaan-Nya. (QS. Ar Ra'd: 13)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa suara menggelegar yang dikeluarkan oleh petir akibat terjadinya lompatan listrik yang sangat besar menurut Alquran adalah bacaan tasbihnya dalam memuji Allah. 

Hal ini merupakan tanda ketundukannya kepada Allah, menyucikan-Nya dari persekutuan dan pengungkapan kelemahan dirinya dibandingkan kekuasaan Penciptanya Yang Mahaluhur dan Maha Agung. 

Tiap-tiap benda yang bersuara maka suaranya itu berarti tasbih, hanya saja manusia tidak mengerti bahasanya: Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. (al-Isra/17: 44).

Doa Mendengar Petir

Karena itu, apabila mendengar suara guntur dan halilintar, maka disunnahkan untuk membaca doa, sebagaimana hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasai dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad saw bila mendengar suara guntur dan halilintar beliau membaca: 

"اللَّهُمَّ، لَا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ، وَلَا تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ، وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ".

Allahumma laa taqtulnaa bighodobika walaa tuhlikna bi'adzabika wa 'aafinaa qabla dzalik.

Artinya: Ya Allah, janganlah Engkau bunuh kami dengan murka-Mu, dan janganlah Engkau binasakan kami dengan azab-Mu, dan maafkanlah kami sebelum itu.

Doa mendengar petir lainnya yang bisa dibaca yakni:

سُبْحَانَ مَنْ يُسبّح الرعْد بِحَمْدِهِ

Subhaana man yusbiharra'du bihamdihi

Artinya: Mahasuci Tuhan yang guruh bertasbih dengan memuji-Nya.


Ibnu Mardawaih meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah sebagai berikut: Bahwa Rasulullah saw bila ada tiupan angin yang keras, atau mendengar suara guruh, warna mukanya berubah, lalu beliau berkata untuk guruh itu, "Mahasuci Zat, yang guruh bertasbih kepada-Nya." 

Dan kepada angin beliau berkata, "Ya Allah jadikanlah angin itu sebagai rahmat dan jangan jadikan sebagai azab." Demikian pula para malaikat bertasbih karena takut kepada Allah dan memuji kepada-Nya. Allah melepaskan halilintar, lalu mengenai siapa yang Dia kehendaki dan membinasakannya. 

Fenomena Petir dalam Alquran juga disebutkandalam Surat Al Baqarah ayat 19-20. Allah SWT berfirman:

اَوْ كَصَيِّبٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ فِيْهِ ظُلُمٰتٌ وَّرَعْدٌ وَّبَرْقٌۚ يَجْعَلُوْنَ اَصَابِعَهُمْ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ مِّنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِۗ وَاللّٰهُ مُحِيْطٌۢ بِالْكٰفِرِيْنَ - ١٩

Artinya: Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, yang disertai kegelapan, petir dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya, (menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-orang yang kafir. (QS. (Al Baqarah: 19)

Fenomena petir juga disebutkan dalam Hadits berikut:

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَقْبَلَتْ يَهُودُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا يَا أَبَا الْقَاسِمِ أَخْبِرْنَا عَنْ الرَّعْدِ مَا هُوَ قَالَ مَلَكٌ مِنْ الْمَلَائِكَةِ مُوَكَّلٌ بِالسَّحَابِ مَعَهُ مَخَارِيقُ مِنْ نَارٍ يَسُوقُ بِهَا السَّحَابَ حَيْثُ شَاءَ اللَّهُ فَقَالُوا فَمَا هَذَا الصَّوْتُ الَّذِي نَسْمَعُ قَالَ زَجْرُهُ بِالسَّحَابِ إِذَا زَجَرَهُ حَتَّى يَنْتَهِيَ إِلَى حَيْثُ أُمِرَ قَالُوا صَدَقْتَ

Dari Ibnu Abbas berkata, Orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah ﷺ dan berkata, Wahai Abu Al Qasim, ceritakan kepada kami apakah halilintar itu! beliau menjawab, "Itu adalah seorang malaikat yang ditugaskan (mengatur) awan, bersamanya ada angin dari api untuk menggiring awan sesuai kehendak Allah." Mereka bertanya: Lalu dari mana asal suara (halilintar) yang kita dengar itu? Beliau menjawab, "Itu adalah benturan dengan awan dan akan berhenti sesuai dengan perintah Allah." mereka berkata, Engkau benar,  (HR. TIRMIDZI) [No. 3117, Shohih].

Wallahu A'lam


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News