JAKARTA, iNews.id - Sejarah Masjidil Aqsa menurut Islam menarik diulas. Masjidil Aqsa yang berada di Negara Palestina namun kini dikuasai Israel merupakan tempat suci kedua bagi umat Islam.
Masjid tersebut juga sangat istimewa setelah Masjidil Haram, Mekkah. Kenapa istimewa? Sebab, Masjid al-Aqsha merupakan masjid tertua di dunia setelah Masjid al-Haram. Dibangun pertama kali oleh Nabi Adam ‘alaihis salam empat puluh tahun setelah beliau membangun Masjid al-Haram.
Masjid al-Aqsha yang berada di kota Baitul Maqdis, Palestina pernah menjadi kiblat shalat selama tujuh belas bulan setelah Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Masjidil Aqsa juga merupakan masjid kedua yang disinggahi Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Isra Mikraj.
Peristiwa itu diabadikan dalam Alquran, Surat Al-Isra ayat 1. Allah SWT berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al-Isrā' [17]:1).
Sejarah Masjidil Aqsa Menurut Islam
Dilansir dari laman kemenag, Masjid Al-Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di muka bumi setelah Masjidil Haram, Mekkah. Keyakinan sebagian besar ulama mengatakan bahwa Masjidil Aqsa dibangun oleh Nabi Adam alaihisalam dalam jangka 40 tahun setelah dibangunnya Masjidil haram.
Dalam shahih Muslim dari Hadis Abu Zar Alghifari RA ia berkata: “Aku berkata ya Rasulullah masjid apa yang pertama dibangun? Rasul menjawab: Masjid Al-haram: aku bertanya kemudian apa: Ia menjawab Masjid Al-Aqsha, aku bertanya: berapa jarak antara keduanya” ia menjawab empa puluh tahun dan dimanapun engkau dapatkan shalat maka shalatlah, itu adalah masjid.”
Ibnu Hisham dalam kitab “Atijan fi Muluk Hamir” jilid 1/22 cetakan pertama, percetakan Markaz Addirasat wal Abhats Yamaniyah, th 1347 H “Adam setelah membangun Ka’bah kemudian Allah perintahkan ia untuk berjalan ke Baitul Maqdis dan jibril menunjukkan cara membangun Baitul Maqdis maka ia membangunnya dan beribadah di sana”
Sebagaimana ia melaksanakan pembangunan dan meramaikan Masjid Al-Haram demikian juga dengan masjid Al-Aqsha yang mulia, Nabi Ibrahim AS menta’mir masjid Al-Aqsha sekitar tahun 2000 SM, kemudian tugas itu dilanjutkan oleh anak-anaknya Ishak, Ya’qub AS setelahnya, sebagaimana Sulaiman mengikutinya kemudian pembangunannya sekitar tahun 1000 SM.
Dalam sunan Ibnu Majah dari Abdullah bin Amru RA dari Nabi SAW ia berkata: “Setelah Sulaiman bin Daud selesai membangun Bait al Maqdis ia meminta tiga hal kepada Allah: hukum yang bertepatan dengan hukumnya, Kerajaan yang tidak ada taranya setelahnya, dan agar tidak ada orang yang mengunjunginya untuk melaksanakan shalat kecuali keluar dari dosanya sebagaimana ia dilahirkan ibunya” Sulaiman berkata ”Dua sudah di berikan dan saya harap yang ketiga juga dikabulkan”
Ibnu Hajar dalam Kitab Fathul Bari menjelaskan bahwa Nabi Sulaiman memperbaharui dan memperluas Masjidil Aqsha setelah sebelumnya memang sudah ada semenjak Adam AS. Hal itu setelah dilakukan beberapakali renovasi pondasinya, dan banjir Nabi Nuh yang menghacurkan bumi. Nabi Sulaiman memulai kembali pembangunan Masjidil Aqsa serta bentuknya untuk beribadah.
Masjidil Aqsa Dibakar
Dilansir dari laman Rumah Fiqih Indonesia dalam Kajian Tafsir Surat Al baqarah ayat 114, Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis pernah beberapa kali mengalami pembakaran, bahkan jauh sebelum era datangnya Nabi Isa ‘alaihissalam.
Pembakaran Baitul Maqdis terjadi pada masa pemerintahan Raja Nebukadnezar II dari Kerajaan Babilonia. Baitul Maqdis adalah kuil yang dibangun oleh Raja sekaligus Nabi Sulaiman di Yerusalem sebagai tempat penyembahan utama umat Israel.
Pada tahun 586 SM, pasukan Nebukadnezar II menyerbu Yerusalem dan menaklukkan Kerajaan Yehuda. Pasukan Babilonia merusak dan membakar banyak bangunan, termasuk Baitul Maqdis. Ini terjadi sebagai bagian dari penaklukan mereka dan upaya mereka untuk menghancurkan perlawanan pemberontakan.
Baitul Maqdis memiliki makna religius dan nasional yang sangat penting bagi orang Israel. Pembakarannya oleh pasukan Babilonia merupakan sebuah tragedi besar bagi bangsa Israel. Banyak orang Israel diangkut sebagai budak ke Babilonia dan diasingkan dari tanah mereka yang kudus.
Pembakaran Baitul Maqdis dan penghancuran Yerusalem secara keseluruhan memiliki konsekuensi jangka panjang yang signifikan. Masa depan orang Israel menjadi suram selama masa pembuangan mereka di Babilonia. Namun, setelah berakhirnya pemerintahan Babilonia dan bangkitnya Kekaisaran Persia di bawah Koresy Agung, beberapa orang Israel diperbolehkan kembali ke tanah mereka dan memulai proses pembangunan kembali Baitul Maqdis.
Ada juga data yang menyebutkan bahwa pada tahun 70 M, pasukan Romawi di bawah pimpinan Titus merebut Yerusalem dan menghancurkan Bait Suci Herodes selama Perang Yahudi-Romawi. Ini menyebabkan pembuangan orang Yahudi kedua ke berbagai wilayah Romawi.
Ibnu Jarir Ath-Thabari menyebutkan bahwa orang yang tadinya menguasai Baitul Maqdis lalu kemudian membakarnya, akan dihukum oleh Allah di kemudian hari sehingga jadi tidak bisa masuk ke dalamnya kecuali dalam keadaan ketakutan untuk dibunuh atau dicelakai.
Baitul Maqdis sekarang ini dikuasai oleh Yahudi. Agama lain dibolehkan mendatanginya tapi harus seizin tentara Israel. Namun, para mufassirin berpendapat Allah memberikan kabar gembira bahwa suatu ketika nanti kaum muslimin akan menguasai kembali Masjidil Aqsa.
Demikian ulasan sejarah Masjidil Aqsa menurut Islam yang perlu muslim ketahui.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News