JAKARTA, iNews.id - Sifat wajib bagi Rasul perlu diketahui Muslim agar bisa mencontoh akhlak maupun perbuatannya yang baik dan terpuji. Nabi dan rasul yang diutus Allah SWT semuanya diberikan sifat mulia. Mereka pun diberikan kecerdasan untuk menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur'an:
وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّآ اِنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِى الْاَسْوَاقِۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً ۗ اَتَصْبِرُوْنَۚ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرًا
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kalian cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kalian bersabar? Dan adalah Tuhanmu Maha Melihat. (QS. AL Furqon, ayat 20)
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan mengenai ayat tersebut yakni, Allah SWT memberitahukan tentang para rasul terdahulu yang telah Dia utus, bahwa mereka memakan makanan dan memerlukan gizi, serta biasa berjalan di pasar-pasar untuk mencari mata pencaharian dan berdagang.
Hal tersebut tidaklah bertentangan dengan keadaan mereka dan juga kedudukan mereka, karena sesungguhnya Allah SWT telah menjadikan pada diri mereka tanda-tanda yang baik, sifat-sifat yang terpuji, ucapan-ucapan yang utama, amal perbuatan yang sempurna, dan mukjizat-mukjizat yang cemerlang serta dalil-dalil (bukti-bukti) yang jelas sehingga orang yang mempunyai hati yang sehat dan pandangan yang lurus akan membenarkan bahwa apa yang disampaikan oleh mereka itu dari Allah SWT.
Rasulullah SAW yang merupakan nabi terakhir yang memiliki keluhuran akhlak. Rasulullah SAW juga memiliki empat sifat wajib yang bisa ditiru umatnya.
Berikut empat sifat wajib bagi Rasul:
1. Shiddiq (Benar)
Shiddiq memiliki arti yaitu benar atau jujur, bahwasannya Nabi dan Rasul selalu dijaga oleh Allah SWT dalam hal kejujuran serta kebenarannya. Mustahil bagi Nabi dan Rasul untuk ingkar segala hal yang diberikan kepada umatnya. Dikarenakan mereka adalah pemimpin pilihan Allah SWT yang telah diutus untuk umatnya.
Lebih lengkapnya bahwa Shiddiq merupakan hadirnya kekuatan yang dapat melepaskan diri dari dusta kepada Tuhannya, diri sendiri, ataupun orang lain.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا
Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’ān), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.” (Q.S. Maryam/19: 41)
2. Amanah (Dapat Dipercaya)
Amanah memiliki arti dapat dipercaya, bahwasannya Nabi dan Rasul tidak pernah ingkar atau pun berdusta kepada umatnya. Nabi dan Rasul selalu dapat dipercaya untuk melaksanakan apa pun yang Allah SWT perintahkan kepadanya.
Nabi SAW sebelum menjadi Rasul telah diberikan gelar Al-Amin yang berarti dipercaya, sifat tersebutlah yang mengangkat posisi Nabi SAW pemimpin yang baik.
Rasulullah SAW sangat bertanggung jawab kepada tugas dan kepercayaan dari segala aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, ataupun agama kepada Allah SWT.
3. Tabligh (Menyampaikan)
Tabligh pada bahasa yaitu menyampaikan sedangkan dalam makna istilah adalah menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang diterima dari Allah SWT kepada manusia. Kelak untuk dijadikan pedoman dan dilaksanakan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Pedoman yang utama dan pokok aktivitas tabligh adalah amar ma’ruf nahi munkar.
Memiliki arti perintah untuk mengerjakan yang baik dan larangan untuk mengerjakan perbuatan yang keji serta mengajak beriman kepada Allah SWT.
Firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 67 berikut:
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya:“Wahai rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. al-Maidah : 67)
4. Fathonah
Fathonah berarti cerdas, Nabi dan Rasul harus mampu memberikan argumen, pendapat, serta berdakwah untuk mengajak umatnya ke jalannya yang benar. Maka Allah SWT memberikan kecerdasan kepada Nabi dan Rasul untuk dapat ber-Fastabiqul Khairat berdakwah jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Salah satu bukti kecerdasannya pada kisah Rasulullah SAW di mana saat itu kelompok kabilah di Mekkah ingin meletakan batu hitam diatas Ka’bah. Cerdasnya Rasul menengahinya dengan cara kelompok memegang ujug kain, lalu meletakkan batu tersebut ditengahnya, dan semua mengangkat hingga di atas Ka’bah.
Wallahu A'lam
Sumber: Tafsir Ibnu Katsir Surat Al Furqon, zakat.or.id
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News