skin ads
skin ads

Teks Khutbah Idul Adha 2024 Singkat dan Mengharukan, Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim

Kastolani Marzuki · Minggu, 16 Juni 2024 - 20:30 WIB
Teks Khutbah Idul Adha 2024 Singkat dan Mengharukan, Meneladani Pengorbanan Nabi Ibrahim
Contoh teks Khutbah Idul Adha singkat padat dan menggugah hati. (Foto: Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Teks khutbah Idul Adha 2024 singkat dan mengharukan tentang meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim alaihisalam bisa menjadi referensi bagi khatib. 

Hukum Sholat Idul Adha adalah sunnah muakkadah yang menjadi salah satu syi'ar keagamaan (syi'ar min sya'air al-Islam). Sholat Idul Adha ini disunnahkan bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, merdeka maupun hamba sahaya, dewasa maupun anak-anak, di kediaman maupun sedang bepergian (musafir), secara berjamaah maupun secara sendiri. 

Pelaksanaan khutbah Idul Adha maupun Idul Fitri ini sedikit berbeda dengan Khutbah Jumat. Khutbah Idul Adha ini dilakukan setelah sholat Id. Sedangkan Khutbah Jumat dilakukan di awal sebelum sholat.

Adapun rukun dan syaratnya sama seperti khutbah Jumat yakni, membaca Hamdalah (memuji Allah), membaca sholawat Nabi, membaca ayat Al Quran, berwasiat atau memberi nasihat, dan membaca doa ampunan. 

Berikut contoh teks khutbah Idul Adha singkat padat dan mengharukan dengan tema meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim as yang ditulis Yudi yansyah SPd.I, Penyuluh Agama Islam Kecamatan Bojong genteng, Kemenag Sukabumi.

Teks Khutbah Idul Adha 2024

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا(8x) االلهُ أَكْبَرُ

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، (8x) لا إله إلا الله، الله أكبر الله أكبر

أَحْمَدُ اللهَ وَأَشْكُرُهُ عَلَى إِدْرَاكِ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمِ عَرَفَةَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَه إِلَّا اللهُ أَحْمَدُ اللهَ وَأَشْكُرُهُ عَلَى إِدْرَاكِ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمِ عَرَفَةَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَه إِلَّا اللهُ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قالَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ ِتَابِهِ الكَرِيْمِ : أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ َلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Hadirin rohimakumulloh

Gemuruh takbir, tahmid dan tasbih sejak kemarin sore menggetarkan hati setiap jiwa yang beriman dan takut kepada Allah ﷻ. Seluruh kaum Muslimin tanpa terkecuali, mulai anak-anak hingga orang tua, laki-laki maupun perempuan, yang sehat maupun yang sakit, baik sendiri-sendiri maupun berjamaah, baik berdiri, duduk ataupun tiduran, mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid. Bahkan bebatuan, tumbuhan dan seluruh alam raya mengumandangkan takbir untuk menghidupkan sunah Rasulullah ﷺ dengan mengagungkan dan mensucikan asma Allah ﷻ.

Hadirin rohimakumulloh

Di bulan Dzulhijjah ada dua gambaran bagi umat Islam. Bagi yang dipanggil Allah ke Tanah Suci, mereka sibuk dengan rangkaian ritual ibadah haji, mulai wukuf di Arah, mabit di Muzdalifah, Mina hingga tawaf ifhadah. Sedangkan umat Islam yang lain termasuk kita, kita sibuk dengan ibadah puasa arafah, sedekah dan perayaan Idul adha serta memotong kurban setelah ini.

Hadirin yang berbahagia

Ibadah kurban merupakan ibadah yang diperintahkan Allah sejak zaman Nabi Adam AS. Bahkan setiap Nabi yang diutus Allah ﷻ memiliki perintah kurban. Ibadah kurban yang diikuti Nabi Muhammad ﷺ tidak terlepas dari peristiwa historis Nabi Ibrahim As. Rasulullah ﷺ. suatu saat ditanya oleh sahabatnya mengenai apa udlhiyah (penyembelihan kurban) itu? Beliau menegaskan:  هذه سنّة أبيكم إبراهيم  (ini adalah sunnah bapakmu, Nabi Ibrahim As).

Nabi Ibrahim As hidup pada abad 18 SM. Masa persimpangan jalan pikiran umat manusia tentang kurban-kurban manusia yang dipersembahkan kepada dewa-dewa atau tuhan-tuhan mereka, sementara perintah Allah ﷻ. kepada Nabiyullah Ibrahim As untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail lantaran diilhami dari suatu ru’yah (mimpi).

Lanjutan Khutbah I

Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran surat As-Shaaffat: 102 : 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkan apa pendapatmu!” Ia (Ismail) menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insyaallah Engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang bersabar”.

Hadirin rohimakumulloh

Setiap individu yang mengaku beriman pasti akan diuji oleh allah ﷻ. Sebagai bapak akan diuji, sebagai Ibu dan istri akan diuji dan juga sebagai anak juga akan diuji. Ujian tersebut untuk membuktikan kebenaran iman kepada Allah ﷻ.

Para mufassir menyatakan, perintah Allah ﷻ kepada Ibrahim agar menyembelih putranya sendiri hendak menyampaikan pesan kepada kita, bahwa betapa pun besarnya cinta seseorang kepada anak atau apapun yang dimiliki, bukanlah sesuatu yang berarti bila Allah menghendakinya. Ridlo dan mahabbah Allahlah yang sejatinya yang paling berarti dalam hidup ini.

Disebutkan juga dalam akhir kisah tersebut, Allah ﷻ memberikan pengganti seekor domba besar atas keberhasilan Ibrahim dan Ismail dalam melaksanakan perintah dan ujian yang amat berat itu, seperti diungkap Al-Quran surat As-Shaaffat: 107: 

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

“Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”.
Selain sebagai bukti keimanan kepada Allah ﷻ dengan mengorbankan apa pun jika memang diperintahkan, maka peristiwa Nabi Ibrahim as,  juga mengandung ‘ibrah (pelajaran) bahwa Allah ﷻ menjunjung tinggi harkat, martabat dan jiwa manusia. 

Sehingga sama sekali tidak memperkenankan manusia dijadikan kurban penyembelihan atau pembantaian serta sebagai tumbal apa pun yang pada akhirnya mengakibatkan pertumpahan darah atau melayangnya nyawa manusia. 

Karena itu, Islam tidak pernah menoleransi terjadinya kekerasan, kebrutalan, dan penindasan dalam bentuk apapun yang mengakibatkan pertumpahan darah dan penderitaan umat manusia. Intinya kejahatan kemanusiaan maupun kejahatan lingkungan secara tegas dilarang Al-Qur’an.

Dengan menangkap pesan dan ‘ibrah dari peristiwa besar yang tidak ada duanya dan tidak akan terulang kedua kalinya dalam sejarah umat manusia itu, dapat disinyalir bahwa Muslim sejati adalah yang memiliki kecintaan dan kepatuhan mutlak kepada Allah ﷻ melebihi kecintaannya kepada siapapun dan apa pun.

Perjuangan Nabi Ibrahim As dan putranya, Nabi Ismail As hendaknya juga dapat dijadikan sarana introspeksi diri atas ketaatan kita, untuk selanjutnya ritualitas kurban diharapkan mampu membentuk karakter kepribadian kita sebagai manusia yang peka terhadap lingkungan dan masyarakat sekeliling kita, sebagai manusia yang gemar berkorban dan mengulurkan tangan kepada mereka yang lemah dan yang tertindas.

ُاَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ و للهِ الحَمْد   

Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara. Aamiin.

Demikian ulasan khutbah Idul Adha singkat padat dan menggugah hati mengenai meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alaihisalam.


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News