skin ads
skin ads
Hikmah

Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram: Mendulang Pahala di Hari Asyura 10 Muharram

Kastolani Marzuki · Kamis, 27 Juli 2023 - 20:28 WIB
Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram: Mendulang Pahala di Hari Asyura 10 Muharram
Teks khutbah Jumat Bulan Muharram mendulang pahala di Hari Asyura yang penuh keistimewaan. (Foto: Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Teks Khutbah Jumat Bulan Muharram dengan tema mendulang pahala di Hari Asyura 10 Muharram bisa dijadikan referensi dalam pelaksanaan khutbah Jumat.

Tahun ini, hari Asyura 10 Muharram jatuh bertepatan hari Jumat, 28 Juli 2023. Asyura berasal dari kata asyara, artinya bilangan 10. Asyura adalah hari yang sangat bersejarah, banyak peristiwa penting dan monumental yang terjadi di tanggal 10 Muharram. 

Badaruddin al-‘Aini dalam kitab Umdatul Qari’ Syarah Shahih Bukhari, juz 11, halaman 117, menjelaskan sebuah pendapat bahwa di hari ‘Asyura Allah memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya. 

Yaitu kemenangan Nabi Musa atas Fir’aun, pendaratan kapal Nabi Nuh, keselamatan Nabi Yunus dengan keluar dari perut ikan, ampunan Allah untuk Nabi Adam AS, keselamatan Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan. Selain itu, kelahiran Nabi Isa AS, ampunan Allah untuk Nabi Dawud, kelahiran Nabi Ibrahim AS, Nabi Ya’qub dapat kembali melihat, dan ampunan Allah untuk Nabi Muhammad baik kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang. Karena itu, muslim dianjurkan untuk banyak melakukan amalan ibadah terutama di bulan-bulan haram.  

Dilansir dari buku Muharram Bukan Bulan Hijrahnya Nabi karya Imam Zarkasih terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan, memperbanyak amal di bulan Haram adalah upaya memanfaatkan waktu yang Allah SWT sediakan banyak pahala di dalamnya. 

Selain karena memang bulan-bulan haram adalah bulan mulia, puasa di dalamnya juga disyariatkan karena memang ada riwayat yang secara eksplisit mensyaratkan itu. Imam Ahmad dalam musnad-nya, serta imam Abu Daud dan juga Imam Ibnu Majah dalam kitab sunan mereka.

Berikut teks Khutbah Jumat Bulan Muharram tentang Mendulang Pahala di Hari Asyura 10 Muharram yang ditulis H Ahmad Zuhri Adnan MPd, Ketua LDNU Kabupaten Cirebon disadur dari laman nucirebon.or.id

Khutbah Pertama,

الحَمْدُ للهِ الَّذِيْ خَلَقَ الزّمَانَ وَفَضَّلَ بَعْضَهُ عَلَى بَعْضٍ فَخَصَّ بَعْضُ الشُّهُوْرِ وَالأَيَّامِ وَالَليَالِي بِمَزَايَا وَفَضَائِلَ يُعَظَّمُ فِيْهَا الأَجْرُ والحَسَنَاتُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ في أَنْحَاءِ البِلاَدِ. أمَّا بعْدُ، فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ

Jamaah Jumat rohimakumulluh

Terlebih dahulu, dalam kesempat yang mulia ini marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh dan penuh keihlasan agar kita menjadi “mukminin haqqona” atau orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Sholawat serta salam kita sanjungkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita akan dapat syafaatnya di yaumil kiyamat.

Jamaah Jumat rohimakumulluh

Kita sudah memasuki salah satu hari yang istimewa di bulan Muharram yaitu Hari Asyura 10 Muharram. Bulan Muharram adalah bulan yang mulia sebagaimana dijelaskan dalam QS. At-Taubah: 36, Allah berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًۭا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌۭ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةًۭ كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةًۭ ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Empat bulan mulia itu dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam Hadits Bukhori-Muslim

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)

Hadirin hadaniyallah waiyyakum

Secara spesifik tanggal 10 Muharram juga termasuk momen yang mulia di dalam bulan mulia (yaitu bulan Muharram) . Imam Badaruddin al-‘Aini dalam kitab Umdatul Qari’ Syarah Shahih Bukhari, beliau menjelaskan sebuah pendapat bahwa di hari ‘Asyura Allah SWT memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya. Yaitu (1) kemenangan Nabi Musa atas Fir’aun, (2) pendaratan kapal Nabi Nuh, (3) keselamatan Nabi Yunus dengan keluar dari perut ikan, (4) ampunan Allah untuk Nabi Adam AS, (5) keselamatan Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan, (6) kelahiran Nabi Isa AS, (7) ampunan Allah untuk Nabi Dawud, (8) kelahiran Nabi Ibrahim AS, (9) Nabi Ya’qub dapat kembali melihat, dan (10) ampunan Allah untuk Nabi Muhammad SAW baik kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang.

Hadirin hadaniyallah waiyyakum

Kemuliaan bulan Muharram secara spesifik Yaumul Asyura maka jika diisi dengan ibadah dan amal saleh tentu akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT. Ibnu ‘Asyur menjelaskan bahwa kemuliaan bulan tertentu tidak mutlak berarti kemuliaan umat Islam secara otomatis. Kemuliaan umat Islam mengandung syarat, yakni ketika mereka mau mengisi waktu-waktu khusus tersebut dengan amal saleh dan akhlakul karimah. Pengertian amal saleh dan akhlak mulia amat luas, mencakup ibadah dengan Allah, berhubungan dengan masyarakat, atau sikap kita terhadap lingkungan alam kita. Secara umum, setidaknya ada dua amalan yang mulia di bulan Asyyuro yang dijelaskan dalam beberapa ayat Al-Quran dan hadits yaitu berpuasa dan menyantuni yatim piatu.

Keutamaan puasa di bulan Muharram dijelaskan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

“Sebaik-baik puasa setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim 1163)

Kemudian dalam kitab Tanbihul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-i wal Mursalin disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً “

“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“

Selain itu, ada pula hadits dengan riwayat yang sudah masyhur di kalangan umat Islam, pada saat masa awal Rasulullah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW melihat orang-orang Yahudi tengah melaksanakan puasa Asyura’. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Ketika orang Yahudi berpuasa Asyura nabi pun akhirnay memerintahkan sahabatnya untuk berpuasa dengan alasan lebih berhak dari pada nabi Musa dalam puasa Asyyura, dan untuk membedakanya ditambahai puasa sebelumnya pada tanggal 9 yang disebut puasa tasu’a.

Hadirin hadaniyallah waiyyakum

Maka jika dihitung dalam bulan Muharram ini secara berturut-turut ada sepekan puasa yang bernilai mulia yaitu mulai tanggal 19 Juli 2023. Jika dirinci yiatu tanggal 9 Muharram jatuh pada hari Kamis disunnahkan puasa hari tasua dan puasa senin-kamis.
Tanggal 10 Muharram jatuh pada Jumat, puasa Assyura, tanggal 11 Muharram jatuh pada hari Sabtu, puasa sunnah setelah Assyura dan tanggal 13, 14, 15 8 Muharram adalah puasa sunnah ayyamul bid

Jamaah Jumat rahimakumullah

Amalan utama yang ke dua di hari Asyura adalah menyntuni yatim piatu atau secara umum bersedekah kepada kaum fakir miskin. Sebagian masyarakat Indonesia bahkan menganggap bahwa tanggal 10 Muharram (Asyura) adalah Hari Raya anak yatim atau Idul Yatama

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah SAW sangat menyayangi anak-anak yatim, dan beliau lebih menyayangi lagi pada hari Asyura (tanggal 10 Muharram). Pada tanggal tersebut, beliau menjamu dan bersedekah bukan hanya kepada anak yatim, tapi juga keluarganya. Dalam kitab Tanbihul Ghafilin disebutkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda:

مَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أَعْطَاهُ اللَّهُ تَعَالَى ثَوَابَ عَشْرَةِ آلافِ مَلَكٍ ، وَمَنْ صَامَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ مِنَ الْمُحَرَّمِ أُعْطِيَ ثَوَابَ عَشْرَةِ آلَافِ حَاجٍّ وَمُعْتَمِرٍ وَعَشْرَةِ آلافِ شَهِيدٍ ، وَمَنْ مَسَحَ يَدَهُ عَلَى رَأْسِ يَتِيمٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ رَفَعَ اللَّهُ تَعَالَى لَهُ بِكُلِّ شَعْرَةٍ دَرَجَةً

“Barangsiapa berpuasa para hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya“.

Cara menyantuni anak yatim tidak cukup hanya mengusap kepalanya tapi memberinya makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang layak, serta pendidikan yang memadai hingga mereka dewasa. Juga di banyak ayat menyantuni yatim tidak harus di bulan Muharram tapi di setiap saat, dan balasannya pun setingkat dengan surge nabi. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa kedudukan orang yang memuliakan, menyantuni, dan mengasihi anak yatim akan mendapatkan surga yang jaraknya bagaikan jari telunjuk dan jari tengah.

أَنَا وَكاَفِلُ الْيَتِيْمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا” وَقَالَ بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

Jamaah Jumat rohimakumulluh

Demikianlah khutbah ini. Mudah-mudahan khutbah ini dapat kita hikmati bersama dan semoga kita tercatat sebagai insan yang seantiasa dibimbing oleh Allah untuk veramal saleh dan diberikan spirit berbagi terhadap sesama

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا    باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News