At-Thabari menyebutkan dalam tafsirnya bahwa keistimewaan bulan Dzulqa’dah sebagai bulan yang suci lagi diagungkan kehormatannya. Di mana di dalamnya amalan-amalan yang baik akan dilipatgandakan pahalanya sedangkan amalan-amalan yang buruk akan dilipatgandakan dosanya.
3. Bulan Haji
Keutamaan Bulan Dzulqa'dah yakni bulan persiapan menuju puncak ibadah haji. Para jemaah haji mulai berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan rukun Islam dimulai dari awal bulan Dzulqa'dah.
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ
“ (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklum”
Dalam tafsir Ibnu Katsir dikemukakan bahwa asyhur ma’lumat merupakan bulan yang tidak sah ihram untuk menunaikan ibadah haji kecuali pada bulan-bulan ini. Dan disebutkan pula bahwa bulan-bulan tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.
Bulan-bulan haji ini dikhususkan oleh Allah dengan ibadah haji, dan Allah mengkhususkan bulan-bulan ini sebagai waktu pelaksanaannya. Sedangkan Dzulqa’dah berada di tengah-tengah bulan haji tersebut.
4. Larangan Berperang
Keistimewaan Bulan Dzulqa’dah juga diagungkan karena dalam bulan tersebut Allah melarang manusia untuk berperang. Hal ini senada dengan makna secara harfiyah dari “Dzulqa’dah” yaitu penguasa genjatan senjata.
5. Bertemunya Nabi Musa dengan Allah
Keistimewaan Bulan Dzulqa'dah berikutnya adalah pertemuan Nabi Musa alaihisalam dengan Allah SWT. Saat itu, masa 30 malam yang dijanjikan oleh Allah kepada Nabi Musa untuk bertemu dengan-Nya terjadi pada bulan Dzulqa’dah, sedangkan 10 malam sisanya terjadi pada bulan Dzulhijjah. Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al-A’raf ayat 142:
وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ
“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.”
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News