JAKARTA, iNews.id - Surah Al Waqiah Ayat 27-40 berisi tentang golongan kanan yang diberikan rezeki dan kenikmatan luar biasa di surga. Karena itu, penting bagi Muslim mengamalkan dan menghafal Surat Al Waqiah yang salah satu keistimewaannya sebagai pembuka rezeki.
Surat Al Waqiah artinya Hari Kiamat. Surat ini berjumlah 96 ayat termasuk surah Makkiyyah yang turun pada masa Rasulullah belum hijrah ke Madinah.
Mufasir M Quraish Shihab dalam Tafsir Al Mishbah menerangkan, tema utama Surat Al Waqiah tentang Hari kiamat serta penjelasan apa yang akan terjadi di bumi, serta kenikmatan yang akan diperoleh orang-orang bertakwa dan apa yang akan dialami para pendurhaka perintah Allah SWT kelak di hari kiamat.
Surat Al Waqiah ini lazim diamalkan karena banyak keutamaannya. Salah satunya dimudahkan rezeki. Para ulama menyatakan keutamaan membaca surat Al Waqiah pada tiap malam akan dimudahkan dan dicukupkan rezekinya oleh Allah SWT, serta dijauhkan dari kefakiran.
Al Biqa'i berpendapat bahwa ada tiga kelompok atau golongan yang diuraikan dalam Surat Al Waqi'ah. Pertama, orang-orang yang dekat dengan Ar Rahman tampil mendahului orang-orang taat yang lain. Kelompok ini disebut As Saabiqun.
Kelompok kedua orang-orang taat selain mereka As Saabiquun yakni Ashabul Yamin, dan kelompok ketiga, orang-orang yang secara terang-terangan melakukan kedurhakaan dan bersikap munafik baik dari kelompok manusia maupun jin. Mereka ini disebut ashabul masy'amah.
Surah Al Waqiah Ayat 27-40
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ (27)
Latin: Wa ash haabul yamiini maa ash haabul yamiin,
Artinya: Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu.
فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ (28)
Latin: fii sidrim mahdhuud wa thalhin mandhuud,
Artinya: (Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri,
وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ (29)
Latin: wa thalhin mandhudd
Artinya: pohon pisang yang (buahnya) bersusun-susun,
وَظِلٍّ مَمْدُودٍ (30)
Latin: wa dhillim mamduud,
Artinya: naungan yang terbentang luas,
وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ (31)
Latin: wamaa in maskuub
Artinya: air yang tercurah,
وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ (32)
Latin: wafaa kihatin katsiirah
Artinya: buah-buahan yang banyak
لَا مَقْطُوعَةٍ وَلا مَمْنُوعَةٍ (33)
Latin: laa maqthuu'atin walaa mamnuu'ah,
Artinya: yang tidak berhenti berbuah dan tidak terlarang memetiknya
وَفُرُشٍ مَرْفُوعَةٍ (34)
Latin: wa furuusyin marfuu'ah,
Artinya: dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً (35)
Latin: innaa ansya'naahunnaa insyaaa a
Artinya: Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari itu) secara langsung,
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (36)
Latin: faja'alnaahunna abkaaro,
Artinya: lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan
عُرُبًا أَتْرَابًا (37)
Latin: 'uruban atraaba
Artinya: yang penuh cinta (lagi) sebaya umurnya,
لأصْحَابِ الْيَمِينِ (38)
Latin: liashaabil yamiin
Artinya: (diperuntukkan) bagi golongan kanan
ثُلَّةٌ مِنَ الأوَّلِينَ (39)
Latin: tsullatun minal awwalin
Artinya: (yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu
وَثُلَّةٌ مِنَ الآخِرِينَ (40)
Latin: wa tsullatun minal aakhirin.
Artinya: dan segolongan besar (pula) dari orang-orang yang kemudian.
Tafsir Surat Al Waqiah Ayat 27
Dalam Tafsir Ibnu katsir disebutkan mengenai kenikmatan penduduk surga yakni ada pohon bidara yang setiap durinya berubah menjadi buah yang bermacam-macam.
Rasulullah SAW telah bersabda bahwa "Sesungguhnya Allah telah menggantikan tiap duri itu dengan buah seperti pelir kambing gunung yang gemuk, pada tiap buah terdapat tujuh puluh macam rasa yang satu sama lainnya tidak serupa (tidak sama rasanya)".
Dalam ayat lainnya disebutkan tentang buah pisang yang bersusun-susun dan naungan yang terbentang luas. Berkaitan dengan ayat 30 tersebut, Imam Bukhari dalam riwayatnya menyebutkan agar membaca ayat 30 itu berulang jika menyukainya.
، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -يبلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-قَالَ: "إِنَّ فِي الْجَنَّةِ شَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظِلِّهَا مِائَةَ عَامٍ لَا يَقْطَعُهَا، اقرؤوا إِنْ شِئْتُمْ: {وَظِلٍّ مَمْدُودٍ}
Abu Hurairah menyampaikannya dari Nabi Saw. yang telah bersabda: Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pohon, bila seorang pengendara berjalan di bawah naungannya selama seratus tahun, ia masih belum menempuhnya. Bacalah oleh kalian jika kalian suka akan firman-Nya, "Dan naungan yang terbentang luas.” (Al-Waqiah: 30).
(HR. Imam Bukhari)
Imam Muslim juga meriwayatkan hadis ini melalui Al-Araj dengan sanad yang sama.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنَّ فِي الْجَنَّةِ شَجَرَةً يَسِيرُ الرَّاكِبُ فِي ظلها مائة سنة، اقرؤوا إن شئتم: {وَظِلٍّ مَمْدُودٍ}
Dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pohon, seorang pengendara memerlukan waktu seratus tahun untuk menempuh naungannya. Bacalah oleh kalian jika kalian suka akan firman-Nya, "Dan naungan yang terbentang luas.” (Al-Waqiah: 30) Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui hadis Al-Araj dengan sanad yang sama. (HR. Imam Muslim)
Wallahu A'lam
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News