Hikmah

Kumpulan Hadits Palsu yang Populer di Kalangan Masyarakat

Kastolani Marzuki · Sabtu, 01 Oktober 2022 - 08:00 WIB
Kumpulan Hadits Palsu yang Populer di Kalangan Masyarakat
Hadits palsu yang populer di kalangan masyarakat untuk dijadikan landasan hukum agama. (Foto: ist)

JAKARTA, iNews.id - Hadits palsu yang populer di kalangan masyarakat perlu diketahui agar tidak dijadikan dalil atas suatu hukum agama. 

Hadits secara bahasa artinya baru, tidak lama, ucapan pembicaraan, cerita. Menurut para ulama, hadits merupakan sinonim dari sunnah yaitu setiap sesuatu yang diriwayatkan atau dinisbahkan kepada diri Rasulullah SAW baik berupa perkataan, perbuatan, dan penetapan, sifat atau perjalanan nabi baik sebelum atau sesudah diutus menjadi rasul.

Diriwayatkan dari Imam Malik bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:

« تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ 

Latin: Taraktu fiikum amraini lan tadhilluu maa tamassaktum bihimaa kitaaballahi wa sunnatara nabiyyihi

“Aku telah tinggalkan kepada kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh kepadanya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunah nabi-Nya.” (HR. Malik dalam al-Muwatha‘).

Hadits merupakan mubayyin bagi Al Quran yakni, sebagai penjelas dan menjelaskan serta merincikan hukum yang ada dalam Al Quran.

Hadits Palsu yang Populer di Kalangan Masyarakat

Dalam kajian ilmu hadits, ada beberapa klasifikasi hdits yakni, hadits sahih, hadits hasan, dan hadits mardud (hadits palsu dan dhaif). 

Dilansir dari jurnal IAIN Ponorogo, hadits palsu atau maudhu menurut Syekh Manna’ al-Qattan yakni hadits yang dibuat-buat, diada-adakan, berupa kedustaan yang disandarkan kepada Rasulullah SAW.

Hadith palsu itu dibuat semata-mata berpegang kepada pikiran sendiri atau mengambil perkataan dari penuturan para hukama’ dan kisah-kisah israilliyat, yang kemudian dikatakan bahwa hal itu berasal dari Rasulullah SAW.

Ciri-ciri hadits palsu yakni periwayatnya atau perawinya dikenal pendusta, perawinya mengakui sendiri membuat hadits tersebut yang disandarkan kepaa Nabi. Selain itu, kerancuan redaksi atau matannya dan tidak terdapat dalam kumpulan kitab hadist.


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News