skin ads
skin ads

Hukum Shalat Idul Adha, Sunnah atau Wajib? Simak Bacaan Niat dan Tata Caranya

Kastolani Marzuki · Sabtu, 09 Juli 2022 - 23:00 WIB
Hukum Shalat Idul Adha, Sunnah atau Wajib? Simak Bacaan Niat dan Tata Caranya
Masyarakat antusias ikuti Salat Idul Adha di gumuk pasir. (Foto : MPI/erfan Erlin)

JAKARTA, iNews.id - Shalat Idul Adha merupakan ibadah sunnah yang dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah. Bagaimana hukum Shalat Idul Adha

Shalat Idul Adha ini disunnahkan bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan, merdeka maupun hamba sahaya, dewasa maupun anak-anak, di kediaman maupun sedang bepergian (musafir), berjamaah maupun secara sendiri. Sholat Idul Adha dilaksanakan di waktu dhuha dan tidak dilakukan bila telah lewat Dzhuhur. 

Hukum Shalat Idul Adha

Para ulama sepakat bahwa hukum shalat Idul Adha maupun Idul Fitri adalah adalah sunnah muakkadah yang menjadi salah satu syi'ar keagamaan (syi'ar min sya'air al-Islam). Shalat Idul Adha dilaksanakan dua rakaat dengan takbir 7 kali di rakaat pertama dan takbir 5 kali pada rakaat kedua.

Mengutip buku Amalan Ibadah Bulan Dzulhijjah karya Hanif Luthfi, beberapa ulama seperti Qatadah, Ikrimah dan Atha menyatakan bahwaa perintah shalat dalam Surat Al Kautsar ayat 2 yakni shalat idul Adha.

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Latin: Fa salli li rabbika wanhar

Artinya: Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).

Ibnu Abbas pun berpendapat sama. Diriwayatkan bahwa, awalnya Rasulullah SAW menyembelih hewan kurban terlebih dulu. Setelah itu, baru melaksanakan shalat Ied. Kemudian turun ayat tersebut.

Setelah itu, Nabi SAW diperintahkan untuk melaksanakan shalat terlebih dulu baru kemudian menyembelih hewan kurban. Sholat yang dimaksud dalam ayat tersebut, menurut para ulama, adalah sholat Ied (Idul Adha).

Disyariatkannya shalat Ied ini antara lain berdasarkan hadits berikut:

"Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata bahwa orang-orang Jahiliyah punya dua hari dalam satu tahun dan merayakannya dengaan main-main. Ketika Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, Nabi SAW bersabda: Dahulu kalian punya dua hari untuk merayakannya, lalu Allah menggantinya bagi kalian yang lebih baik, yaitu Hari Fithri dan hari Adha". (HR An Nasai). 

Direktur Rumah Fiqih Indonesia, Ustaz Ahmad Sarwat MA menjelaskan, sholat Idul Adha dianjurkan untuk dilaksanakan lebih siang dibandingkan shalat Idul Fitri. Dasarnya adalah hadits Nabi SAW :

أنَّ رَسُول اللَّهِ كَتَبَ إِلَى بَعْضِ الصَّحَابَةِ : أَنْ يُقَدِّمَ صَلاَةَ الأْضْحَى وَيُؤَخِّرَ صَلاَةَ الْفِطْرِ

Artinya: Bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepada beberapa shahabatnya untuk memajukan waktu shalat Adha dan mengakhirkan waktu shalat fithr. (HR. Asy-Syafi'i).

Sebelum shalat Idul Adha, sunnah untuk tidak makan terlebih dulu. Hal ini berbeda dengan sholat Idul Fitri yang dianjurkan untuk makan sejak shubuh hingga selesai shalat. Baru setelah itu disunnahkan makan, yaitu makan daging sembelihan.


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News