Sidaratul Muntaha menjadi akhir perjalanan untuk menerima perintah Allah SWT berupa sholat lima waktu sehari semalam.
Peristiwa Isa Miraj itu diabadikan dalam Alquran surat Al Isra.
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al Isra:1).
Para ulama hadits menyatakan bahwa Rasulullah SAW menjalani Isra-nya dalam keadaan terjaga, buka dalam keadaan tidur (mimpi), yaitu dari Mekah ke Baitul Maqdis dengan mengendarai Buraq. Disebutkan bahwa setelah Nabi SAW di depan pintu Masjidil Aqsa. Nabi SAW lalu menambatkan hewan kendaraannya di dekat pintu masjid, lalu memasukinya dan mengerjakan shalat menghadap ke arah kiblat sebanyak dua rakaat, yaitu salat tahiyyatul masjid (penghormatan pada masjid).
Kemudian didatangkan Miraj, sebuah alat seperti tangga bentuknya, memiliki undagan-undagan untuk naik ke atas. Lalu Nabi Saw. menaikinya menuju ke langit yang terdekat, kemudian ke langit-langit selanjutnya sampai ke langit yang ketujuh.
Di setiap lapisan langit Nabi SAW disambut oleh penghuni langit yang selanjutnya. Nabi SAW mengucapkan salam kepada nabi-nabi yang ada di setiap langit sesuai dengan kedudukan dan tingkatan mereka. Sehingga bersualah Nabi SAW dengan Musa As yang pernah diajak bicara langsung oleh Allah di langit yang keenam, dan beliau bersua dengan Nabi Ibrahim di langit yang ketujuh.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News