skin ads
skin ads
Hikmah

10 Contoh Khutbah Jumat Bulan Muharram 1446 Hijriah Singkat Penuh Hikmah

Kastolani Marzuki · Kamis, 11 Juli 2024 - 17:44 WIB
10 Contoh Khutbah Jumat Bulan Muharram 1446 Hijriah Singkat Penuh Hikmah
Ilustrasi teks khutbah Jumat Bulan Muharram. (Foto: Reuters)

Jamaah yang dimuliakan Allah subhanahu wata'ala, perubahan mindset paling mendasar dalam spirit hijrah ialah memperbarui kesaksian (syahadat) dan komitmen berakhlak mulia. Kesaksian teologis, bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad ialah rasul-Nya, menghendaki hijrah sejati dengan pembuktian kesalehan autentik dalam bentuk sikap, perilaku, dan karakter positif.

Oleh karena itu, perubahan besar selalu dimulai dari diri sendiri, dengan peneguhan niat yang tulus dan benar. Ketika hendak hijrah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengedukasi para sahabatnya: “Amal itu sangat ditentukan oleh niatnya. Segala sesuatu itu ditentukan apa yang menjadi niat (komitmen hatinya). Siapa yang berhijrah karena Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya akan menuju Allah dan rasul-nya. Sebaliknya, siapa yang berhijrah karena ‘berambisi’ meraih keduniaan atau mengharapkan perempuan untuk dinikahinya, hijrahnya hanya mendapat apa yang diniatinya” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jadi, hijrah menuju ridha Allah harus diawali dari mindset mental spiritual yang suci dan mulia.

Hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menuju perubahan ke arah lebih baik ditunjukkan dengan memberikan teladan kebajikan paripurna sebagai the best role model (uswah hasanah).

Melalui hijrah, beliau menampilkan contoh mendidik dengan cinta yang tulus dengan mewakafkan jiwa dan raganya untuk umatnya. Beliau menanamkan pendidikan kepribadian dengan sentuhan hati: menyayangi, bukan melaknati. Beliau mendidik dengan penuh keikhlasan, ketekunan: tidak kenal lelah dan tidak pernah menyerah. Terus memberikan motivasi dan inspirasi.

Beliau juga mendidik para sahabatnya dengan penuh kesabaran: tidak mudah emosi, tidak menyakiti, tetapi menjadikan peserta didik sebagai mitra sejati.

Hijrah menuju menuju perubahan ke arah yang lebih baik idealnya bermuara pada terwujudnya sikap batin yang memotivasi dan melahirkan karakter yang positif, baik, dan mulia secara spontan. Oleh karena itu, spirit hijrah menuju perubahan perlu diorientasikan kepada, pertama, proses humanisasi warga bangsa menjadi berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur.

Kedua, menanamkan rasa malu dan etos berbuat dan berlomba-lomba dalam kebajikan (fastabiqul khairat) sesuai dengan hati nurani.

Ketiga, menghargai kehidupan dengan berbuat yang terbaik dan bermanfaat bagi orang lain demi kemajuan, kebaikan, dan kebahagiaan bangsa. Jadi, hijrah itu harus diniati dan diisi multikesalehan agar jalan menuju kesuksesan terbuka lebar dan penuh harapan.

Teladan hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menuju perubahan harus diaktualisasikan sebagai energi positif dan inspirasi penggerak perubahan sosial ke arah lebih baik dan positif. Kiblat pembangunan bangsa ini perlu ‘diluruskan’ agar tidak melenceng dari ridha Allah.

Spirit hijrah menuju perubahan ke arah lebih baik mengajarkan kita semua untuk selalu berbuat dan berkontribusi terbaik untuk kemajuan umat dan bangsa. Akhirnya, kita berdoa semoga di tahun baru ini kita lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. 

5. Khutbah Jumat Bulan Muharram Singkat 

Khutbah I

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Alhamdulillah, kita umat Islam sudah memasuki tahun baru Hijriah, yaitu bulan Muharram 1446 H. Perlu kita syukuri karena bulan Muharram termasuk bulan yang mulia. Menurut Ibnu al-Jauzi dalam kitab at-Tabshîrah juz 2 halaman 6, bulan Muharram adalah bulan yang mulia derajatnya.

Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah ﷻ mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini. Selain itu, bulan ini juga termasuk salah satu dari bulan-bulan yang mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab. Sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah:36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS at-Taubah: 36)

Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Fakhrir Razi juz 16 halaman 53 menjelaskan bahwa setiap perbuatan maksiat di bulan haram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya. Beliau menyatakan:

وَمَعْنَى الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً ، وَالطَّاعَةُ فِيْهَا أَكْثَرُ ثَوَاباً

Artinya: “Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak."

Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News