Bagaimana kita bisa istiqomah pada jalan yang lurus?
Syafiq Al-Balji rahimahullah berkata bahwa ada empat cara untuk istiqamah :
Pertama: Tidak meninggalkan perintah Allah karena sedang mengalami musibah.
Kedua: Tidak meninggalkan perintah Allah karena kesibukan dunia.
Ketiga: Tidak mengikuti komentar orang lain dan mengedepankan hawa nafsu sendiri.
Keempat: Beramal sesuai Al-Quran dan Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.(Hilyah Al-Auliya’, 8:17, dinukil dari At-Tadzhib Al-Maudhu’i li Hilyah Al-Auliya’, hlm. 50).
Tetap istiqamah walaupun mendapatkan musibah.
Allah Ta’ala berfirman:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu:
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).
Tentang ayat di atas, Qatadah rahimhuallah berkata:
لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ
“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”
Ingatlah hikmah di balik musibah sungguh luar biasa
Pertama: Musibah itu sebagai ujian, siapakah yang mampu bersabar.
Kedua: Untuk membersihkan hati manusia dan supaya lepas dari sifat-sifat buruk karena ketika musibah datang, maka kesombongan, ujub, hasad berubah menjadi ketundukan kepada Allah.
Ketiga: Iman seorang mukmin menjadi kuat.
Keempat: Musibah menunjukkan kuatnya Allah dan lemahnya manusia.
Kelima: Dengan adanya musibah, kita jadi semangat berdoa dengan ikhlas.
Keenam: Musibah itu untuk membangunkan seseorang yang sedang lalai.
Ketujuh: Nikmat itu baru dirasakan kalau kita mengetahui lawannya. Kita baru rasakan nikmat sehat ketika kita mendapatkan sakit.
Tidak meninggalkan perintah Allah walaupun sibuk dengan urusan dunia.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News