skin ads
skin ads
Hikmah

Hikmah Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dalam Alquran

Kastolani Marzuki · Sabtu, 06 Februari 2021 - 07:30 WIB
Hikmah Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dalam Alquran
Ilustrasi kisah Nabi Khidir as. (Foto: istimewa)

Kemudian keduanya berjalan di tepi pantai, dan keduanya menjumpai perahu. Maka keduanya meminta kepada para pemilik perahu itu agar mereka berdua diperbolehkan menaiki perahu itu.

Para pemilik perahu telah mengenal Khidir, maka mereka mengangkut keduanya tanpa bayar Ketika keduanya telah berada di dalam perahu, Musa merasa terkejut karena tiba-tiba Khidir memecahkan sebuah papan perahu itu dengan kapak.

وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِفَتٰىهُ لَآ اَبْرَحُ حَتّٰٓى اَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ اَوْ اَمْضِيَ حُقُبًا

Maka Musa berkata kepadanya, "Mereka telah mengangkut kita tanpa bayar, lalu kamu dengan sengaja merusak perahu mereka dengan melubanginya agar para penumpang perahu ini tenggelam. Sesungguhnya engkau telah melakukan perbuatan yang diingkari."

Dia (Khidir) berkata, "Bukankah aku telah berkata, Sesungguh­nya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku.”

Musa berkata, "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.” (Al-Kahfi: 72-73)

Rasulullah Saw melanjutkan sabdanya, bahwa pada yang pertama kali ini Musa lupa. Kemudian ada seekor burung pipit hinggap di sisi perahu itu, lalu minum air laut itu dengan paruhnya sekali atau dua kali patukan.

Maka Khidir berkata kepada Musa, "Tiadalah ilmuku dan ilmumu diban­dingkan dengan ilmu Allah, melainkan seperti kurangnya air laut ini oleh apa yang diminum oleh burung pipit ini." Keduanya turun dari perahu itu.

Ketika keduanya sedang berjalan di pantai, tiba-tiba Khidir melihat seorang anak yang sedang bermain-main dengan sejumlah anak-anak lainnya. Khidir dengan serta merta memegang kepala anak itu dan mencabut kepalanya dengan tangannya, hingga anak itu mati.

Musa berkata kepadanya: Mengapa kamu bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia mem­bunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan, sesua­tu yang mungkar."

Khidir berkata, "Bukankah sudah kukata­kan kepadamu bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?" (Al-Kahfi: 74-75) Teguran kali ini lebih keras dari teguran yang pertama, karena pada fir­man selanjutnya disebutkan:


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News