Musa berkata, "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku."
Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya menjumpai dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh. (Al-Kahfi: 76-77) Maksudnya, dinding rumah itu miring.
Maka Khidir mengisyaratkan dengan tangannya: maka Khidir menegakkan dinding rumah itu. (Al-Kahfi: 77)
Musa berkata, "Mereka adalah suatu kaum yang kita kunjungi, tetapi mereka tidak mau memberi kami makan dan tidak mau pula menjadikan kami sebagai tamu mereka."
Khidir berkata, "Inilah perpisahan antara aku dan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu maksud perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya."
Ibnu Katsir dalam kitabnya tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Nabi Khidir melubangi perahu kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, karena di hadapan mereka ada seorang raja (dzalim) yang merampas setiap bahtera.
Ilmu hikmah ini yang tidak dimiliki Nabi Musa yang hanya mengandalkan ilmu logika.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News