skin ads
skin ads

Kisah Pangeran Singasari, Tertangkap VOC gegara Taktik Nasi Liwet Kiai Muhammad Bin Umar

Solichan Arif ยท Sabtu, 11 November 2023 - 12:33 WIB
Kisah Pangeran Singasari, Tertangkap VOC gegara Taktik Nasi Liwet Kiai Muhammad Bin Umar
Pangeran Singsari tertangkap berkat taktik nasi liwet Kiai Muhammad Bin Umar. (Foto: ilustrasi/@kekunoan).

“Kiai Muhammad bin Umar ikut dalam pasukan gabungan Jawa dan VOC menuju Malang”.

Dalam perjalanan menuju kawasan pegunungan Selatan Malang, pasukan gabungan Jawa dan VOC berhenti di wilayah Srengat, yakni sekarang wilayah Kabupaten Blitar.

Di tepi Sungai Brantas yang berdekatan dengan perbatasan wilayah Pangeran Singasari, perkemahan untuk beristirahat didirikan. Kiai Muhammad bin Umar memerintahkan sejumlah prajurit untuk ngliwet atau menanak nasi.

Sedangkan Kiai Muhammad bin Umar sendiri undur diri untuk menunaikan ibadah salat. Situasi itu membuat beberapa prajurit menggerutu dan berceloteh.

Mereka melihat sasaran sudah dekat, namun kenapa harus berhenti hanya untuk menanak nasi. “Perang dengan kiai adanya ya, hanya menanak nasi, hanya memikirkan perut, padahal sudah dekat dengan tujuan”.

Dalam catatan Antara Lawu dan Wilis, disebutkan, celotehan itu didengar Kiai Muhammad bin Umar. Sontak ia meminta Raden Ronggo I untuk memerintahkan 40 orang yang terdiri dari prajurit dan santri turun ke medan perang.

Keputusan tiba-tiba Kiai Muhammad bin Umar kembali menimbulkan reaksi celotehan. Beberapa prajurit yang tidak setuju kembali menggerutu. Mereka mengungkapkan betapa repotnya berperang bersama kiai.

Baru saja meminta menanak nasi dan nasi belum matang sudah diperintahkan turun ke medan perang. Mendengar itu Kiai Muhammad bin Umar menegaskan posisinya, yakni sebagai pihak yang diminta bantuan Sultan. Dia juga menegaskan prajurit harus mematuhi perintahnya tanpa harus menggerutu.

Dipimpin Kiai Muhammad bin Umar dan Raden Ronggo Prawirodirdjo I, sebanyak 40 orang prajurit berhasil menembus tiga lapis pertahanan Pangeran Singasari yang sebelumnya terkenal sulit ditembus.

Konon, penembusan pertahanan itu tanpa melalui peperangan yang berdarah-darah, tapi lebih karena pengaruh wibawa Kiai Muhammad bin Umar yang besar.

Dalam pandangan Pangeran Singasari, prajuritnya yang ditugasi berjaga di tiga lapis pertahanan terlihat sebagai anak-anak kecil yang membawa belahan bambu dan panah kecil.

Editor : Ihya Ulumuddin

Follow Berita iNews di Google News