Lanjutan Khutbah Pertama
Ma'asyiral Muslimin Hadaniyallahu Wa iyyakum
Banyak peristiwa-peristiwa besar saat kelahiran Rasulullah Saw. Di antaranya yang terjadi di Persia (Iran). Api yang menjadi simbol sesembahan pemeluk agama Majusi pada malam kelahiran Nabi Muhammad Saw padam seketika.
Tidak dapat menyala meskipun kaum Majusi berusaha untuk menyalakannya kembali, padahal 1000 tahun sudah api sesembahan mereka tidak pernah mati. Dan sebuah danau yang tidak pernah surut airnya tiba-tiba kering atau kejadian di kerajaan Qishra yang tiba-tiba tergoncang dahsyat hingga porak poranda.
Semua fenomena yang menimpa kerajaan Persia di malam itu menunjukan keagungan baginda Nabi Muhammad Saw. Tanpa harus mendatangi negeri itu beliau mampu memperingatkan penghuninya agar menyudahi kemusyrikan mereka.
Al-Syaikh Yusuf Khatar mengatakan "Sesungguhnya Rasulullah Saw mengagungkan hari kelahirannya. Beliau bersyukur kepada Allah Swt pada hari itu atas kenikmatan besar yang menimpanya.
Sebab dengan wujudnya beliau di bumi seluruh makhluk yang wujud berbahagia. Rasulullah Saw melakukan bentuk penghormatan ini dengan cara berpuasa. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abi Qatadah disebutkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ فَقَالَ فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ
Artinya: Dari Abu Qatadah Al Anshari radliallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, maka beliau pun menjawab: "Di hari itulah saya dilahirkan, dan pada hari itu pula, wahyu diturunkan atasku." (HR. Muslim) [No. 1162 Syarh Shahih Muslim] Shahih.
Yang demikian itu termasuk dalam substansi merayakan maulid Rasulullah Saw. Meskipun dalam bentuk yang berbeda, namun secara substansi sama. Baik dengan cara berpuasa, memberi makanan, berkumpul berdzikir, membaca shalawat kepada baginda Nabi Saw, atau mendengarkan perangai-perangai beliau yang mulia.
Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah
Al-Syaikh Ibnu al-Haj mengatakan : "Sudah selayaknya ketika memasuki bulan Rabiul Awal ini, agar kita mengagungkan dan memuliakannya. Yaitu dengan cara mengikuti jejak langkah Rasulullah Saw, di mana beliau mengkhususkan beberapa waktu utama dengan menambahkan beberapa amal kebajikan dan memperbanyak kebaikan di dalamnya.
Karena itu, sudah sewajarnya Muslim mengungkapkan kegembiraan atas rahmat Allah SWT atas kelahiran Sang Nabi mulia. Pengungkapan rasa gembira itu memang dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan anugerah dari Tuhan. Sebagaimana firman Allah SWT.
قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا
Artinya: “Katakanlah: ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah (dengan itu) mereka bergembira’ “. (QS.Yunus: 58)
Allah Ta’ala memerintahkan kita bergembira atas rahmat_Nya dan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam jelas merupakan rahmat Allah terbesar bagi kita dan semesta alam.
Allah berfirman : وَمَا أرْسَلـْنَاكَ إلَّا رَحْمَةً لِلعَالَمِـيْنَ
“Dan Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”. (QS.Al-Anbiya:107)
Ibnu Katsir menjelaskan , melalui ayat tersebut Allah SWT memberitahukan bahwa Dia (Allah) menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat buat semesta alam.
Dengan kata lain, Dia mengutusnya sebagai rahmat buat manusia sekalian alam. Maka barang siapa yang menerima rahmat ini dan mensyukurinya, berbahagialah ia di dunia dan akhiratnya. Dan barang siapa yang menolak serta mengingkarinya, maka merugilah ia di dunia dan akhiratnya.
Mengagungkan bulan Rabiul Awal ini hanya dapat dihasilkan dengan bertambahnya amal-amal kebaikan, bersedekah dan segala bentuk ibadah di dalamnya.
Barang siapa tidak mampu melakukan hal tersebut, maka paling tidak dengan cara menjauhi keharaman dan kemakruhan untuk memuliakan bulan ini.
Meskipun juga dituntut di selain bulan maulid ini, hanya saja perlu untuk lebih ditekankan lagi pada bulan Maulid ini sebagaimana anjuran pada bulan Ramadlan dan bulan-bulan mulia lainnya.
Mari memuliakan bulan Rabiul Awal ini dengan sebaik-baiknya memuliakan. Mengagungkannya dengan memperbanyak shalawat, shalat, sedekah, puasa, dan segala bentuk amal kebajikan lainnya. Mari berusaha sekuat tenaga meninggalkan kemaksiatan dan perbuatan tak berguna demi kemuliaan bulan Maulid ini.
Semoga kita semua diakui sebagai umat Rasulullah Muhammad Saw dan mendapat syafaat beliau kelak di hari pembalasan.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News