Hikmah

Apa Itu Syiah? Berikut Pengertian, Sejarah dan Aliran-Alirannya

Kastolani Marzuki ยท Selasa, 22 Juni 2021 - 15:56 WIB
Apa Itu Syiah? Berikut Pengertian, Sejarah dan Aliran-Alirannya
Kaum Syiah di Iran memeringati tragedi Karbala yakni terbunuhnya Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra. (Foto: AFP)

Sejarah Munculnya Syiah

Sepanjang sejarah itu, konflik Syiah selalu ada dalam dimensi-dimensi waktu yang berbeda dengan segala pernik persoalan. Kapan Syiah itu muncul, juga mengalami pertentangan.

Ada yang menilai bahwa Syiah sebenarnya adalah kelompok sempalan Islam buatan orang Yahudi, Abdullah bin Saba’. Abdullah bin Saba’ sang Yahudi dituduh sengaja membentuk kelompok baru dalam Islam untuk memecah belah dan menghancurkan umat Islam.

Dilihat dari data sejarah, jika yang dimaksud dengan Syiah adalah kelompok yang mendasarkan paham keagamaan pada Ali bin Abu Tholib dan keturunannya (ahlul ba’it) maka cikal bakal kemunculan kelompok Syiah sudah ada sejak awal kepemimpinan Islam pasca kerasulan Muhammad.

Kemunculan kelompok Syiah dipicu oleh perbedaan pandangan dikalangan para sahabat nabi dengan ahlul bait (keluarga nabi) tentang siapa yang menggantikan kedudukan Nabi SAW setelah meninggalnya.

Setelah terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah, muncul fakta ada sebagian dari umat Islam yang berpendapat bahwa sebenarnya Ali bin Abi Thalib-lah yang berhak memegang tampuk pimpinan Islam pada waktu itu. 

Kepercayaan ini berpangkal pada pandangan tentang kedudukan Ali dalam hubungannya dengan Nabi, para sahabat dan kaum muslimin umumnya.

Sahabat Ali ra adalah orang terdekat nabi, sebagai menantu dari anaknya, Fatimah. Dalam perjuangan Islam, Ali juga tidak diragukan lagi pengorbanannya. Kuatnya keyakinan kelompok pendukung ali peristiwa Ghodir Khumm setelah menjalankan haji terakhir, nabi memerintahkan pada Ali sebagai penggantinya dihadapan umat muslim, dan menjadikan Ali sebagai pelindung mereka (Tabbathaba’i, 1989).

Akan tetapi yang terjadi tidak seperti yang diinginkan oleh kelompok Syiah. Menurut kalangan Syiah, ketika nabi wafat pada saat jasadnya terbaring belum dikuburkan, ada kelompok di luar ahlul bait berkumpul untuk memilih kholifah bagi kaum muslimin, dengan alasan menjaga kesejahteraan umat dan memecahkan problem sosial saat itu.

Mereka melakukan itu tanpa berunding dengan ahlul-bait yang sedang sibuk dengan acara pemakaman. Sehingga Ali dan sahabat-sahabatnya dihadapkan kepada suatu keadaan yang sudah tidak mungkin diubah lagi, ketika Abu Bakar didaulat menjadi khalifah pertama. (Thabathab’i, 1989: 39).


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News