Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat tersebut menggambarkan kemampuan Allah Yang Mahasempurna dan kekuasaan-Nya Yang Mahabesar, yaitu bahwa Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira akan datangnya awan sesudahnya. Angin itu bermacam-macam sifat dan karakteristiknya; di antaranya ada angin yang membuyarkan awan, ada yang membawanya, ada yang menggiringnya, ada angin yang bertiup sebelum kedatangan awan yang membawa kabar gembira, ada angin yang kencang yang menyapu bumi, ada pula angin yang membuahi awan agar menurunkan hujannya.
Dalam surat lain disebutkan mengenai angin kencang yang mampu menerbangkan debu dan benda-benda lainnya.
وَالذَّارِيَاتِ ذَرْوًا (1)
"Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya. (QS. Adz Dzariyat: 1)
Sabig At-Tamimi datang kepada Umar ibnul Khattab r.a., lalu bertanya, "Hai Amirul Mu’minin, ceritakanlah kepadaku tentang makna az-zariyati zarwa." Maka Umar ra menjawab, "Itu adalah angin yang bertiup kencang. Seandainya aku tidak mendengar Rasulullah Saw. mengatakannya, tentulah aku tidak akan mengatakannya."
Angin kencang yang didatangkan ada kalanya merupakan bantuan Allah SWT kepada Nabi SAW seperti saat terjadi perang khandaq. Saat itu, Nabi SAW dan para pejuang Muslim dikepung pasukan musuh.
Editor : Kastolani Marzuki
Follow Berita iNews di Google News