Kisah Nabi Yahya Dibunuh Raja Herodus

Kastolani Marzuki · Jumat, 22 Mei 2020 - 05:32 WIB
Kisah Nabi Yahya Dibunuh Raja Herodus
Ilustrasi kisah Nabi Yahya as. (Foto: AFP)

Yang mengejutkan adalah Yahya mati muda di tangan penguasa zalim yakni Raja Herodus yang berkuasa saat itu.

Nabi Yahya 'alaih asholatu wa as-salam dibunuh karena menolak cinta seorang wanita putri raja dan wanita tersebut menginginkan kematian Baginda Nabi Yahya setelah cintanya ditolak. Setelah sang raja membunuh Nabi Yahya dan menghadiahkan kepalanya kepada sang putri maka Allah menenggelamkan mereka dan keluarga mereka kedalam tanah dan rakyatpun bilang:

"Tuhannya Nabi Zakariya telah murka kepada raja kita, mari kita bunuh si Zakariya", merekapun (bani Isroil) berduyun-duyun mencari Nabi Zakariya 'alaih ash-sholatu wa as-salam namun tak ketemu, Iblispun turun tangan menunjukkan keberadaan Nabi Zakariya yang masuk pohon agar mereka dapat membunuhnya, mereka ingin membakar pohon itu namun Iblis menasehati mereka agar mereka membelahnya dengan gergaji, maka terbelahlah pohon dan jasad mulia Nabi Zakariya namun beliau tidak merasakan sakit.

Penjelasan tentang sebab dibunuhnya Nabi Yahya 'alaih as-salam / al-Bidayah wa an-Nihayah :

Sebagian mufassir menyatakan bahwa Yahya mati dibunuh atas perintah Kaisar Herodes. Kaisar yang lalim ini ingin menikahi anak tirinya sendiri. Yahya yang memegang teguh hukum Taurat menyatakan bahwa pernikahan tersebut terlarang. Kaisar Herodes haram menikahi anak tirinya sendiri. Kaisar murka lalu memerintahkan kepada prajuritnya untuk menangkap dan memenjarakan Yahya.

Mereka memaksa Yahya merobah fatwanya. Tetapi Yahya tetap teguh dengan pendiriannya. Akhirnya pernikahan itu tidak bisa dicegah. Isteri muda Kaisar tersebut menyatakan kepada Kaisar, jika dia benar-benar mencintainya, Kaisar harus bisa memenuhi permintaannya. Tentu saja Kaisa menyanggupinya dengan segala senang hati. Di luar dugaan, isteri muda Kaisar itu minta diberi hadiah kepala Yahya.

Segera para algojo diperintahkan untuk memenggal kepada Yahya dan mempersembahkannya kepada isterinya yang sadis dan kejam tersebut. Cerita tersebut  juga dikutip oleh Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar (XVI: 16).

Ada juga ulama yang menyatakan bahwa kematian Yahya sebagai syahid diisyaratkan dalam ungkapan hayyan pada ujung ayat 15 Surat Maryam yang sudah dikutip sebelumnya. Ungkapan itu mengisyarakan tentang kematianYahya  di dunia sebagai orang yang terbunuh dan syahid. Ini karena para syuhada tidak mati tetapi tetap hidup sebagaimana ditegaskan dalam Surat Ali Imran ayat 169. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمۡوَٰتَۢاۚ بَلۡ أَحۡيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمۡ يُرۡزَقُونَ

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.” (Q. S. Ali Imran 3: 169)

Pandangan ini dibantah oleh M. Quraish Shihab karena pada Surat Maryam ayat 33, Nabi Isa AS juga dinyatakan dibangkitkan hidup kembali. Juga dengan kata hayyan diujung ayat seperti pada kasus Yahya. Padahal tidak ada seorang Muslim pun yang percaya bahwa Nabi Isa mati terbunuh sebagaimana halnya Nabi Yahya. (Tafsir Al-Mishbah 8: 162)

Wallahu A’lam.

(Sumber: Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah-KTB, suaramuhammadiyah)


Editor : Kastolani Marzuki

Follow Berita iNews di Google News