Mengenal Masjid Bungkuk Singosari, Tonggak Penyebaran Islam Pertama di Malang Raya

Avirista Midaada · Sabtu, 09 April 2022 - 10:21 WIB
Mengenal Masjid Bungkuk Singosari, Tonggak Penyebaran Islam Pertama di Malang Raya
Penampakan Masjid Bungkuk, masjid yang dibangun abad 18 oleh pengikut Pangeran Diponegoro. (Foto: MPI/Avirista Midaada).

Menurutnya, saat Islam mulai dikenalkan oleh pengikut Pangeran Diponegoro, agama Hindu-lah yang mendominasi masyarakat yang dianutnya. Maklum, pengaruh Kerajaan Singasari yang runtuh di abad 13 masih sangat terasa. 

"Kerajaan Singasari itu di sini dibangun abad 12, punahnya abad 13, dan ini masuk abad 18. Jadi artinya sudah sekitar lima ratusan tahun kemudian," kata dia. 

Pelan-pelan tapi pasti agama baru itu disebut Moensif menyebar meluas ke beberapa daerah di sekitar Singosari kala itu. KH Moensif menyebut, faktor mudahnya tersebar dan diterima masyarakat karena agama Islam tidak mengenal kasta-kasta sebagaimana di agama Hindu. Hal ini yang memicu masyarakat utamanya golongan sudra atau rakyat bawah, tertarik belajar agama baru saat menerima informasi tersebut. 

"Di luar dugaan kyai Hamimuddin, karena rupanya setelah itu orang berbondong-bondong. Sebab musababnya agama Hindu mengenal empat kasta dari brahmana yang tertinggi sampai sudra yang terendah," kata tokoh ulama 87 tahun ini. 

Selama mendakwahkan agama Islam ini KH Hamimmuddin mengajarkan cara-cara beribadah salat, ngaji, bersujud. Dari cara ibadah melalui salat di rukuk dan sujud inilah muncul kata Bungkuk, yang berasal dari kata kerja serapan bahasa Jawa, yang berarti posisi tubuh agak ditekukkan ke depan. Maka ketika orang-orang yang masih beragama Hindu melihat cara peribadahan Islam yang mudah dan tidak membeda-bedakan kasta menjadikan ketertarikan. 

"Kiai Hamimuddin mengajar, di sana ngajar ngaji, ngajar salat, di sana wong bungkuk-bungkuk. Iya nggak tahu aktivitas apa, tahunya gini wong bungkuk-bungkuk (rukuk-rukuk, rukun salat), yang rupanya sampai sekarang dilestarikan wilayah ini namanya wilayah Bungkuk," ujarnya. 

Istilah bungkuk pun kian populer digunakan masyarakat dan terdengar dari mulut ke mulut. Agama Islam menyebar dengan cepat karena ketiadaan kasta layaknya di agama Hindu Masyarakat Singosari saat itu menyebutnya bungkuk, agar mudah mengistilahkan ajaran agama baru yang dibawa oleh KH Hamim. 


Editor : Ihya Ulumuddin

Follow Berita iNews di Google News